Jelang COP Glasgow, Menteri LHK Berharap Kepentingan Indonesia Diakomodasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan ( LHK ), Siti Nurbaya menegaskan, secara umum terdapat ekspektasi Indonesia terhadap penyelenggaran Conference of the Parties (COP) ke 26 di Glasgow, Inggris pada 31 Oktober-12 November 2021.
Baca Juga: Menteri LHK
"Indonesia juga memiliki harapan mengenai substansi negosiasi. Di mana Indonesia menginginkan agar kepentingan nasionalnya diakomodasi," ujar Siti Nurbaya dalam pertemuan secara daring, membahas penyelenggaraan COP, Jumat 10 September 2021.
Dijelaskan Siti, pertemuan ini membahas tentang skenario, isu utama dan crucial tentang perubahan iklim dan harapan kepada negara anggota di dunia, serta sebaliknya juga mendengarkan kemajuan agenda dan aksi perubahan iklim di Indonesia.
"Dalam agenda lintas kementerian yang cukup solid dibawah kepemimpinan Presiden Jokowi, yang memberikan atensi besar mengenai agenda green dalam membangun Indonesia," kata Siti Nurbaya.
Pentingnya pertemuan ini terlihat dari delegasi Indonesia yang terdiri atas Menteri LHK Siti Nurbaya serta Menteri ESDM Arifin Tasrif dan 4 wakil Menteri: KLHK, Kemlu, Kementerian BUMN dan Kemenkeu dengan sangat produktif.
Ditambah dengan Sekretaris Eksekutif United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) Patricia Espinosa, yang juga didampingi para direktur dan adviser senior UNFCCC .
Siti Nurbaya mengungkapkan, Indonesia terus mendukung semangat menjaga kenaikan suhu bumi tidak lebih dari 1,5 derajat Celcius, serta implementasi menuju net-zero emisi/nol emisi dengan memperhatikan prinsip-prinsip tanggung jawab umum yang berbeda sesuai kemampuan masing-masing negara (CBDR-RC).
Menteri Siti juga menegaskan dan memberikan elaborasi berkenaan target NDC Indonesia yang cukup ambisius dibuktikan dengan kerja lapangan sebagai implementasi.
"Tentang penyebutan target penurunan emisi 29% hingga 41% yang harus dibaca secara berbeda, meskipun masih dalam notasi angka target yang sama. Rumusan itu mengandung arti political will yang ingin ditegaskan," ungkap Siti.
Sementara itu Menteri ESDM Arifin Tasrif menyatakan, untuk mendukung upaya penanggulangan Perubahan iklim melalui pengurangan emisi dari sektor energi, ia dan jajarannya telah menyusun peta jalan (road map) transisi energi menuju netral karbon di sektor energi.
Sekretaris Eksekutif UNFCCC Patricia Espinosa menyatakan, langkah Indonesia sangat impressif dan dirinya mengapresiasi. Ia menyatakan jika capaian-capaian yang telah Indonesia kerjakan dalam penanggulangan perubahan iklim patut menjadi contoh bagi negara-negara lain di dunia.
"Jika Pemerintah Indonesia sangat serius dalam isu penanggulangan perubahan iklim, karena pencapaian yang dilakukan Indonesia tidaklah mudah, diperlukan kerja sama teknis yang baik lintas sektor dan juga dukungan politik yang kuat pada setiap penerbitan kebijakan-kebijakan terkait penanggulangan perubahan iklim," tutup Patricia.
Baca Juga: Menteri LHK
"Indonesia juga memiliki harapan mengenai substansi negosiasi. Di mana Indonesia menginginkan agar kepentingan nasionalnya diakomodasi," ujar Siti Nurbaya dalam pertemuan secara daring, membahas penyelenggaraan COP, Jumat 10 September 2021.
Dijelaskan Siti, pertemuan ini membahas tentang skenario, isu utama dan crucial tentang perubahan iklim dan harapan kepada negara anggota di dunia, serta sebaliknya juga mendengarkan kemajuan agenda dan aksi perubahan iklim di Indonesia.
"Dalam agenda lintas kementerian yang cukup solid dibawah kepemimpinan Presiden Jokowi, yang memberikan atensi besar mengenai agenda green dalam membangun Indonesia," kata Siti Nurbaya.
Pentingnya pertemuan ini terlihat dari delegasi Indonesia yang terdiri atas Menteri LHK Siti Nurbaya serta Menteri ESDM Arifin Tasrif dan 4 wakil Menteri: KLHK, Kemlu, Kementerian BUMN dan Kemenkeu dengan sangat produktif.
Ditambah dengan Sekretaris Eksekutif United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) Patricia Espinosa, yang juga didampingi para direktur dan adviser senior UNFCCC .
Siti Nurbaya mengungkapkan, Indonesia terus mendukung semangat menjaga kenaikan suhu bumi tidak lebih dari 1,5 derajat Celcius, serta implementasi menuju net-zero emisi/nol emisi dengan memperhatikan prinsip-prinsip tanggung jawab umum yang berbeda sesuai kemampuan masing-masing negara (CBDR-RC).
Menteri Siti juga menegaskan dan memberikan elaborasi berkenaan target NDC Indonesia yang cukup ambisius dibuktikan dengan kerja lapangan sebagai implementasi.
"Tentang penyebutan target penurunan emisi 29% hingga 41% yang harus dibaca secara berbeda, meskipun masih dalam notasi angka target yang sama. Rumusan itu mengandung arti political will yang ingin ditegaskan," ungkap Siti.
Sementara itu Menteri ESDM Arifin Tasrif menyatakan, untuk mendukung upaya penanggulangan Perubahan iklim melalui pengurangan emisi dari sektor energi, ia dan jajarannya telah menyusun peta jalan (road map) transisi energi menuju netral karbon di sektor energi.
Sekretaris Eksekutif UNFCCC Patricia Espinosa menyatakan, langkah Indonesia sangat impressif dan dirinya mengapresiasi. Ia menyatakan jika capaian-capaian yang telah Indonesia kerjakan dalam penanggulangan perubahan iklim patut menjadi contoh bagi negara-negara lain di dunia.
"Jika Pemerintah Indonesia sangat serius dalam isu penanggulangan perubahan iklim, karena pencapaian yang dilakukan Indonesia tidaklah mudah, diperlukan kerja sama teknis yang baik lintas sektor dan juga dukungan politik yang kuat pada setiap penerbitan kebijakan-kebijakan terkait penanggulangan perubahan iklim," tutup Patricia.
(maf)