Bareng Tokoh Milenial, Megawati Enggan Dipanggil Eyang Putri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri menjadi keynote speaker dalam sarasehan nasinal bertajuk "Anak Muda Membaca Bung Karno". Dalam acara yang disiarkan daring di kanal Youtube Megawati Institute itu, juga hadir sejumlah narasumber dari kalangan milenial.
Mereka antara lain, William Tanuwijaya (Founder & CEO Tokopedia), Putri Tanjung (Staf Khusus Presiden), M Alfatih Timur (Founder & CEO Kitabisa.com), ARH/Arief Rosyid (Komisaris BSI & Alumni SPPB Megawati Institute), Cinta Laura (Pemerhati Pendidikan & Artis), Bagoes Ade (Aktor, Teater Pandora), Hanna Keraf (Co-Founder Du Anyam), dan Mevlied Nahla (Seniman - Violinis).
Dalam acara tersebut, Megawati enggan dipanggil eyang atau nenek meski umurnya terpaut jauh dengan para narasumber milenial. Ketua Umum PDIP itu awalnya bertanya, harus memanggil apa terhadap pembawa acara.
"Saya panggilnya anak atau adek?," tanya Mega.
Baca juga: PDIP Jatim Usulkan Puan Maharani Capres 2024, Keputusan di Tangan Megawati
Kemudian, Budi menjawab untuk memanggilnya cucu, dan ia akan memanggil Megawati sebagai eyang putri. "Cucu bu, saya manggilnya eyang putri nggih," jawabnya.
Mendengar jawaban itu, Mega mengatakan, bahwa dirinya enggan dipanggil eyang putri, meski ia mengakui bahwa usianya sudah menginjak 74 tahun.
"Sayanya yang nggak mau dipanggil eyang putri, kayaknya terlalu jauh, bayangkan. Meskipun umur saya tidak dapat ditolak, tadi sudah disebut saya ini siapa, tapi yang banyak tidak tahu, umur saya itu sekarang 74 setengah tahun. Jadi, apa ya, rasanya mungkin terlalu jauh," kata Megawati.
Putri Bung Karno itu akhirnya memanggil pembawa acara dan narasumber lain dengan sebutan adik atau anak, meski usia cucunya sama dengan narasumber lain yang hadir dalam sarasehan tersebut.
Baca juga: Penjelasan Megawati Ingin Populerkan Salam Pancasila
"Jadi sudah lah, saya panggil adek atau anak. Cucu saya saja ya memang besarnya seperti kalian yang hadir di sini, dan ketika saya diminta Pak Hasto, Pak Hasto adalah Sekjen partai. Kalau saya presiden kelima sebetulnya terlalu banyak, jadi CV saya tu panjang," katanya.
Mereka antara lain, William Tanuwijaya (Founder & CEO Tokopedia), Putri Tanjung (Staf Khusus Presiden), M Alfatih Timur (Founder & CEO Kitabisa.com), ARH/Arief Rosyid (Komisaris BSI & Alumni SPPB Megawati Institute), Cinta Laura (Pemerhati Pendidikan & Artis), Bagoes Ade (Aktor, Teater Pandora), Hanna Keraf (Co-Founder Du Anyam), dan Mevlied Nahla (Seniman - Violinis).
Dalam acara tersebut, Megawati enggan dipanggil eyang atau nenek meski umurnya terpaut jauh dengan para narasumber milenial. Ketua Umum PDIP itu awalnya bertanya, harus memanggil apa terhadap pembawa acara.
"Saya panggilnya anak atau adek?," tanya Mega.
Baca juga: PDIP Jatim Usulkan Puan Maharani Capres 2024, Keputusan di Tangan Megawati
Kemudian, Budi menjawab untuk memanggilnya cucu, dan ia akan memanggil Megawati sebagai eyang putri. "Cucu bu, saya manggilnya eyang putri nggih," jawabnya.
Mendengar jawaban itu, Mega mengatakan, bahwa dirinya enggan dipanggil eyang putri, meski ia mengakui bahwa usianya sudah menginjak 74 tahun.
"Sayanya yang nggak mau dipanggil eyang putri, kayaknya terlalu jauh, bayangkan. Meskipun umur saya tidak dapat ditolak, tadi sudah disebut saya ini siapa, tapi yang banyak tidak tahu, umur saya itu sekarang 74 setengah tahun. Jadi, apa ya, rasanya mungkin terlalu jauh," kata Megawati.
Putri Bung Karno itu akhirnya memanggil pembawa acara dan narasumber lain dengan sebutan adik atau anak, meski usia cucunya sama dengan narasumber lain yang hadir dalam sarasehan tersebut.
Baca juga: Penjelasan Megawati Ingin Populerkan Salam Pancasila
"Jadi sudah lah, saya panggil adek atau anak. Cucu saya saja ya memang besarnya seperti kalian yang hadir di sini, dan ketika saya diminta Pak Hasto, Pak Hasto adalah Sekjen partai. Kalau saya presiden kelima sebetulnya terlalu banyak, jadi CV saya tu panjang," katanya.
(abd)