Tebar Optimisme

Senin, 28 Juni 2021 - 09:25 WIB
loading...
Tebar Optimisme
Candra Fajri Ananda/FOTO.DOK KORAN SINDO
A A A
Candra Fajri Ananda PhD
Staf Khusus Kementerian Keuangan RI

Pandemi Covid-19 di Indonesia masih terus bergulir, bahkan dalam beberapa waktu terakhir kasus positif Covid-19 di Indonesia menunjukkan tren peningkatan. Kasus Covid-19 di Indonesia kini telah mencapai angka dua juta untuk jumlah kasus infeksi Covid-19 yang telah terkonfirmasi. Angka tersebut membuat Indonesia berada di posisi ke-18 di dunia dan ke-4 di Asia.Pada kasus harian, Indonesia sempat mencapai angka di atas 20.000-an per hari yang mengantarkan Indonesia masuk dalam 5 besar negara penyumbang Covid-19 tertinggi dunia, melampaui kasus harian di Amerika Serikat dan Inggris.

Pandemi Covid-19masih menjadi tantangan di seluruh dunia, khususnya bagi Indonesia karena perkembangan kasusnya masih sulit diprediksi. Sejak memasuki 2021, pemerintah melihat optimisme terhadap kinerja ekonomi sejalan dengan berbagai peningkatan indikator pemulihan ekonomi dan kasus Covid-19 yang diharapkan terus mengalami penurunan.

Sayangnya, di tengah optimisme akan pemulihan yang diharapkan, malah terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang mengharuskan pemerintah untuk tetap konsisten mengawal dan melindungi masyarakat dalam pandemi ini. Apalagi varian baru, yang lebih cepat penularannya, sudah dibuktikan telah beredar di beberapa daerah di wilayah Indonesia. Sementara vaksinasi harus tetap berjalan dan perlu dipercepat lagi.

Tren kenaikan kasus Covid-19 sempat memberikan sentimen negatif kepada pelaku pasar yang tercermin dari indeks harga saham gabungan (IHSG) yang berada di level 6.078,57 atau turun 10,47 poin pada perdagangan. Lebih lanjut, kondisi yang tidak mudah ini dikhawatirkan akan memengaruhi pilihan investor, khususnya asing untuk menempatkan dana di pasar keuangan Indonesia, baik melalui instrumen saham maupun surat berharga negara (SBN).

Ekspektasi dalam Ekonomi
John Maynard Keynes dalam pemikiran ekonominya percaya bahwa perubahan ekspektasi pelaku ekonomi menyebabkan terjadinya siklus bisnis (business cycle) karena espektasi tersebut berpengaruh pada permintaan agregat. Terkait hal ini, Keynes memberikan ilustrasi bahwa selama pertumbuhan ekonomi terjadi, bisnis akan cenderung optimis tentang pertumbuhan di masa depan. Termotivasi oleh “animal spirit” sehingga investor akan terus melakukan investasi dan memproduksi barang modal secara terus-menerus.

Sebaliknya, investor akan cenderung kurang dalam berinvestasi selama resesi karena terlalu pesimistis tentang pertumbuhan masa depan. Hal ini menunjukkan bahwa ekspektasi atau perkiraan mengenai masa mendatang dapat memengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa saat ini.

Ekspektasi dan informasi adalah dua hal yang saling bertaut. John F Muth (1961) melalui teori ekspektasi rasional (rationalexpectations) memberikan gambaran tentang proses agen ekonomi melakukan “peramalan” pada masa yang akan datang.

Landasan dari ekspektasi rasional adalah asumsi bahwa perilaku individu sebagai pelaku ekonomi akan melakukan hal yang terbaik dengan menggunakan apa yang mereka miliki. Sehingga ekspektasi rasional dapat didefinisikan sebagai perilaku yang menggunakan prinsip rasional dalam menyerap dan memproses informasi dan dalam membuat ekspektasi (Maddock dan Michael, 1982).

Teori ini dalam pasar modal adalah teori yang menjelaskan bahwa investor yang tidak mempunyai informasi akan melakukan transaksi dengan mengikuti transaksi yang dilakukan oleh investor yang mempunyai informasi dengan mengamati perubahan harga yang terjadi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1281 seconds (0.1#10.140)