Curhat Menkes: Tidak Punya Bahan Baku Obat hingga Sulit Dapatkan Vaksin COVID-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadik in mengungkapkan kesulitan penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia. Pada awal Desember 2020 saat dirinya menjabat sebagai Menkes, Budi telah ditugaskan tiga prioritas oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) salah satunya untuk mengatasi pandemi COVID-19.
“Kami memang pada saat akhir Desember diminta membantu Bapak Presiden dikasih tugas tiga yaitu yang pertama adalah melaksanakan vaksinasi, yang kedua mengatasi pandemi, yang ketiga melakukan transformasi sektor kesehatan. Dan transformasi sektor kesehatan ini salah satu dari enam yang kita kita identifikasi ada transformasi resiliensi sistem kesehatan dimulainya di situ,” ungkap Budi secara virtual, Selasa (15/6/2021).
Budi pun mengungkapkan kesulitan awal yang dia hadapi yakni bahan baku obat untuk penanganan COVID-19 yang harus mengimpor dari luar negeri. “Kita mengalami pada saat kita pandemi ini seperti ini butuh obat bahan bakunya enggak ada, jadi obatnya tidak bisa kita berikan ke rakyat, jadi kita harus khusus terbang mencari bahan baku,” paparnya.
Selain itu, Budi juga mengatakan sulitnya mendapatkan vaksin COVID-19. “Begitu kita mau vaksinasi, vaksinnya sulit sekali mendapatkan. Bahkan yang sudah tanda tangan kontrak bisa geser-geser jadwal pengirimannya, sehingga menyulitkan resiliensi sistem kesehatan kita.”
“Oleh karena itu, melihat kondisi seperti itu kami dari Kementerian Kesehatan di awalnya berpikir bahwa kita harus membangun sistem resiliensi alat kesehatan dan obat-obatan kesehatan agar bisa diproduksi di dalam negeri, kalau ada apa-apa kita aman,” sambungnya.
Budi mengungkapkan bahwa dampak ekonomi juga harus diperhatikan. “Tetapi kemudian kita juga sadar perlu juga dilakukan, diperhatikan dampak ekonominya, terutama bagaimana kita bisa membangun industri Alkes dan industri obat-obatan dalam negeri seperti yang Bapak Menteri Perindustrian rencanakan.”
“Kami memang pada saat akhir Desember diminta membantu Bapak Presiden dikasih tugas tiga yaitu yang pertama adalah melaksanakan vaksinasi, yang kedua mengatasi pandemi, yang ketiga melakukan transformasi sektor kesehatan. Dan transformasi sektor kesehatan ini salah satu dari enam yang kita kita identifikasi ada transformasi resiliensi sistem kesehatan dimulainya di situ,” ungkap Budi secara virtual, Selasa (15/6/2021).
Budi pun mengungkapkan kesulitan awal yang dia hadapi yakni bahan baku obat untuk penanganan COVID-19 yang harus mengimpor dari luar negeri. “Kita mengalami pada saat kita pandemi ini seperti ini butuh obat bahan bakunya enggak ada, jadi obatnya tidak bisa kita berikan ke rakyat, jadi kita harus khusus terbang mencari bahan baku,” paparnya.
Selain itu, Budi juga mengatakan sulitnya mendapatkan vaksin COVID-19. “Begitu kita mau vaksinasi, vaksinnya sulit sekali mendapatkan. Bahkan yang sudah tanda tangan kontrak bisa geser-geser jadwal pengirimannya, sehingga menyulitkan resiliensi sistem kesehatan kita.”
“Oleh karena itu, melihat kondisi seperti itu kami dari Kementerian Kesehatan di awalnya berpikir bahwa kita harus membangun sistem resiliensi alat kesehatan dan obat-obatan kesehatan agar bisa diproduksi di dalam negeri, kalau ada apa-apa kita aman,” sambungnya.
Budi mengungkapkan bahwa dampak ekonomi juga harus diperhatikan. “Tetapi kemudian kita juga sadar perlu juga dilakukan, diperhatikan dampak ekonominya, terutama bagaimana kita bisa membangun industri Alkes dan industri obat-obatan dalam negeri seperti yang Bapak Menteri Perindustrian rencanakan.”
(kri)