Tebar Optimisme

Senin, 28 Juni 2021 - 09:25 WIB
loading...
A A A
Setiap Orang Pembuat Berita
Pada kemajuan teknologi informasi komunikasi saat ini tidak hanya memberikan dampak yang positif, tetapi juga memberikan dampak yang buruk. Penyampaian informasi begitu cepat, di mana setiap orang telah dengan mudah memproduksi informasi, dan informasi yang begitu cepat tersebut melalui berbagai media sosial, pesan telpon genggam, dan lain sebagainya tak, dapat terfilter dengan baik, walaupun seringkali berita tersebut tidak ada yang "mengonfirmasi" terkait kebenarannya.

Informasi yang dikeluarkan, baik orang per orang maupun badan usaha melalui media sosial dan elektronik ketika telah terkirim dan dibaca oleh banyak orang, dapat memengaruhi emosi, perasaan, dan pikiran. Alhasil, perkembangan informasi kini kian menjadi bagian penting dalam membangun ekspektasi publik. Pada masa pandemi ini, informasi menjadi salah satu kunci sukses membangun optimisme publik yang akan berujung pada perubahan perilaku masyarakat dalam menyikapi pandemi.

Oleh sebab itu, informasi yang ada sepatutnya mampu mendorong hal-hal positif dengan menggunakan narasi yang tidak hanya membahas kesehatan, tapi juga dari segi kultural dan ekonomi demi keberlangsungan kehidupan yang lebih baik di tengah pandemi. Literasi berbagai media diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran positif masyarakat agar dapat selalu berkontribusi memberikan edukasi positif kepada diri sendiri, dengan membekali hal-hal yang dianggap perlu untuk dipelajari dan diketahui agar berhasil melewati pandemi.

Perkembangan informasi yang kini tak terfiltrasi dengan baik cenderung menyebabkan terjadinya peningkatan asimetri informasi. Dasar dari informasi asimetris adalah ketidakmampuan untuk membedakan yang baik dari yang buruk. Informasi asimetris memiliki implikasi yang besar dalam menjalankan mekanisme pasar persaingan dan lingkup intervensi pemerintah.

Asimetri informasi yang kian melebar di tengah derasnya informasi yang tak terfilter dengan baik menyebabkan reaksi pelaku ekonomi sulit diprediksi. Hal itu karena asumsiceteris paribus(jika faktor lain tidak berubah) itu dengan mudah bisa berubah akibat masuknya data dan informasi baru yang dapat mengubah selera, preferensi (pada sisi permintaan), persepsi, danconfidence(terutama pada investor).

Urgensi Filtrasi Informasi
Selama masa pandemi, sejumlah isu hangat kerap menjadi sorotan publik, mulai polemik vaksin Covid-19, kondisi ekonomi nasional, hingga kebijakan sosial lainnya berpotensi menimbulkan gelombang misinformasi (hoaks), ujaran kebencian, maupun sentimen negatif dari publik. Sejatinya di setiap lembaga organisasi, dalam hal ini ialah organisasi pemerintahan, memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga informasi yang ada di publik agar tidak berdampak negatif bagi lembaga, sekaligus tidak semakin menjerumuskan publik pada hal-hal negatif yang dapat menimbulkan kericuhan.

Gejolak perekonomian dan situasi yang serba tak pasti mutlak mengharuskan pemerintah untuk mampu mengatur strategi komunikasi yang ideal dan efektif pada publik untuk menghindari terjadinya asimetri informasi yang berdampak negatif pada persepsi publik. Pada masa pandemi ini, optimisme tinggi mutlak harus dimiliki seluruh masyarakat,pelaku usaha, dan pemangku kepentingan. Oleh sebab itu, pemerintah kini perlu meningkatkan upaya yang lebih intens,direct, dan terukur dalam memengaruhi persepsi publik dan pelaku ekonomi untuk membangun optimisme publik dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional. Semoga.
(ynt)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1579 seconds (0.1#10.140)