Satgas Harus Beri Informasi Jelas dan Jamin Ketersediaan Obat Covid-19

Jum'at, 09 Juli 2021 - 07:09 WIB
loading...
Satgas Harus Beri Informasi...
Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pemerintah melalui Satgas Covid-19 diminta memberikan informasi yang jelas dan konsisten mengenai obat terapi Covid-19 kepada masyarakat. Sebab, sebagian besar penderita melakukan perawatan atau isolasi mandiri di rumah dan membutuhkan obat yang terjangkau.

Menurut politikus Partai Gerindra Bambang Haryo Soekartono, selama ini masyarakat kurang mendapatkan informasi yang jelas mengenai obat Covid-19 dari pemerintah dan Satgas Covid-19, sehingga mencari sendiri informasi obat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Penderita Covid-19 yang dirawat di rumah sakit hanya sebagian kecil, 85 persen penderita melakukan isolasi mandiri atau pengobatan sendiri di rumah. Pemerintah harus memperhatikan mereka dengan memberikan informasi obat yang jelas dan obat yang selalu tersedia serta terjangkau," katanya, Kamis (8/7/2021).



Dari 85 persen itu, tutur Bambang Haryo, diperkirakan hanya 5 persen yang mengetahui obat terapi Covid-19, tetapi yang bisa mendapatkan obatnya tidak lebih 50 persen. "Yang lainnya sulit mendapatkan obat itu karena langka atau mahal. Inilah yang harus segera ditangani oleh pemerintah melalui Satgas Covid-19," ujarnya.

Bambang Haryo juga menyoroti kelangkaan peralatan penanganan Covid-19, termasuk gas oksigen. Dia mengingatkan bahwa gas oksigen tidak hanya dibutuhkan rumah sakit, tetapi juga masyarakat yang melakukan perawatan di rumah.

Dia mengatakan, kelangkaan itu seharusnya tidak terjadi apabila pemerintah bersama Satgas Covid-19 bekerja maksimal untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19. "Satgas harus menjamin ketersediaan obat Covid-19 dengan harga terjangkau serta memberikan informasi yang jelas dan konsisten," ungkap Bambang Haryo, sambil menambahkan bahwa Satgas Covid-19 harus diberikan kewenangan untuk menindak tegas penimbun obat seperti Satgas Pangan.

Untuk mengantisipasi kasus Covid-19 yang terus melonjak, dia meminta pemerintah mengerahkan seluruh aparatur sipil Negara (ASN) yang jumlahnya lebih dari 4 juta orang untuk melayani masyarakat. Jangan hanya pemimpinnya saja yang melakukan pencitraan, tetapi seluruh ASN harus dilibatkan karena kondisi saat ini sudah darurat.

"Seluruh ASN harus dilibatkan untuk melakukan pencegahan dan sosialisasi kepada masyarakat serta menegakkan protokol kesehatan secara terus menerus. Berdayakan Puskesmas di seluruh Indonesia semaksimal mungkin, jangan ditutup tetapi harus aktif melakukan tracking dan tracing, memonitor kasus Covid-19 di wilayahnya," ujarnya.

Bambang Haryo juga mengingatkan pemerintah agar mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) di bidang kesehatan untuk mengantisipasi bencana non-alam, seperti Covid-19 ini di masa mendatang. "Tenaga kesehatan kita kurang untuk mengantisipasi darurat Covid-19 seperti sekarang. Jumlah dokter di Indonesia diperkirakan hanya 1:5.000 jumlah penduduk, terendah di Asia Tenggara bahkan di bawah Timor Leste, sehingga banyak daerah kekurangan dokter. Begitu juga SDM untuk perawat dan nakes lainnya," paparnya.

Menurut dia, pendidikan kedokteran di Indonesia terkesan dipersulit dan mahal sehingga masyarakat kurang berminat. Biaya pendidikan kedokteran hingga selesai diperkirakan lebih dari Rp1 miliar, padahal Indonesia membutuhkan 5 kali dari jumlah dokter saat ini. "Banyak yang berminat pendidikan kedokteran tetapi biayanya mahal. Pemerintah harus bantu dan permudah untuk mengantisipasi bencana kesehatan di masa mendatang."
(zik)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Status Pandemi Dicabut,...
Status Pandemi Dicabut, Menko PMK: Satgas Covid-19 Otomatis Bubar
Status Pandemi Dicabut,...
Status Pandemi Dicabut, Pemerintah Tetap Jamin Vaksinasi dan Pengobatan Pasien Covid-19
Indonesia Masuk Endemi,...
Indonesia Masuk Endemi, Satgas Beberkan Dasar Pencabutan Status Pandemi Covid-19
Covid-19 Per 5 Juni...
Covid-19 Per 5 Juni 2023, Bertambah 231 Kasus dan 8 Orang Meninggal
Covid-19 Per 8 Mei 2023,...
Covid-19 Per 8 Mei 2023, Bertambah 1.149 Kasus dan 21 Orang Meninggal
Covid-19 Per 5 Mei 2023,...
Covid-19 Per 5 Mei 2023, Bertambah 2.122 Kasus dan 20 Orang Meninggal
Kasus Covid-19 Kembali...
Kasus Covid-19 Kembali Naik, Wakil Ketua MPR: Protokol Kesehatan Harus Diaktifkan Lagi
Mudik Lebaran, Masyarakat...
Mudik Lebaran, Masyarakat Diingatkan Pentingnya Vaksin Covid-19
Update 28 Februari 2023,...
Update 28 Februari 2023, Bertambah 266 Kasus Covid-19 dan 3 Orang Meninggal
Rekomendasi
5 Ciri-ciri Otak Mulai...
5 Ciri-ciri Otak Mulai Rusak Akibat PMO, Waspada Sulit Konsentrasi
Panglima Militer Israel...
Panglima Militer Israel Sebut Tujuan Perang Gaza Tidak Akan Tercapai, Ini 3 Pemicunya
Viral Transjakarta Melaju...
Viral Transjakarta Melaju di Jalurnya Kena Tilang ETLE, Ini Penjelasan Polisi
Berita Terkini
Kemlu Ungkap Kasus Perdagangan...
Kemlu Ungkap Kasus Perdagangan Orang, 19 TKI Dipaksa Jadi PSK di Dubai
1 jam yang lalu
Tarif Resiprokal AS:...
Tarif Resiprokal AS: Tantangan bagi Ekonomi Terbuka Indonesia
3 jam yang lalu
Megawati Nonton Drama...
Megawati Nonton Drama Teater Sejarah Soekarno dan Imam Al Bukhari di Gedung Kesenian Jakarta
4 jam yang lalu
Politikus Gerindra Tegaskan...
Politikus Gerindra Tegaskan Tak Ada Dwifungsi dalam UU TNI Baru
4 jam yang lalu
UGM Tegaskan Jokowi...
UGM Tegaskan Jokowi Kuliah di Fakultas Kehutanan, Lulus 1985
5 jam yang lalu
Ekstradisi Buronan Paulus...
Ekstradisi Buronan Paulus Tannos, Menkum: Pemerintah Lengkapi Dokumen Tambahan
7 jam yang lalu
Infografis
Gaza Harus Diperlakukan...
Gaza Harus Diperlakukan seperti Jepang dan Jerman setelah PD II
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved