Pandutani Indonesia: AHY Tokoh Nasional yang Bisa Diandalkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kampanye kepedulian terhadap dunia pertanian digelorakan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) .
Mengusung tagline AHY Peduli, putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono ini berkolaborasi dengan lembaga Pandutani Indonesia (Patani), menggagas pembentukan Kampung Patani di seluruh desa di Indonesia.
Sebagai langkah awal, AHY direncanakan me-launching Kampung Patani di Desa Cimande, Bogor, Jawa Barat, 11 Juni 2021. Lokasi ini juga nantinya sebagai Pentagon atau Pusat Pengendali Nasional (PPN) Kampung Patani, yang berfungsi untuk menghimpun data dan informasi sebagai bahan evaluasi atas kinerja Kampung Patani di seluruh Indonesia.
Ada lima Kampung Patani di daerah yang nantinya bersamaan ikut diresmikan, yakni di Ogan Ilir, Sumatera Selatan; Maros, Sulawesi Selatan; Ternate, Maluku Utara; Malinau, Kalimantan Utara; dan di Bangka Belitung.
Direktur Utama (Dirut) Patani, Sarjan Tahir mengatakan, lembaganya hadir dengan paradigma baru ingin menggerakkan ekonomi desa dan mewarnai kebijakan yang prorakyat khususnya di sektor pangan, lingkungan/energi, dan UMKM. Patani ingin hadir sebagai solusi kebijakan pertanian nasional, maka perlu kolaborasi dengan tokoh nasional yang bisa diandalkan yakni AHY.
“Bung AHY flexible untuk posisi pemimpin bangsa ke depan, untuk semua elemen/golongan, sehingga tujuan yang diharapkan bisa lebih mudah terwujud. Seluruh elemen pengurus Patani juga punya potensi untuk hadir memanfaatkan momentum baik ini, bersama-sama menata bangsa ke depan,” kata Sarjan dalam keterangannya, Selasa (8/6/2021).
Banyak manfaat yang diperoleh pelaku usaha dalam kawasan Kampung Patani, di antaranya bisa meningkatkan produktivitas, dan tersedianya saprodi, pemasaran serta pembiayaan usaha yang difasilitasi oleh Patani melalui Koperasi Indokopat. Petani, nelayan, koperasi dan UMKM dalam kawasan Kampung Patani juga diberi pelatihan sesuai kebutuhan serta terciptanya kawasan usaha agribisnis yang berkelanjutan (ramah lingkungan).
Pada aspek ekonomi, Kampung Patani ini nantinya menjadi sumber kesejahteraan dan mampu mengatasi kesenjangan ekonomi. Juga sebagai sumber pangan masyarakat sekaligus sumber pendapatan negara. Adapun aspek sosialnya, tumbuhnya masyarakat yang mandiri dan berkarakter, berkembangnya budaya hidup yang peduli lingkungan (green economy). Sementara di aspek politik, penggalangan komunitas petani, nelayan, UMKM lebih mudah terjangkau oleh giat Kampung Patani.
“Suatu kawasan perdesaaan, pesisir, bahkan perkotaan dapat diusulkan menjadi Kampung Patani, dan tentunya ada sejumlah kriteria, salah satunya jika suatu kawasan itu memiliki kelompok petani/peternak/nelayan dan/atau koperasi, dan UMKM yang melakukan usaha budidaya/usaha tani tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, peternakan, perikanan dan kelautan, perhutanan sosial serta usaha pengolahan dan pemasarannya,” tutur Sarjan.
Sementara itu, AHY mengungkapkan, pandemi Covid-19 yang melanda saat ini berdampak pada semua sektor kehidupan, terutama kesehatan dan sosial ekonomi masyarat. Namun hebatnya, justru sektor pertanian tetap mampu bertahan bahkan memberi konstribusi positif bagi PDB.
Mengusung tagline AHY Peduli, putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono ini berkolaborasi dengan lembaga Pandutani Indonesia (Patani), menggagas pembentukan Kampung Patani di seluruh desa di Indonesia.
Sebagai langkah awal, AHY direncanakan me-launching Kampung Patani di Desa Cimande, Bogor, Jawa Barat, 11 Juni 2021. Lokasi ini juga nantinya sebagai Pentagon atau Pusat Pengendali Nasional (PPN) Kampung Patani, yang berfungsi untuk menghimpun data dan informasi sebagai bahan evaluasi atas kinerja Kampung Patani di seluruh Indonesia.
Ada lima Kampung Patani di daerah yang nantinya bersamaan ikut diresmikan, yakni di Ogan Ilir, Sumatera Selatan; Maros, Sulawesi Selatan; Ternate, Maluku Utara; Malinau, Kalimantan Utara; dan di Bangka Belitung.
Direktur Utama (Dirut) Patani, Sarjan Tahir mengatakan, lembaganya hadir dengan paradigma baru ingin menggerakkan ekonomi desa dan mewarnai kebijakan yang prorakyat khususnya di sektor pangan, lingkungan/energi, dan UMKM. Patani ingin hadir sebagai solusi kebijakan pertanian nasional, maka perlu kolaborasi dengan tokoh nasional yang bisa diandalkan yakni AHY.
“Bung AHY flexible untuk posisi pemimpin bangsa ke depan, untuk semua elemen/golongan, sehingga tujuan yang diharapkan bisa lebih mudah terwujud. Seluruh elemen pengurus Patani juga punya potensi untuk hadir memanfaatkan momentum baik ini, bersama-sama menata bangsa ke depan,” kata Sarjan dalam keterangannya, Selasa (8/6/2021).
Banyak manfaat yang diperoleh pelaku usaha dalam kawasan Kampung Patani, di antaranya bisa meningkatkan produktivitas, dan tersedianya saprodi, pemasaran serta pembiayaan usaha yang difasilitasi oleh Patani melalui Koperasi Indokopat. Petani, nelayan, koperasi dan UMKM dalam kawasan Kampung Patani juga diberi pelatihan sesuai kebutuhan serta terciptanya kawasan usaha agribisnis yang berkelanjutan (ramah lingkungan).
Pada aspek ekonomi, Kampung Patani ini nantinya menjadi sumber kesejahteraan dan mampu mengatasi kesenjangan ekonomi. Juga sebagai sumber pangan masyarakat sekaligus sumber pendapatan negara. Adapun aspek sosialnya, tumbuhnya masyarakat yang mandiri dan berkarakter, berkembangnya budaya hidup yang peduli lingkungan (green economy). Sementara di aspek politik, penggalangan komunitas petani, nelayan, UMKM lebih mudah terjangkau oleh giat Kampung Patani.
“Suatu kawasan perdesaaan, pesisir, bahkan perkotaan dapat diusulkan menjadi Kampung Patani, dan tentunya ada sejumlah kriteria, salah satunya jika suatu kawasan itu memiliki kelompok petani/peternak/nelayan dan/atau koperasi, dan UMKM yang melakukan usaha budidaya/usaha tani tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, peternakan, perikanan dan kelautan, perhutanan sosial serta usaha pengolahan dan pemasarannya,” tutur Sarjan.
Sementara itu, AHY mengungkapkan, pandemi Covid-19 yang melanda saat ini berdampak pada semua sektor kehidupan, terutama kesehatan dan sosial ekonomi masyarat. Namun hebatnya, justru sektor pertanian tetap mampu bertahan bahkan memberi konstribusi positif bagi PDB.