Wacana Presiden 3 Periode, Titi Anggraini Tantang Qodari Buktikan Hal Ini

Rabu, 23 Juni 2021 - 16:52 WIB
loading...
Wacana Presiden 3 Periode, Titi Anggraini Tantang Qodari Buktikan Hal Ini
Titi Anggraini menilai wacana Jokowi tiga periode sangat merendahkan martabat rakyat Indonesia. Foto/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi ( Perludem ) Titi Anggraini menilai wacana Jokowi 3 periode merupakan bagian dari upaya merendahkan martabat rakyat Indonesia.

"Gagasan ini sesungguhnya kalau boleh disederhanakan adalah gagasan yang merendahkan martabat rakyat Indonesia dengan pendekatan pengkulutusan pada sosok-sosok yang dianggap hanya sosok itu yang bisa memberikan kepemimpinan yang baik," ungkap Titi dalam diskusi daring bertema Presiden Jokowi 3 Periode: Khayalan atau Kenyataan?, Rabu (23/6/2021).



Menurut dia, gagasan Presiden Jokowi 3 Periode ini tidak akan berhenti sebab nantinya ada alasan dibutuhkan yang lebih panjang lagi dalam melanjutkan program visi misi. "Ide wacana Presiden Jokowi 3 Periode ini akan mempermudah gagasan-gagasan lainnya yang akan semakin menjauhkan politik dan pemilu Indonesia dari ruang inklusif," katanya.

Selanjutnya, Titi menjelaskan alasan ide gagasan wacana Presiden Jokowi 3 Periode dianggap merendahkan martabat rakyat Indonesia. "Sebab rakyat Indonesia ini populasinya 270 juta lebih, pemilihnya saja 190 juta, belum apa-apa sudah dinegasikan oleh hanya 1-2 orang saja yang bisa memimpin," ungkap Titi.

Menurutnya, alasan Indonesia memilih sistem republik karena percaya bangsa Indonesia patut memberikan kesempatan kepada kader-kader terbaik bangsa. "Karena ini merendahkan harkat martabat rakyat Indonesia. Ini juga sekaligus ancaman besar upaya kita memodernisasi partai politik yaitu memperkuat kaderisasi regenerasi," jelasnya.



Sebab, pada akhirnya saat ini kaderisasi regenarasi oleh partai politik mandeg atau jalan ditempat. Sehingga inilah upaya yang paling baik untuk memandegkan atau menghambat kaderisasi di partai politik tidak berjalan.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Analis Politik Exposit Strategic, Arif Susanto, menyatakan dirinya lebih menyoroti cara apa yang disuguhkan oleh Muhammad Qodari soal wacana Presiden Jokowi 3 Periode. "Saya nggak mau klarifikasi karena saya tidak punya masalah personal dengan mas Qodari. Tapi saya punya problem besar dengan gagasan yang dia bawa," ujarnya.

Menurutnya, gagasan Jokowi 3 Periode ini bukan semata-mata ide yang dibawa M Qodari, tapi sudah terlihat dan mendapat sambutan dari berbagai pihak yang mulai muncul. "Ada kecurigaan walaupun harus dibuktikan bahwa orang-orang disekitar istana mulai bergerilya untuk meng goalkan ide ini," paparnya.

Menurutnya banyak yang salah dari pandangan M Qodari sebagai orang pertama yang mempublikasikan secara terang-terangan ide Jokowi 3 Periode atau Jokowi - Prabowo adalah solusi. "Benarkah Jokowi - Prabowo adalah solusi dari polarisasi yang ada. Saya ingin menegaskan penyebab polarisasi itu bukan kompetisi, kalau Qodari menyebut Jokowi - Prabowo adalah solusi polarisasi itu keliru," ungkapnya.

Menurutnya, persoalan ini harus dijernihkan bahwa sebenarnya polarisasi itu terdampak dua hal yang paling pokok diantara sebab-sebab lain. "Pertama, bahwa elite politik menggunakan propaganda secara manipulatif mendorong orang untuk memilih secara massif, jadi kompetisi itu normal," jelasnya.

Dia membayangkan jika Persipura melawan Persita lalu para pemainnya berkelahi, lalu disimpulkan sepakbola itu buruk karena itu tentukan saja pemenangnya dengan cara aklamasi. "Itu bukan kompetisi, sebab problemnya bukan disana. Problemnya adalah propaganda manipulatif itu tadi. Pemilu ditentukan oleh yang didukung banyak orang itu kemudian menjebak sebagian kandidat untuk secara manipulatif membenci kepada yang berbeda," jelasnya.



Jika polarisasi dianggap ongkos, lalu Jokowi dirancang 3 periode yang dianggap sebagai solusi maka problemnya adalah sejarah menunjukan teks-teks politik juga sudah mengajarkan bahwa periode berikutnya membuka peluang otoritarianisme.

"Saya menantang Qodari dan teman-temannya yang mendukung ide Jokowi 3 Periode untuk beri bukti bahwa kalau Jokowi hari ini baik, apakah ada jaminan manakala kita beri kewenangan 5 tahun memimpin kembali Jokowi akan sama baiknya," ucapnya.

Pengalaman sejarah yang dialami banyak negara, termasuk Indonesia menunjukan bahwa pada periode kedua rata-rata Presiden itu punya kutukan bahwa kualitas kepemimpinan mereka menjadi lebih buruk dibandingkan periode pertama.

"Salah satu penyebabnya adalah karena mereka boleh dibilang tidak punya kesempatan pada periode ketiga sehingga bisa dilihat pernyataan Jokowi pada Pemilu lalu ketika mengatakan bahwa saya tidak punya beban pada periode kedua itu justru menunjukan sebaliknya," paparnya.
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2687 seconds (0.1#10.140)