76 Tahun NKRI Merdeka, PKS Soroti Kedaulatan Bangsa dan Otoritarianisme
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al-Jufri memberikan orasi kebangsaan saat peringatan HUT ke-76 Kemerdekaan RI di acara mimbar demokrasi dan kebangsaan seri ke-6 Fraksi PKS DPR RI, Jumat (27/8/2021).
Dalam orasinya Salim Segaf Al-Jufri menekankan beberapa hal yang masih harus diperbaiki pemerintah dalam menjalankan roda kehidupan berbangsa dan bernegara. "Tidak boleh merasa paling benar sendiri. Tidak boleh merasa paling Pancasila dan NKRI sendiri. Sikap demikian hanya memecah belah, membuat disharmoni, dan disintegrasi. Bangsa ini akan menjadi besar dan maju jika kita saling bekerja sama, berkolaborasi tanpa memandang SARA atau strata ekonomi," ujar Salim Segaf Al-Jufri.
Ia menyebutkan para pahlawan kemerdekaan 1945 dapat berhasil meraih kemerdekaan dari penjajah karena seluruh elemen bangsa mau duduk dan berjuang bersama mengenyampingkan berbagai perbedaan yang ada. "Bagaimana para pahlawan memberikan contoh bahwa kemerdekaan dapat tercapai dengan persatuan bukan konflik. Bung Karno pernah menyampaikan dalam pidatonya perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri," kata Salim Segaf Al-Jufri.
Yang dimaksud Salim Segaf Al-Jufri melawan bangsa sendiri adalah masih banyaknya berbagai hal yang membuat sesama anak bangsa saling terpecah. "Contohnya hilangnya kepekaan sosial, hilangnya moralitas di pejabat, elit politik, dan masyarakat. Begitu mudahnya membuat fitnah, hoax, ujaran kebencian antar sesama anak bangsa. Masih jauh dari berdaulat secara politik, tidak didikte negara manapun, politik oligarki oleh elit tertentu dan pencari rente. Berdaulat secara ekonomi, berdiri di atas kaki sendiri, menghadirkan kemandirian bagi semua sektor. Kedaulatan pangan, energi," ungkapnya.
Untuk itu PKS mendorong pemerintah agar selalu mengutamakan masyarakat dalam pembangunan Indonesia khususnya di masa pandemi Covid-19. "Mengutamakan perekonomian pada rakyat, sehingga dirasakan manfaatnya untuk seluruh rakyat, untuk memakmurkan rakyat. Mengurangi kemiskinan, mengurangi kesenjangan sosial dan wilayah. Bukan bergantung pada hutang luar negeri. Cita-cita kemerdekaan Indonesia adalah negeri yang adil dan makmur bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini cita-cita tertinggi. Kita belum sepenuhnya merdeka secara ekonomi," katanya.
Menurutnya, sistem demokrasi adalah manifestasi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata. "Demokrasi yang ada sekarang ini baru wajah prosedural. Pemerintah saat ini cenderung masuk gaya otorianisme baru. Terlihat dari indeks demokrasi Indonesia yang turun," ungkapnya.
Demokrasi kata dia bukanlah soal mencari suara terbanyak dalam pemilihan politik melainkan mewujudkan sila keempat Pancasila yakni kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. "Demokrasi kerakyatan berdiri atas rasionalitas dan kearifan dalam mencapai konsensus seperti yang dilakukan oleh para pendiri bangsa," tandasnya.
Sementara itu, Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini berharap dengan program mimbar demokrasi kebangsaan Fraksi PKS DPR RI yang dilengkapi dengan lomba baca teks Proklamasi mirip suara Bung Karno dapat memberikan semangat persatuan antara sesama anak bangsa.
"Rasa cinta, rasa bangga kepada Indonesia. Nilai-nilai semangat kebangsaan dan pengorbanan. Meneladani para pejuang kemerdekaan Indonesia. Membangkitkan dan memberikan pemahaman kepada generasi milenial memiliki komitmen dan nilai-nilai kebangsaan. Jangan sampai nilai kebangsaan terkikis globalisasi dan teknologi. Semoga kedepannya demokrasi kita semakin berkualitas," kata Jazuli Juwaini. [Carlos Roy Fajarta]
Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al-Jufri memberikan orasi kebangsaan dalam peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-76 dalam acara mimbar demokrasi dan kebangsaan seri ke-6 Fraksi PKS DPR RI, Jumat (27/8/2021) secara daring
Dalam orasinya Salim Segaf Al-Jufri menekankan beberapa hal yang masih harus diperbaiki pemerintah dalam menjalankan roda kehidupan berbangsa dan bernegara. "Tidak boleh merasa paling benar sendiri. Tidak boleh merasa paling Pancasila dan NKRI sendiri. Sikap demikian hanya memecah belah, membuat disharmoni, dan disintegrasi. Bangsa ini akan menjadi besar dan maju jika kita saling bekerja sama, berkolaborasi tanpa memandang SARA atau strata ekonomi," ujar Salim Segaf Al-Jufri.
Ia menyebutkan para pahlawan kemerdekaan 1945 dapat berhasil meraih kemerdekaan dari penjajah karena seluruh elemen bangsa mau duduk dan berjuang bersama mengenyampingkan berbagai perbedaan yang ada. "Bagaimana para pahlawan memberikan contoh bahwa kemerdekaan dapat tercapai dengan persatuan bukan konflik. Bung Karno pernah menyampaikan dalam pidatonya perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri," kata Salim Segaf Al-Jufri.
Yang dimaksud Salim Segaf Al-Jufri melawan bangsa sendiri adalah masih banyaknya berbagai hal yang membuat sesama anak bangsa saling terpecah. "Contohnya hilangnya kepekaan sosial, hilangnya moralitas di pejabat, elit politik, dan masyarakat. Begitu mudahnya membuat fitnah, hoax, ujaran kebencian antar sesama anak bangsa. Masih jauh dari berdaulat secara politik, tidak didikte negara manapun, politik oligarki oleh elit tertentu dan pencari rente. Berdaulat secara ekonomi, berdiri di atas kaki sendiri, menghadirkan kemandirian bagi semua sektor. Kedaulatan pangan, energi," ungkapnya.
Untuk itu PKS mendorong pemerintah agar selalu mengutamakan masyarakat dalam pembangunan Indonesia khususnya di masa pandemi Covid-19. "Mengutamakan perekonomian pada rakyat, sehingga dirasakan manfaatnya untuk seluruh rakyat, untuk memakmurkan rakyat. Mengurangi kemiskinan, mengurangi kesenjangan sosial dan wilayah. Bukan bergantung pada hutang luar negeri. Cita-cita kemerdekaan Indonesia adalah negeri yang adil dan makmur bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini cita-cita tertinggi. Kita belum sepenuhnya merdeka secara ekonomi," katanya.
Menurutnya, sistem demokrasi adalah manifestasi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata. "Demokrasi yang ada sekarang ini baru wajah prosedural. Pemerintah saat ini cenderung masuk gaya otorianisme baru. Terlihat dari indeks demokrasi Indonesia yang turun," ungkapnya.
Demokrasi kata dia bukanlah soal mencari suara terbanyak dalam pemilihan politik melainkan mewujudkan sila keempat Pancasila yakni kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. "Demokrasi kerakyatan berdiri atas rasionalitas dan kearifan dalam mencapai konsensus seperti yang dilakukan oleh para pendiri bangsa," tandasnya.
Sementara itu, Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini berharap dengan program mimbar demokrasi kebangsaan Fraksi PKS DPR RI yang dilengkapi dengan lomba baca teks Proklamasi mirip suara Bung Karno dapat memberikan semangat persatuan antara sesama anak bangsa.
"Rasa cinta, rasa bangga kepada Indonesia. Nilai-nilai semangat kebangsaan dan pengorbanan. Meneladani para pejuang kemerdekaan Indonesia. Membangkitkan dan memberikan pemahaman kepada generasi milenial memiliki komitmen dan nilai-nilai kebangsaan. Jangan sampai nilai kebangsaan terkikis globalisasi dan teknologi. Semoga kedepannya demokrasi kita semakin berkualitas," kata Jazuli Juwaini. [Carlos Roy Fajarta]
Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al-Jufri memberikan orasi kebangsaan dalam peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-76 dalam acara mimbar demokrasi dan kebangsaan seri ke-6 Fraksi PKS DPR RI, Jumat (27/8/2021) secara daring
(cip)