PERSI Beberkan Kemampuan RS Bertahan Hadapi Lonjakan Pasien COVID-19

Minggu, 20 Juni 2021 - 15:02 WIB
loading...
PERSI Beberkan Kemampuan...
Sekjen PERSI, Lia G Partakusuma mengatakan bahwa penambahan kapasitas tempat tidur isolasi maupun ICU di RS untuk pasien COVID-19 memang jadi langkah mengantisipasi lonjakan kasus. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) , Lia G Partakusuma mengatakan bahwa penambahan kapasitas tempat tidur isolasi maupun ICU di rumah sakit (RS) untuk pasien COVID-19 memang jadi langkah mengantisipasi lonjakan kasus . Dengan penambahan tersebut maka ketersediaan tempat tidur dapat bertambah.

“Di RS memang betul ditambah isolasi, ditambah ICU akan menurunkan BOR otomatis. Kemudian konversi tempat tidur juga sama merupakan solusi juga. Solusinya apa, bahwa BOR-nya akhirnya jadi berkurang,” ujarnya dalam acara Temu Media Pers, Minggu (20/6/2021). Baca juga: Pemerintah Laporkan Indonesia Sudah Terima 104,7 Juta Vaksin COVID-19

Namun begitu dia mengatakan bahwa langkah ini ada kerugiannya juga yakni utamanya bagi pasien non COVID-19. Pasalnya dengan semakin sedikitnya alokasi ruangan untuk non COVID-19 maka RS akan semakin selektif.

“Tetapi kalau yang dirugikan kalau konversi ini adalah pasien-pasien non COVID-19. Yang seharusnya dirawat kita semakin selektif lagi. Akhirnya mana yang tidak harus dirawat betul terpaksa kita pulangkan, terpaksa kita minta rawat jalan. Jadi ada untung ruginya penambahan BOR memang menjadi solusi manakala penambahan itu tidak signifikan sampai melebihi kapasitas,” jelasnya.

Lia menyebut bahwa setiap tahunnya RS-RS terus menambah kapasitasnya. Menurutnya, jika dilihat data sebelum dan sesudah COVID-19 ada peningkatan kapasitas tiga hingga lima kali lipat.

“Tapi kalau jumlah penambahannya mendadak dan tiba-tiba melewati kapasitas ya mungkin repot juga,” tuturnya.

Saat ditanya apakah RS akan bertahan dengan adanya lonjakan kasus, Lia pun menjawab RS hanya akan merawat yang ada di dalam RS sakit saja. Begitu cara RS bertahan jika kasus COVID-19 terus naik dan kapasitas tidak lagi mencukupi.

“Dan masalahnya apakah bertahan? Tentu yang namanya bertahan kita hanya akan merawat yang sedang di dalam RS saja. Ya kita akan bertahan yang ada di situ. Jadi fasilitas kita akan kita tunjukan kepada orang-orang yang dirawat di RS. Yang kasian adalah mereka yang tidak bisa masuk RS. Nah justru itu yang kita pikirkan,” pungkasnya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1806 seconds (0.1#10.140)