BKKBN Paparkan Pentingnya Merawat Lansia di Tengah Bonus Demografi
loading...
A
A
A
Ia juga mengajak agar menyiapkan diri memasuki lanjut usia, sebab menjadi lansia tidak ujug-ujug. Slogan Berencana Itu Keren menurut Sudibyo Alimoeso tidak hanya diperuntukkan bagi remaja yang mempersiapkan kehidupan rumah tangga, namun juga kelompok usia dewasa dalam hal menyiapkan diri mengahadapi usi lanjut. Menjadi lansia juga harus direncanakan agar dapat menikmati hidup. “Kita juga harus mencari pendamping/ caregiver untuk para lansia dalam keluarga,” terangnya.
"Anggota keluarga bahkan bisa menjadi caregiver terbaik, karena melakukannya dengan penuh kasih sayang", kata Mantan Deputi BKKBN ini. Activity daily Living dan Instrumental Daily Living juga dapat digunakan untuk mendeteksi dini bagaimana tingkat ketergantungan lansia, apakah mempunyai ketergantungan ringan sedang atau berat. "Prinsip lansia: Anda yang menanam Anda yang memetik. Jika dalam kehidupan awal tidak baik maka masa tuanya tidak sehat,” kata Sudibyo.
Beberapa hal yang perlu disiapkan untuk penuaan yang sehat yaitu Perubahan mindset tentang penuaan dan orang tua, penciptaan lingkungan yang ramah lansia, penyelarasan sistem kesehatan dengankebutuhan orang usia lanjut, serra pengembangan Sistem Perwatan Jangka Panjang (PJP).
Mereka yang berusia 36-59 akan menjadi Lansia pada 2045. Karenanya pengondisian guna menghadapi masa tua sangat penting untuk dipersiapkan. Selain itu melakukan 8 fungsi keluarga sama dengan melaksanakan 7 dimensi lansia tangguh. Keduanya mempunyau nilai-nilai yang selaras untuk mewujudkan lansia sehat dan mandiri.
Spesialis Syaraf dari RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Untung Gunarto, menjelaskan semua orang tidak hanya berpikir bagaimana untuk berumur panjang namun bagaimana untuk hidup dengan sehat. “Semakin tua otak akan mengecil/atrofi. Ini alami namun jika telah masuk kategori pikun maka harus diperhatikan. Menginjak usia 60 tahun jika sudah ada dua hal yang menunjukaan penurunan pada daya ingat dan penyesuaian sehari-hari maka harus mulai diperhatikan,” ujarnya.
Ditambahkannya adanya perbedaan antara ganggguan fokus ada yang gangguan memori. Gangguan fokus banyak dialami kelompok usia muda karena mengerjakan banyak hal di waktu bersamaan. Dokter Untung menyebutkan bahwa Penyebab Demensia di antaranya disebabkan karena peningkatan usia, genetik, trauma kepala karen benturan (seperti para petinju), kurangnya pendidikan, lingkungan (keracunan alumunium), penyakit tertentu seperti hipertensi sistolik, stroke, gangguan imunitas. "Dengan adanya Covid imunitas menurun dan demensia meningkat" kata Dokter Untung.
Perlu diperhatikan jika tanda-tanda demensia mulai terlihat seperti penururnan kinerja mental, fatique, mudah sekali lupa, serta gagal melaksanakan tugas. Kondisi psikologi para lanjut usia juga sangat penting untuk dijaga. Biarkan lansia melakukan hal yang disukainya asal dalam pemantauan. Jangan paksa lansia melakukan yang sejak awalnya tidak disukai. Seperti misalnya jika semasa muda tidak menyukai suasana keramaian maka pada usia senjanya juga akan menghindari hal tersebut. Meski sesekali para lansia juga perlu diarahkan untuk bersosialisasi.
Cara menghambat demensia sejak dini diantaranya dengan cara menikmati makanan yang bervariasi, berusaha tetap aktif, makanan disimpan dengan benar, banyak makan buah dan sayuran, diet lemak, minum air secukupnya, kurangi dan batasi gula dan garam, serta tidak merokok.
"Anggota keluarga bahkan bisa menjadi caregiver terbaik, karena melakukannya dengan penuh kasih sayang", kata Mantan Deputi BKKBN ini. Activity daily Living dan Instrumental Daily Living juga dapat digunakan untuk mendeteksi dini bagaimana tingkat ketergantungan lansia, apakah mempunyai ketergantungan ringan sedang atau berat. "Prinsip lansia: Anda yang menanam Anda yang memetik. Jika dalam kehidupan awal tidak baik maka masa tuanya tidak sehat,” kata Sudibyo.
Beberapa hal yang perlu disiapkan untuk penuaan yang sehat yaitu Perubahan mindset tentang penuaan dan orang tua, penciptaan lingkungan yang ramah lansia, penyelarasan sistem kesehatan dengankebutuhan orang usia lanjut, serra pengembangan Sistem Perwatan Jangka Panjang (PJP).
Mereka yang berusia 36-59 akan menjadi Lansia pada 2045. Karenanya pengondisian guna menghadapi masa tua sangat penting untuk dipersiapkan. Selain itu melakukan 8 fungsi keluarga sama dengan melaksanakan 7 dimensi lansia tangguh. Keduanya mempunyau nilai-nilai yang selaras untuk mewujudkan lansia sehat dan mandiri.
Spesialis Syaraf dari RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Untung Gunarto, menjelaskan semua orang tidak hanya berpikir bagaimana untuk berumur panjang namun bagaimana untuk hidup dengan sehat. “Semakin tua otak akan mengecil/atrofi. Ini alami namun jika telah masuk kategori pikun maka harus diperhatikan. Menginjak usia 60 tahun jika sudah ada dua hal yang menunjukaan penurunan pada daya ingat dan penyesuaian sehari-hari maka harus mulai diperhatikan,” ujarnya.
Ditambahkannya adanya perbedaan antara ganggguan fokus ada yang gangguan memori. Gangguan fokus banyak dialami kelompok usia muda karena mengerjakan banyak hal di waktu bersamaan. Dokter Untung menyebutkan bahwa Penyebab Demensia di antaranya disebabkan karena peningkatan usia, genetik, trauma kepala karen benturan (seperti para petinju), kurangnya pendidikan, lingkungan (keracunan alumunium), penyakit tertentu seperti hipertensi sistolik, stroke, gangguan imunitas. "Dengan adanya Covid imunitas menurun dan demensia meningkat" kata Dokter Untung.
Perlu diperhatikan jika tanda-tanda demensia mulai terlihat seperti penururnan kinerja mental, fatique, mudah sekali lupa, serta gagal melaksanakan tugas. Kondisi psikologi para lanjut usia juga sangat penting untuk dijaga. Biarkan lansia melakukan hal yang disukainya asal dalam pemantauan. Jangan paksa lansia melakukan yang sejak awalnya tidak disukai. Seperti misalnya jika semasa muda tidak menyukai suasana keramaian maka pada usia senjanya juga akan menghindari hal tersebut. Meski sesekali para lansia juga perlu diarahkan untuk bersosialisasi.
Cara menghambat demensia sejak dini diantaranya dengan cara menikmati makanan yang bervariasi, berusaha tetap aktif, makanan disimpan dengan benar, banyak makan buah dan sayuran, diet lemak, minum air secukupnya, kurangi dan batasi gula dan garam, serta tidak merokok.
(cip)