Rizal Ramli Sebut Pembangunan Harus Membuat Rakyat Lebih Makmur, Bukan Sebaliknya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pembangunan seharusnya berorientasi memakmurkan dan menyejahterakan rakyat, bukanmenjadikan rakyat semakin miskin. Begitu kata aktivis yang juga mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli .
"Pembangunan, di bidang real estate, pertambangan, dan lain-lain itu justru alat untuk membuat rakyat lebih makmur, bukan sebaliknya, menjadi proses untuk memiskinkan rakyat secara struktural," ujar Rizal Ramli dalam diskusi bertajuk 'Pembangunan untuk Apa dan Siapa?' yang disiarkan Kanal YouTube Bravos Radio Indonesia, dikutip Rabu (29/9/2021).
Rizal Ramli mencontohkan pembangunan pada tahun 1990-an, seperti pembangunan sebuah kawasan bisnis terintegrasi di Kuningan, Jakarta Selatan. Saat itu, rakyat setempat dipindahkan ke tempat lain dan diberi ganti yang menguntungkan dan membuat mereka senang.
"Itu kan padat sekali. Rakyat direlokasikan dengan luas tanah diganti dua kalinya di Bintaro Selatan. Terus dapat uang tunai pula, di samping dapat tanah dua kali lebih luas. Ya rakyat senang luar biasa," jelas Rizal Ramli.
Menurut Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini, rakyat direlokasikan dengan luas tanah diganti dua kalinya. "Dia bisa pindah ke lingkungan lebih hijau walaupun agak di luar kota yang airnya udaranya lebih bersih, dapet uang pula. Nah, ini kan contoh bagaimana pembangunan atau pengembangan real estate bisa bikin makmur rakyat," katanya.
Pemerintah selaku pemegang kendali regulasi, kata mantan anggota Tim Panel Ekonomi PBB ini, semestinya belajar dari pengalaman seperti itu. Termasuk para pemodal atau pengusaha yang ingin melakukan pembangunan. Bukan justru menggunakan logika terbalik, sehingga rakyat semakin termarginalkan.
"Pembangunan, di bidang real estate, pertambangan, dan lain-lain itu justru alat untuk membuat rakyat lebih makmur, bukan sebaliknya, menjadi proses untuk memiskinkan rakyat secara struktural," ujar Rizal Ramli dalam diskusi bertajuk 'Pembangunan untuk Apa dan Siapa?' yang disiarkan Kanal YouTube Bravos Radio Indonesia, dikutip Rabu (29/9/2021).
Rizal Ramli mencontohkan pembangunan pada tahun 1990-an, seperti pembangunan sebuah kawasan bisnis terintegrasi di Kuningan, Jakarta Selatan. Saat itu, rakyat setempat dipindahkan ke tempat lain dan diberi ganti yang menguntungkan dan membuat mereka senang.
"Itu kan padat sekali. Rakyat direlokasikan dengan luas tanah diganti dua kalinya di Bintaro Selatan. Terus dapat uang tunai pula, di samping dapat tanah dua kali lebih luas. Ya rakyat senang luar biasa," jelas Rizal Ramli.
Menurut Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini, rakyat direlokasikan dengan luas tanah diganti dua kalinya. "Dia bisa pindah ke lingkungan lebih hijau walaupun agak di luar kota yang airnya udaranya lebih bersih, dapet uang pula. Nah, ini kan contoh bagaimana pembangunan atau pengembangan real estate bisa bikin makmur rakyat," katanya.
Pemerintah selaku pemegang kendali regulasi, kata mantan anggota Tim Panel Ekonomi PBB ini, semestinya belajar dari pengalaman seperti itu. Termasuk para pemodal atau pengusaha yang ingin melakukan pembangunan. Bukan justru menggunakan logika terbalik, sehingga rakyat semakin termarginalkan.
(zik)