Pandemi Covid-19 Belum Selesai, Yuri: Kita Harus Bangkit, Tetap Produktif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah Penanganan virus Corona (Covid-19) , Achmad Yurianto menegaskan pandemi Covid-19 belum selesai. Dia pun mengajak masyarakat untuk bangkit dengan tetap melakukan produktivitas namun tetap aman dari Covid-19.
“Kita pahami bersama bahwa pandemi Covid-19 belum selesai. Oleh karena itu kita harus mulai menata kembali kehidupan kita. Tidak lagi kita berasumsi untuk menyerah pada kondisi. Namun kita harus bangkit bersama-sama bergotong-royong untuk kemudian bisa produktif kembali di tengah situasi pandemi Covid-19 ini. Karena ini lah yang paling bijak yang harus kita lakukan di tengah-tengah pandemi Covid-19 ini,” kata Yuri di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta (1/6/2020). (Baca juga: Update Corona 1 Juni 2020: 26.940 Orang Positif, 7.637 Sembuh, dan 1.641 Meninggal Dunia)
Mau tidak mau, kata Yuri masyarakat saat ini harus melakukan perubahan pada perilaku keseharian. Karena bahwa disadari sepenuhnya bahwa pandemi Covid-19 ini masih belum berakhir. Apalagi hingga saat ini, para ahli di seluruh dunia masih berusaha keras untuk bisa mendapatkan dan menemukan antivirusnya. “Oleh karena itu sepanjang proses ini masih belum bisa diselesaikan, maka kita tidak akan duduk diam, untuk kemudian tidak produktif di dalam kondisi pandemi ini,” ajak Yuri. (Baca juga: Update, 973 WNI di Luar Negeri Terkonfirmasi Covid-19)
Secara bertahap, kata Yuri masyarakat harus melakukan adaptasi ini. “Maksudnya adalah bagaimana upaya kita untuk untuk tidak tertular Covid-19. Kita pahami bersama bahwa Covid-19 ini penyakit yang disebabkan oleh virus dan menularkan dari yang membawa virus ini kepada orang lain yang rentan,” kata Yuri.
Selain itu, Yuri juga menjelaskan mekanisme penularan Covid-19 bisa secara langsung yaitu melalui percikan droplet dari orang yang sakit yang di dalam tubuhnya banyak mengandung virus. Kemudian jauh terhirup atau mengenai langsung kepada orang yang rentan, melalui saluran pernapasannya. “Sehingga kemudian virus ini akan tumbuh dan menyebabkan orang tersebut menjadi sakit,” jelasnya.
Bahkan, penularan bisa dengan cara tidak langsung yakni melalui benda yang ada di sekitar. Kemudian tercemar oleh orang dimana tidak sadar orang lain menyentuhnya dan kemudian terjadi pemindahan dari benda itu ke tangan. Kemudian orang itu mengusap hidung, mulut atau mengusap mata sehingga terjadi proses penularan.
“Oleh karena itu mekanisme inilah yang harus kita pahami hanya dengan kemudian kita merubah perilaku yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penularan inilah maka kita bisa mencegahnya,” ungkap Yuri.
“Kita pahami bersama bahwa pandemi Covid-19 belum selesai. Oleh karena itu kita harus mulai menata kembali kehidupan kita. Tidak lagi kita berasumsi untuk menyerah pada kondisi. Namun kita harus bangkit bersama-sama bergotong-royong untuk kemudian bisa produktif kembali di tengah situasi pandemi Covid-19 ini. Karena ini lah yang paling bijak yang harus kita lakukan di tengah-tengah pandemi Covid-19 ini,” kata Yuri di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta (1/6/2020). (Baca juga: Update Corona 1 Juni 2020: 26.940 Orang Positif, 7.637 Sembuh, dan 1.641 Meninggal Dunia)
Mau tidak mau, kata Yuri masyarakat saat ini harus melakukan perubahan pada perilaku keseharian. Karena bahwa disadari sepenuhnya bahwa pandemi Covid-19 ini masih belum berakhir. Apalagi hingga saat ini, para ahli di seluruh dunia masih berusaha keras untuk bisa mendapatkan dan menemukan antivirusnya. “Oleh karena itu sepanjang proses ini masih belum bisa diselesaikan, maka kita tidak akan duduk diam, untuk kemudian tidak produktif di dalam kondisi pandemi ini,” ajak Yuri. (Baca juga: Update, 973 WNI di Luar Negeri Terkonfirmasi Covid-19)
Secara bertahap, kata Yuri masyarakat harus melakukan adaptasi ini. “Maksudnya adalah bagaimana upaya kita untuk untuk tidak tertular Covid-19. Kita pahami bersama bahwa Covid-19 ini penyakit yang disebabkan oleh virus dan menularkan dari yang membawa virus ini kepada orang lain yang rentan,” kata Yuri.
Selain itu, Yuri juga menjelaskan mekanisme penularan Covid-19 bisa secara langsung yaitu melalui percikan droplet dari orang yang sakit yang di dalam tubuhnya banyak mengandung virus. Kemudian jauh terhirup atau mengenai langsung kepada orang yang rentan, melalui saluran pernapasannya. “Sehingga kemudian virus ini akan tumbuh dan menyebabkan orang tersebut menjadi sakit,” jelasnya.
Bahkan, penularan bisa dengan cara tidak langsung yakni melalui benda yang ada di sekitar. Kemudian tercemar oleh orang dimana tidak sadar orang lain menyentuhnya dan kemudian terjadi pemindahan dari benda itu ke tangan. Kemudian orang itu mengusap hidung, mulut atau mengusap mata sehingga terjadi proses penularan.
“Oleh karena itu mekanisme inilah yang harus kita pahami hanya dengan kemudian kita merubah perilaku yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penularan inilah maka kita bisa mencegahnya,” ungkap Yuri.
(cip)