IDI Minta Pemerintah Perjelas Angka Kesembuhan Pasien Covid-19

Selasa, 21 April 2020 - 17:20 WIB
loading...
IDI Minta Pemerintah Perjelas Angka Kesembuhan Pasien Covid-19
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melihat ada harapan yang tinggi dengan meningkatnya angka kesembuhan pasien Covid-19. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melihat ada harapan yang tinggi dengan meningkatnya angka kesembuhan pasien Covid-19. Namun, pihaknya meminta agar pemerintah memperjelas angka kesembuhan itu dari kategori mana mereka berasal. Apakah OTG (orang tanpa gejala), ODP (orang dalam pemantauan) atau PDP (pasien dalam pengawasan) agar, strateginya tepat sasaran. (Baca juga: DPR: Ini Dua Penyebab Tren Kesembuhan Pasien Covid-19 Meningkat)

"Jadi berapa persen yang sembuh dari OTG, berapa persen yang sembuh dari ODP dan berapa persen yang sembuh dari PDP. Jadi ini penting termasuk dengan angka kematian," kata Wakil Ketua PB IDI Adib Khumaidi saat dihubungi SINDOnews, Selasa (21/4/2020).

Adib menjelaskan, dalam kasus PDP pun ada beberapa kategori, ada yang kondisi pneumonia berat, sedang, ringan, ARDS (air acute respiratory distress syndrome), atau karena on venti atau pasang ventilator. Menurutnya, Indonesia harus mengacu pada Malaysia dan Singapura yang memberikan data secara detail agar nanti bisa dipahami. "Karena, di satu sisi ini harapan kita semakin tinggi sembuh dari Covid. Tapi di sisi lain, juga tanpa mengurangi kita tetap waspada," ujarnya.

Karena, angka kesakitan dan angka kematiannya masih tinggi. Dia menilai, angka kematian 500 itu masih tinggi menurut IDI. Terlepas dari itu, yang perlu dilihat dari angka kesembuhan itu berapa persen dari PDP dan berapa persen dari OTG. Karena, jika angka yang sembuh dari PDP, maka itu lebih bagus dari pada yang PDP karena, kalau OTG akan lebih berbahaya karena tanpa gejala. "Jadi bisa didetailkan datanya sehingga masyarakat juga tahu bahwa angka kesembuhannya meningkat karena faktor satu, berapa persen OTG, PDP, ODP yang masuk," pinta Adib.

Kemudian, faktor lainnya yakni berapa lama pasien dirawat. Kalau istilah di RS itu berapa lama Length of Stay (LOS) di RS. Tapi yang perlu disampaikan ke masyarakat soal detail angka kesembuhan dan kematian. "Ini penting sehingga menentukan strategi penanganan pada pasien-pasien dengan Covid, termasuk pemilihan terapinya," katanya.

Terkait dengan progress pemerintah dalam penanganan Covid-19, IDI melihat ada kemajuan perlahan walaupun belum maksimal. Tetapi paling tidak sudah mulai ada peningkatan karena ada penyesuaian dari situasi yang ada. Di samping itu, Indonesia masih berhadapan dengan gelombang kedua yakni, outbreak atau puncak yang mungkin belum terjadi.

Karena, itu butuh kerja sama berbagai pihak khususnya pemerintah pusat, pemerintah daerah yang berkolaborasi dan bersinergi. "Jadi tetap kita harus meningkatkan penanganan karena, secara spesifik penanganan itu belum ada yang terbaik untuk Covid. Tapi progresnya, dibandingkan sebelumnya ya walaupun belum semua tapi sudah mulai ada titik terang sedikit lah, dan ini yang perlu kita optimalkan dan kita maksimalkan lagi agar penanganan lebih baik. Itu butuh peranan semuanya, pemerintah pusat, pemerintah daerah yang paling penting pemda termasuk tenaga medis sama rumah sakit, masih banyak yang kita harus lebih optimalkan di dalam penanganan ini, nanti butuh kolaborasi dan sinergi lanjutan," kata dokter spesialis ortopedi itu. kiswondari
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1668 seconds (0.1#10.140)