Pancasila Menjadi Rambu Pengamanan di Era Digital
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dunia digital saat ini tidak bisa dilepaskan seluruh manusia di muka bumi, terlebih bagi mereka yang hidup di dunia modern. Batasan informasi seakan semu untuk ditelaah, tapi batasan perlu diterapkan demi membatasi, apakah itu informasi positif atau negatif, dalam kehidupan sosial.
Berbicara Pancasila , hakikatnya nilai-nilai Pancasila harus ada pada generasi muda saat ini dan harus terus dipelihara dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, bagi generasi penerus Merah Putih. Pancasila berarti semangat bersatu, menghormati perbedaan, rela berkorban, pantang menyerah, gotong-royong, patriotisme, nasionalisme, optimisme, harga diri, kebersamaan, dan percaya pada diri sendiri.
Ketua Pembina Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia, Yudi Latif menyampaikan bahwa pada masa ketika disrupsi jadi normalitas, segala sesuatu yang tak bisa didigitalisasi, justru menjadi kian penting. Dengan artificial intelligence, big data dan connectivity, hal-hal yang bersifat teknis taktikal bisa dikerjakan mesin. Pendidikan harus bisa melihat kelebihan manusia atas mesin.
Baca juga: Jaminan Sosial dalam Bingkai Pancasila
"Peserta didik tak cukup dibekali kecakapan teknis, tetapi juga mampu menguasai cara kerja baru dengan kemampuan mendekap teknologi, bukan membuat diri mereka jadi mesin. Dengan teknologi, mereka memperoleh wahana untuk menemukan 'rumah' (home), bukan menjerumuskannya ke 'tempat pengasingan' (exile)," kata Yudi saat menjadi pembicara Talkshow Kebangsaan dengan tema 'Pancasila sebagai Rambu Pengaman di Era Digital' yang digelar secara virtual oleh PPM Manajemen, Sabtu (12/6/2021).
Lebih jauh Yudi secara ringkas mengatakan, Pancasila itu adalah the green sosial inklusi. Jadi Pancasila itu satu ideologi besar tentang inklusi sosial. "Kalau kita ingin mengembangkan ideologi, maka syaratnya adalah warga negara dan penyelenggara negara harus memiliki kemampuan menempatkan dirinya dalam situasi yang ada," katanya.
Kalau Pancasila menginginkan inklusi politik, budaya, ekonomi, imajinasi, masih kata Yudi, orang yang marginal secara budaya, seolah-olah problem yang menyangkut toleransi itu titik bekalnya lebih pada toleransi yang bersifat keagamaan. Bersifat mungkin kultura.
Baca juga: Menteri Tjahjo Wajibkan Pancasila dan Indonesia Raya Dikumandangkan 2 Kali Seminggu
"Tetapi mereka yang marginal secara ekonomi, imajinasi, tentang toleransi, bisa mendapatkan kesempatan kerja. Sehingga yang diperjuangkannya adalah keadilan seperti itu, bagi mereka yang marginal secara politik," imbuhnya.
Sementara itu, peneliti Transformasi Strategi dan Inovasi PPM Manajemen, Wahyu Tri Setyobudi menjelaskan, kenapa kita harus merawat Pancasila? Karena ibarat pohon yang baik, bibit yang baik, bisa jatuh ke tanah yang keras atau bisa jatuh di tanah yang subur.
"Kalau jatuh di tanah keras, pohonnya bisa hidup atau tidak? Ya bisa, tapi harus disiangi, diberikan humus, disirami, di situ ada usaha. Pancasila itu tidak take it for granted, dia selalu menghadapi tantangan dinamis yang datangnya itu dari lingkungan luar maupun dalam. Maka dari itu Pancasila itu harus dirawat dari hati yang tidak bersifat mekanistik. Merawat itu ada unsur emosionalnya karena di situ ada keterlibatan hati di dalam merawat. Pancasila tanpa dirawat bisa tergerus oleh zaman," paparnya.
Terkait penyelenggaraan dalam hal ini PPM Manajemen percaya, dengan semangat memberikan kontribusi dan edukasi kepada para karyawan, rekanan, berbagai pemangku kepentingan, serta masyarakat umum, adalah salah satu upaya mengamalkan dan membumikan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih spesifik, talkshow ini membahas perkembangan teknologi di era digital yang turut memengaruhi secara signifikan berbagai sendi kehidupan. Melalui pemahaman dan pengamalan nilai-nilai luhur Pancasila, diharapkan kemajuan teknologi tersebut membawa perubahan positif bagi bangsa Indonesia serta mendorong terciptanya masyarakat madani yang berperan penting dalam menciptakan Indonesia yang damai, aman dan tentram.
Dihadiri oleh seluruh insan PPM Manajemen juga masyarakat umum, para peserta mendapatkan pemahaman dasar mengenai nilai-nilai Pancasila dan peran Pancasila sebagai panduan dalam kehidupan bermasyarakat di era digital. Harapannya, para peserta yang mengikuti acara ini mendapatkan pemahaman mengenai peran Pancasila sebagai rambu pengaman dalam upaya memajukan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, mendapatkan gambaran mengenai penerapan nyata nilai-nilai Pancasila baik dalam aktivitas kemasyarakatan maupun ekonomi.
Talkshow Kebangsaan ini merupakan bagian dari rangkaian acara HUT ke-54 PPM Manajemen. Selain Talkshow Kebangsaan, juga akan diselenggarakan Webinar Nasional pada 3 Juli 2021 dengan mengangkat topik mengenai Transformasi Manajemen Pemerintah dan Korporasi Menghadapi Perubahan di Era Pandemi dan Digital juga pada 10 Juli 2021 topik mengenai Implementasi Model Transformasi Manajemen Menghadapi Perubahan di Era Pandemi dan Digital.
Berbicara Pancasila , hakikatnya nilai-nilai Pancasila harus ada pada generasi muda saat ini dan harus terus dipelihara dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, bagi generasi penerus Merah Putih. Pancasila berarti semangat bersatu, menghormati perbedaan, rela berkorban, pantang menyerah, gotong-royong, patriotisme, nasionalisme, optimisme, harga diri, kebersamaan, dan percaya pada diri sendiri.
Ketua Pembina Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia, Yudi Latif menyampaikan bahwa pada masa ketika disrupsi jadi normalitas, segala sesuatu yang tak bisa didigitalisasi, justru menjadi kian penting. Dengan artificial intelligence, big data dan connectivity, hal-hal yang bersifat teknis taktikal bisa dikerjakan mesin. Pendidikan harus bisa melihat kelebihan manusia atas mesin.
Baca juga: Jaminan Sosial dalam Bingkai Pancasila
"Peserta didik tak cukup dibekali kecakapan teknis, tetapi juga mampu menguasai cara kerja baru dengan kemampuan mendekap teknologi, bukan membuat diri mereka jadi mesin. Dengan teknologi, mereka memperoleh wahana untuk menemukan 'rumah' (home), bukan menjerumuskannya ke 'tempat pengasingan' (exile)," kata Yudi saat menjadi pembicara Talkshow Kebangsaan dengan tema 'Pancasila sebagai Rambu Pengaman di Era Digital' yang digelar secara virtual oleh PPM Manajemen, Sabtu (12/6/2021).
Lebih jauh Yudi secara ringkas mengatakan, Pancasila itu adalah the green sosial inklusi. Jadi Pancasila itu satu ideologi besar tentang inklusi sosial. "Kalau kita ingin mengembangkan ideologi, maka syaratnya adalah warga negara dan penyelenggara negara harus memiliki kemampuan menempatkan dirinya dalam situasi yang ada," katanya.
Kalau Pancasila menginginkan inklusi politik, budaya, ekonomi, imajinasi, masih kata Yudi, orang yang marginal secara budaya, seolah-olah problem yang menyangkut toleransi itu titik bekalnya lebih pada toleransi yang bersifat keagamaan. Bersifat mungkin kultura.
Baca juga: Menteri Tjahjo Wajibkan Pancasila dan Indonesia Raya Dikumandangkan 2 Kali Seminggu
"Tetapi mereka yang marginal secara ekonomi, imajinasi, tentang toleransi, bisa mendapatkan kesempatan kerja. Sehingga yang diperjuangkannya adalah keadilan seperti itu, bagi mereka yang marginal secara politik," imbuhnya.
Sementara itu, peneliti Transformasi Strategi dan Inovasi PPM Manajemen, Wahyu Tri Setyobudi menjelaskan, kenapa kita harus merawat Pancasila? Karena ibarat pohon yang baik, bibit yang baik, bisa jatuh ke tanah yang keras atau bisa jatuh di tanah yang subur.
"Kalau jatuh di tanah keras, pohonnya bisa hidup atau tidak? Ya bisa, tapi harus disiangi, diberikan humus, disirami, di situ ada usaha. Pancasila itu tidak take it for granted, dia selalu menghadapi tantangan dinamis yang datangnya itu dari lingkungan luar maupun dalam. Maka dari itu Pancasila itu harus dirawat dari hati yang tidak bersifat mekanistik. Merawat itu ada unsur emosionalnya karena di situ ada keterlibatan hati di dalam merawat. Pancasila tanpa dirawat bisa tergerus oleh zaman," paparnya.
Terkait penyelenggaraan dalam hal ini PPM Manajemen percaya, dengan semangat memberikan kontribusi dan edukasi kepada para karyawan, rekanan, berbagai pemangku kepentingan, serta masyarakat umum, adalah salah satu upaya mengamalkan dan membumikan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih spesifik, talkshow ini membahas perkembangan teknologi di era digital yang turut memengaruhi secara signifikan berbagai sendi kehidupan. Melalui pemahaman dan pengamalan nilai-nilai luhur Pancasila, diharapkan kemajuan teknologi tersebut membawa perubahan positif bagi bangsa Indonesia serta mendorong terciptanya masyarakat madani yang berperan penting dalam menciptakan Indonesia yang damai, aman dan tentram.
Dihadiri oleh seluruh insan PPM Manajemen juga masyarakat umum, para peserta mendapatkan pemahaman dasar mengenai nilai-nilai Pancasila dan peran Pancasila sebagai panduan dalam kehidupan bermasyarakat di era digital. Harapannya, para peserta yang mengikuti acara ini mendapatkan pemahaman mengenai peran Pancasila sebagai rambu pengaman dalam upaya memajukan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, mendapatkan gambaran mengenai penerapan nyata nilai-nilai Pancasila baik dalam aktivitas kemasyarakatan maupun ekonomi.
Talkshow Kebangsaan ini merupakan bagian dari rangkaian acara HUT ke-54 PPM Manajemen. Selain Talkshow Kebangsaan, juga akan diselenggarakan Webinar Nasional pada 3 Juli 2021 dengan mengangkat topik mengenai Transformasi Manajemen Pemerintah dan Korporasi Menghadapi Perubahan di Era Pandemi dan Digital juga pada 10 Juli 2021 topik mengenai Implementasi Model Transformasi Manajemen Menghadapi Perubahan di Era Pandemi dan Digital.
(abd)