Menkes Ungkap Penyakit Menular di Papua dan Papua Barat Meningkat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin membeberkan sejumlah catatan yang perlu diperhatikan kementeriannya terkait kesehatan di Papua dan Papua Barat. Salah satu data yang dipaparkan adalah tingkat penularan penyakit menular di kedua daerah tersebut.
Budi mengatakan bahwa persoalan penyakit menular ini sudah menjadi salah satu fokus Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Bahkan, kata dia, persoalan tersebut masuk ke dalam salah satu target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Baca juga: Ingin Obati Autoimun, Ashanty Malah Ketahuan Idap Penyakit Lain
Hal itu dia ungkapkan dalam rapat kerja Pansus RUU Tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi khusus bagi Provinsi Papua. Tak hanya Menkes, rapat tersebut juga menghadirkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim.
"Memang daerah Papua dan Papua Barat merupakan salah satu sentra yang harus kita tingkatkan secara lebih agresif bersama-sama bagaimana kita mengurangi laju penularan penyakit menular," ujar Budi dalam paparannya, di ruang Pansus B, Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (7/6/2021).
Dalam catatannya, setidaknya ada tiga perkembangan jenis penyakit menular dalam paparan Menkes. Pertama, HIV pada tahun 2001 di Papua sebanyak 525 kasus. Sementara pada tahun 2020 kemarin, jumlah kasus di Papua sebanyak 2.644 dan Papua Barat sebanyak 405 kasus.
Untuk penyakit tuberkulosis kasus pada tahun 2001 sebanyak 2.982 kasus. Sedangkan pada tahun 2020, kasus di Papua sebanyak 8.368 kasus dan di Papua Barat sebanyak 1.438 kasus.
Sedangkan, untuk penyakit malaria pada tahun 2001 di Papua sebanyak 72.198 kasus. Untuk pada tahun 2020 di Papua sebanyak 216. 841 kasus dan di Papua Barat sebanyak 9.823 kasus.
"Karena khususnya HIV, tuberkulosis, apalagi malaria adalah penyakit-penyakit menular yang sudah puluhan tahun ada di kita, dan memang prevalensinya ada di Papua dan Papua barat relatif tinggi," pungkasnya.
Budi mengatakan bahwa persoalan penyakit menular ini sudah menjadi salah satu fokus Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Bahkan, kata dia, persoalan tersebut masuk ke dalam salah satu target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Baca juga: Ingin Obati Autoimun, Ashanty Malah Ketahuan Idap Penyakit Lain
Hal itu dia ungkapkan dalam rapat kerja Pansus RUU Tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi khusus bagi Provinsi Papua. Tak hanya Menkes, rapat tersebut juga menghadirkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim.
"Memang daerah Papua dan Papua Barat merupakan salah satu sentra yang harus kita tingkatkan secara lebih agresif bersama-sama bagaimana kita mengurangi laju penularan penyakit menular," ujar Budi dalam paparannya, di ruang Pansus B, Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (7/6/2021).
Dalam catatannya, setidaknya ada tiga perkembangan jenis penyakit menular dalam paparan Menkes. Pertama, HIV pada tahun 2001 di Papua sebanyak 525 kasus. Sementara pada tahun 2020 kemarin, jumlah kasus di Papua sebanyak 2.644 dan Papua Barat sebanyak 405 kasus.
Untuk penyakit tuberkulosis kasus pada tahun 2001 sebanyak 2.982 kasus. Sedangkan pada tahun 2020, kasus di Papua sebanyak 8.368 kasus dan di Papua Barat sebanyak 1.438 kasus.
Sedangkan, untuk penyakit malaria pada tahun 2001 di Papua sebanyak 72.198 kasus. Untuk pada tahun 2020 di Papua sebanyak 216. 841 kasus dan di Papua Barat sebanyak 9.823 kasus.
"Karena khususnya HIV, tuberkulosis, apalagi malaria adalah penyakit-penyakit menular yang sudah puluhan tahun ada di kita, dan memang prevalensinya ada di Papua dan Papua barat relatif tinggi," pungkasnya.
(kri)