Saat Fahri Hamzah Kritik Sikap Oposisi 'Sang Mantan'
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mantan politikus senayan Fahri Hamzah menggunggah sebuah tulisan soal sikap oposisi para politisi di DPR. Menurut wakil ketua umum Partai Gelora itu, partai yang menegaskan oposisi ternyata sikapnya jauh melenceng dari oposisi.
Kendati tidak disebut Fahri dengan jelas tetapi diketahui secara formal yang menyatakan diri sebagai oposisi pemerintah adalah PKS dan Partai Demokrat. Sementara PAN akhirnya bergabungnya PAN ke koalisi pemerintahan.
Menurut Fahri, sikap oposisi yang hanya pencitraan jelas menjadikan rakyat sebagai korban. Berikut kutipan lengkap unggahan Fahri di akun instagram:
Zaman pak SBY partaiku masuk kabinet, aku tetap ribut karena mandatku dari rakyat untuk bicara. Pimpinanku maklum.
Tapi jaman pak Jokowi partaiku oposisi katanya, aku tambah ribut dong, wah pimpinanku gelisah. Inilah awal sengketaku ????
“Tolonglah omongan agak dijaga, pimpinan ini kan pernah jadi bagian pemerintah, pasti ada salahnya, kalau ada apa2 kan partai juga kena”, kata bos ku dulu.
Kataku, “Kenapa kalian yg bermasalah aku harus diam mengatakan kebenaran sebagai wakil rakyat?”
Jadi oposisi, punya imunitas, tanpa keberanian berbeda secara subtantif dan tanpa keberanian menggunakan hak-hak yang melekat, hanyalah omong kosong.
Oposisi pencitraan seperti ini gak ada gunanya. Karena ujungnya selalu kompromi. Kita rakyat ditinggal sendiri.
Trus kita yang belum dapat mandat rakyat ini dipersalahkan karena gak oposisi, lah caranya gimana?
Pertama caranya gimana, kedua akibatnya siapa yg tanggung sementara kalian yang digaji besar-besar dengan kekebalan kok adem ayem?
Mana suara kalian? Mana gebrakan yang menggetarkan?
Oposisi gaya doang, andalannya media sosial, lah apa guna suara rakyat yg ada pada kalian? Nanti bilang “kami minoritas, kalah voting”, yah minta mayoritas mau berapa pemilu lagi?
Maunya besar tanpa ide akhirnya minta suara lagi. Sudah gak berani, gak ngerti, gak kreatif juga!
Oposisi itu berat sayang, kamu gak sanggup, biar aku aja.
Kendati tidak disebut Fahri dengan jelas tetapi diketahui secara formal yang menyatakan diri sebagai oposisi pemerintah adalah PKS dan Partai Demokrat. Sementara PAN akhirnya bergabungnya PAN ke koalisi pemerintahan.
Menurut Fahri, sikap oposisi yang hanya pencitraan jelas menjadikan rakyat sebagai korban. Berikut kutipan lengkap unggahan Fahri di akun instagram:
Zaman pak SBY partaiku masuk kabinet, aku tetap ribut karena mandatku dari rakyat untuk bicara. Pimpinanku maklum.
Tapi jaman pak Jokowi partaiku oposisi katanya, aku tambah ribut dong, wah pimpinanku gelisah. Inilah awal sengketaku ????
“Tolonglah omongan agak dijaga, pimpinan ini kan pernah jadi bagian pemerintah, pasti ada salahnya, kalau ada apa2 kan partai juga kena”, kata bos ku dulu.
Kataku, “Kenapa kalian yg bermasalah aku harus diam mengatakan kebenaran sebagai wakil rakyat?”
Jadi oposisi, punya imunitas, tanpa keberanian berbeda secara subtantif dan tanpa keberanian menggunakan hak-hak yang melekat, hanyalah omong kosong.
Oposisi pencitraan seperti ini gak ada gunanya. Karena ujungnya selalu kompromi. Kita rakyat ditinggal sendiri.
Trus kita yang belum dapat mandat rakyat ini dipersalahkan karena gak oposisi, lah caranya gimana?
Pertama caranya gimana, kedua akibatnya siapa yg tanggung sementara kalian yang digaji besar-besar dengan kekebalan kok adem ayem?
Mana suara kalian? Mana gebrakan yang menggetarkan?
Oposisi gaya doang, andalannya media sosial, lah apa guna suara rakyat yg ada pada kalian? Nanti bilang “kami minoritas, kalah voting”, yah minta mayoritas mau berapa pemilu lagi?
Maunya besar tanpa ide akhirnya minta suara lagi. Sudah gak berani, gak ngerti, gak kreatif juga!
Oposisi itu berat sayang, kamu gak sanggup, biar aku aja.
(muh)