KPAI Nilai PTM di Daerah dengan Positivity Rate di Atas 5% Tidak Aman
loading...

Komisioner KPAI, Retno Listyarti menyebutkan dorongan dari Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim dan sejumlah kepala daerah untuk PTM di daerah dengan PPKM Level 1-3 harus dikaji lebih lanjut karena tidak aman. Foto/SINDOnews
A
A
A
JAKARTA - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) , Retno Listyarti menyebutkan dorongan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim dan sejumlah kepala daerah untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di daerah dengan PPKM Level 1-3 harus dikaji lebih lanjut karena tidak aman.
"Sebelumnya Mendikbud Ristek Nadiem Makarim meminta seluruh daerah yang berada pada level 1-3 untuk mulai menggelar PTM secara terbatas. Pernyataan tersebut juga disampaikan dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI beberapa waktu lalu," ujar Retno Listyarti dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (28/8/2021). Baca juga: KPAI Akan Evaluasi Pembelajaran Tatap Muka di 95 Sekolah dan 10 Provinsi
Hal ini dibarengi dengan sejumlah kepala daerah mulai mengeluarkan pernyataan akan memulai PTM terbatas pada awal September 2021 sesudah wilayahnya dinyatakan masuk PPKM Level 1 sampai dengan 3.
"Padahal positivity rate secara nasional pada saat itu 30%, ini angka yang sangat tinggi dan membahayakan keselamatan. Karena positivity rate yang aman membuka sekolah menurut WHO adalah di bawah 5%," ungkap Retno.
"Sebelumnya Mendikbud Ristek Nadiem Makarim meminta seluruh daerah yang berada pada level 1-3 untuk mulai menggelar PTM secara terbatas. Pernyataan tersebut juga disampaikan dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI beberapa waktu lalu," ujar Retno Listyarti dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (28/8/2021). Baca juga: KPAI Akan Evaluasi Pembelajaran Tatap Muka di 95 Sekolah dan 10 Provinsi
Hal ini dibarengi dengan sejumlah kepala daerah mulai mengeluarkan pernyataan akan memulai PTM terbatas pada awal September 2021 sesudah wilayahnya dinyatakan masuk PPKM Level 1 sampai dengan 3.
"Padahal positivity rate secara nasional pada saat itu 30%, ini angka yang sangat tinggi dan membahayakan keselamatan. Karena positivity rate yang aman membuka sekolah menurut WHO adalah di bawah 5%," ungkap Retno.
(kri)
Lihat Juga :