Pandemi Corona, ACT: Justru Masa Krisis Ini Orang Bersedekah Meningkat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Charity Aid Foundation (CAF) menobatkan Indonesia sebagai negara paling dermawan dalam World Giving Index 2021. Terkait hal ini, Aksi Cepat Tanggap (ACT) juga sependapat dengan hal itu, karena di masa krisis pandemi virus Corona (Covid-19) ini, kedermawanan masyarakat justru tumbuh dan beragam, termasuk dari dari rakyat kecil.
Kemudian sambung Dwiko, dengan banyaknya lembaga kemanusiaan dan lembaga sosial yang sudah mengaudit pemasukan kelembagaannya secara transparan, perlahan muncul kepercayaan dari masyarakat untuk kemudian menyumbangkan miliknya ke lembaga tersebut.
Bahkan, Dwiko mengaku, ACT mengalami peningkatan jumlah donator hampir 150% saat pandemi Covid-19, dibandingkan saat normal. Jumlah transaksi donasinya bertambah, dengan jumlah yang kecil, mulai dari Rp10.000,-, Rp50.000,- tetapi masif.
"Itu yang kita rasakan, justru tadi, hampir meningkat 125% dari normal ketika di masa krisis ini. Kami melihat walaupun transaksinya banyak tapi kecil-kecil ini, yang 10 ribu, 50 ribu, tapi masif, ada peningkatan bisa hampir 150% peningkatan donatur kami di masa Covid ini," ungkapnya.
Dwiko yakin bahwa rasa dermawan ini muncul bukan karena takut mati, karena masyarakat Indonesia sudah mulai menganggap biasa saja pandemi Covid-19.
"Mungkin rasa parnonya berbeda sekali ketika di awal pertama, sekarang menanggapinya sudah seperti flu biasa, tenang lah insya Allah," tuturnya.
Bahkan Dwiko mengungkap, banyak sekali bantuan-bantuan sederhana yang diterima oleh ACT. Seperti misalnya, ada seorang pengemudi ojek online (ojol) yang memberikan donasi berupa uang kecil pecahan Rp 2.000,- yang diberikan langsung ke kantor ACT bersama dengan anaknya.
Kemudian, sambung Dwiko, ACT juga melibatkan ojol untuk mendistribusikan bantuan pangan beras. Sehingga, mereka yang kurang dan membutuhkan di masa krisis ini bisa berbuat lebih kepada sesama saat ada kelapangan hati di dalamnya.
"Tetapi, ketika kita punya kelapangan hati untuk sesamanya mereka juga tergerak untuk memberikan bantuan,” ucapnya.
Dengan demikian, Dwiko menambahkan, segmentasi donatur ke ACT juga menjadi beragam, mereka yang biasa menerima bantuan dari ACT, mereka justru ikut memberikan bantuan di masa pandemi ini. Seperti misalnya dari kalangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan juga petani.
"Alhamdulillah semua segmen yang diberikan bantuan kembali memberikan donasinya kepada lembaga ataupun masyarakat sekitarnya. Dan ini sangat menjadi kekuatan kita bersama,” tutup Dwiko.
Kemudian sambung Dwiko, dengan banyaknya lembaga kemanusiaan dan lembaga sosial yang sudah mengaudit pemasukan kelembagaannya secara transparan, perlahan muncul kepercayaan dari masyarakat untuk kemudian menyumbangkan miliknya ke lembaga tersebut.
Bahkan, Dwiko mengaku, ACT mengalami peningkatan jumlah donator hampir 150% saat pandemi Covid-19, dibandingkan saat normal. Jumlah transaksi donasinya bertambah, dengan jumlah yang kecil, mulai dari Rp10.000,-, Rp50.000,- tetapi masif.
"Itu yang kita rasakan, justru tadi, hampir meningkat 125% dari normal ketika di masa krisis ini. Kami melihat walaupun transaksinya banyak tapi kecil-kecil ini, yang 10 ribu, 50 ribu, tapi masif, ada peningkatan bisa hampir 150% peningkatan donatur kami di masa Covid ini," ungkapnya.
Dwiko yakin bahwa rasa dermawan ini muncul bukan karena takut mati, karena masyarakat Indonesia sudah mulai menganggap biasa saja pandemi Covid-19.
"Mungkin rasa parnonya berbeda sekali ketika di awal pertama, sekarang menanggapinya sudah seperti flu biasa, tenang lah insya Allah," tuturnya.
Bahkan Dwiko mengungkap, banyak sekali bantuan-bantuan sederhana yang diterima oleh ACT. Seperti misalnya, ada seorang pengemudi ojek online (ojol) yang memberikan donasi berupa uang kecil pecahan Rp 2.000,- yang diberikan langsung ke kantor ACT bersama dengan anaknya.
Kemudian, sambung Dwiko, ACT juga melibatkan ojol untuk mendistribusikan bantuan pangan beras. Sehingga, mereka yang kurang dan membutuhkan di masa krisis ini bisa berbuat lebih kepada sesama saat ada kelapangan hati di dalamnya.
"Tetapi, ketika kita punya kelapangan hati untuk sesamanya mereka juga tergerak untuk memberikan bantuan,” ucapnya.
Dengan demikian, Dwiko menambahkan, segmentasi donatur ke ACT juga menjadi beragam, mereka yang biasa menerima bantuan dari ACT, mereka justru ikut memberikan bantuan di masa pandemi ini. Seperti misalnya dari kalangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan juga petani.
"Alhamdulillah semua segmen yang diberikan bantuan kembali memberikan donasinya kepada lembaga ataupun masyarakat sekitarnya. Dan ini sangat menjadi kekuatan kita bersama,” tutup Dwiko.
(maf)