Menkes Analogikan Pandemi COVID-19 seperti Peristiwa Penyerangan Gedung WTC Amerika
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menganalogikan pandemi COVID-19 seperti peristiwa penyerangan menara World Trade Center (WTC) di New York City, Amerika. Akibat peristiwa tersebut industri penerbangan melakukan perbaikan dan adaptasi pada sistem keamanan industri penerbangan.
"Semua orang Amerika dan seluruh dunia paranoid mengenai transportasi udara. Padahal industri transportasi udara itu memberikan layanan ke miliaran orang. Kemudian apa yang terjadi dengan umat manusia? Mereka beradaptasi, menyusun protokol keamanan, sehingga industri transportasi udara tetap bisa berjalan melayani miliaran manusia untuk terbang," ujar Budi di Jakarta Selatan, Selasa (10/8/2021).
Budi menjelaskan peristiwa yang meruntuhkan menara kembar dalam waktu dua jam tersebut membuat industri penerbangan merombak total sistem keamanan yang kemudian dipakai seluruh dunia. Tidak membutuhkan waktu lama, dalam dua tahun industri penerbangan tersebut bangkit dan menerapkan sistem keamanan yang ketat.
"Saya lihat dalam 2 tahun sudah mapan. Sehingga walaupun ada sedikit perubahan dari gaya hidup kita terbang, tapi kita merasa yakin dengan protokol keamanan yang baru kita bisa nyaman terbang di udara," jelasnya.
Peristiwa tersebut dianggap sama persis seperti pandemi COVID-19 bedanya bukan sistem keamanan melainkan kesehatan. Di mana, peristiwa COVID-19 harus mengubah manusia seluruh dunia menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Hal yang sama terjadi juga sekarang. Cuma dulu yang dilihat protokol keamanan, sekarang yang kita cari adalah protokol kesehatan," paparnya.
Dia menyebut dalam sejarah manusia membuktikan bahwa virus dapat bertahan puluhan hingga ratusan tahun. Dengan kondisi tersebut manusia akan melakukan formulasi penerapan protokol kesehatan agar dapat hidup berdampingan dengan COVID-19.
"Artinya memang kita harus beradaptasi untuk hidup ke depannya. Nah caranya gimana, itu kita harus bikin protokol kesehatan supaya kita tetap bisa hidup beraktivitas normal, tapi sehat," pungkasnya.
"Semua orang Amerika dan seluruh dunia paranoid mengenai transportasi udara. Padahal industri transportasi udara itu memberikan layanan ke miliaran orang. Kemudian apa yang terjadi dengan umat manusia? Mereka beradaptasi, menyusun protokol keamanan, sehingga industri transportasi udara tetap bisa berjalan melayani miliaran manusia untuk terbang," ujar Budi di Jakarta Selatan, Selasa (10/8/2021).
Budi menjelaskan peristiwa yang meruntuhkan menara kembar dalam waktu dua jam tersebut membuat industri penerbangan merombak total sistem keamanan yang kemudian dipakai seluruh dunia. Tidak membutuhkan waktu lama, dalam dua tahun industri penerbangan tersebut bangkit dan menerapkan sistem keamanan yang ketat.
"Saya lihat dalam 2 tahun sudah mapan. Sehingga walaupun ada sedikit perubahan dari gaya hidup kita terbang, tapi kita merasa yakin dengan protokol keamanan yang baru kita bisa nyaman terbang di udara," jelasnya.
Peristiwa tersebut dianggap sama persis seperti pandemi COVID-19 bedanya bukan sistem keamanan melainkan kesehatan. Di mana, peristiwa COVID-19 harus mengubah manusia seluruh dunia menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Hal yang sama terjadi juga sekarang. Cuma dulu yang dilihat protokol keamanan, sekarang yang kita cari adalah protokol kesehatan," paparnya.
Dia menyebut dalam sejarah manusia membuktikan bahwa virus dapat bertahan puluhan hingga ratusan tahun. Dengan kondisi tersebut manusia akan melakukan formulasi penerapan protokol kesehatan agar dapat hidup berdampingan dengan COVID-19.
"Artinya memang kita harus beradaptasi untuk hidup ke depannya. Nah caranya gimana, itu kita harus bikin protokol kesehatan supaya kita tetap bisa hidup beraktivitas normal, tapi sehat," pungkasnya.
(kri)