Warganet, Ini Cara Bermedia Sosial Nicholas Saputra
loading...
A
A
A
Ia juga menggarisbawahi pentingnya digital privacy. Ini sangat penting dalam bermedia sosial, yaitu bagaimana kita menghormati orang lain di dalam bersosial media atau berkegiatan secara digital.
“Jadi saya rasa etika ini harus benar-benar kita perhatikan dan jangan sampai merugikan orang lain, yang kita cintai atau diri kita sendiri, kemudian digital savety. Nah ini berkaitan dengan orang-orang yang kita cintai ya, bagaimana kita bisa menjadi lebih kritis tentang apa yang akan kita gunakan di media sosial, memberi informasi yang kita sharing dalam bentuk apapun," ujarnya.
Ia juga menyinggung mengenai konten yang berhasil. Nicho mengatakan konten yang berhasil adalah konten yang bisa mengajak atau memberikan inspirasi untuk banyak orang.
Terkait konten, Nicho mengatakan baginya media sosial juga bukanlah sesuatu yang harus direncanakan.
"Semua foto atau video yang saya punya, nggak punya waktu kapan saya harus posting, itu nggak ada. Bagi saya media sosial adalah sesuatu hal yang tidak bisa direncanakan. Itu gak ada, jadi itu benar-benar sesuai dengan keinginan dan mood. Bisanya saya kalau posting itu ketika saya lagi punya banyak waktu, tapi kalo saya lagi ada kerjaan banyak berarti saya nggak mungkin donk posting-posting di media sosial," ujarnya.
Ia juga mengaku, dalam bermedia sosial di masa pandemi Covid-19 harus tetap memberikan manfaat dan nilai positif.
Namun, mengingat banyak masyarakat yang mengalami situasi duka dan banyak cerita sedih, menurutnya kadang-kadang kita tidak harus terjebak harus positif terus. “Kita juga bisa merenung supaya kita bisa menerima kenyataan atau paling tidak menyadari ada hal-hal menyedihkan di sekitar kita,” katanya.
Menurutnya sah-sah saja kita mengeluarkan keluh kesah. Jika ingin menyampaikan perasaan, sampaikan saja
"Kalo ada sesuatu yang pengen kita sampaikan ya sampaikan. Ya saya rasa itu nggak masalah. Jadi mau senang atau sedih pun bisa kita rayakan, karena kadang kesedihan pun perlu kita resapi," katanya. (CM)
“Jadi saya rasa etika ini harus benar-benar kita perhatikan dan jangan sampai merugikan orang lain, yang kita cintai atau diri kita sendiri, kemudian digital savety. Nah ini berkaitan dengan orang-orang yang kita cintai ya, bagaimana kita bisa menjadi lebih kritis tentang apa yang akan kita gunakan di media sosial, memberi informasi yang kita sharing dalam bentuk apapun," ujarnya.
Ia juga menyinggung mengenai konten yang berhasil. Nicho mengatakan konten yang berhasil adalah konten yang bisa mengajak atau memberikan inspirasi untuk banyak orang.
Terkait konten, Nicho mengatakan baginya media sosial juga bukanlah sesuatu yang harus direncanakan.
"Semua foto atau video yang saya punya, nggak punya waktu kapan saya harus posting, itu nggak ada. Bagi saya media sosial adalah sesuatu hal yang tidak bisa direncanakan. Itu gak ada, jadi itu benar-benar sesuai dengan keinginan dan mood. Bisanya saya kalau posting itu ketika saya lagi punya banyak waktu, tapi kalo saya lagi ada kerjaan banyak berarti saya nggak mungkin donk posting-posting di media sosial," ujarnya.
Ia juga mengaku, dalam bermedia sosial di masa pandemi Covid-19 harus tetap memberikan manfaat dan nilai positif.
Namun, mengingat banyak masyarakat yang mengalami situasi duka dan banyak cerita sedih, menurutnya kadang-kadang kita tidak harus terjebak harus positif terus. “Kita juga bisa merenung supaya kita bisa menerima kenyataan atau paling tidak menyadari ada hal-hal menyedihkan di sekitar kita,” katanya.
Menurutnya sah-sah saja kita mengeluarkan keluh kesah. Jika ingin menyampaikan perasaan, sampaikan saja
"Kalo ada sesuatu yang pengen kita sampaikan ya sampaikan. Ya saya rasa itu nggak masalah. Jadi mau senang atau sedih pun bisa kita rayakan, karena kadang kesedihan pun perlu kita resapi," katanya. (CM)
(srf)