Muhammad Ali Taher, Raja Media Palestina yang Enggak Basa-Basi Bantu Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

Sabtu, 22 Mei 2021 - 12:10 WIB
loading...
A A A
Ada juga Menteri Luar Negeri Haji Agus Salim dan Wakil Presiden Mohammad Hatta, ketika berkunjung ke Mesir mereka dijamu di Dar Ashoura oleh Muhammad Ali Taher. Bahkan ada kisah unik diungkap eltaher.org, jauh sebelum Indonesia merdeka, ada seorang pemuda bernama Abdul Kahar Muzzakir –ditulis Abdulqahhar Muzzakar- datang ke Mesir untuk melanjutkan sekolah.

Ketika pemuda itu menghadapi kesulitan karena sedang berkecamuk perang, Muhammad Ali Taher yang menjaganya. Termasuk ketika menghadapi kendala dalam kuliah, Muhammad Ali Taher tak sungkan membantu dengan menemui Menteri Pendidikan di sana. Sampai akhirnya pemuda itu lulus kuliah dan kembali ke tanah air. (p. 15, @eltaher.org)

Bahkan Abdul Kahar Muzakkir ikut dalam General Islamic Conference di Yerusalem membahas perkembangan situasi di Palestina pada akhir Desember 1931 sampai awal Januari 1932. Ada sekitar 20 delegasi dari negara lain dan ketika itu Abdul Kahar Muzakkir disebutkan sebagai delegasi dari Indonesia.

“Pada permulaan tigapuluhan lahir di Mesir organisasi yang semata-mata guna kegiatan politik dengan nama ‘Perhimpunan Indonesia Raya’ di bawah pimpinan (Prof) Abdul Kahar Muzakkir. Sebenarnya nama ‘Indonesia’ telah mulai dikenal di Timur Tengah pada pertengah tahun duapuluhan,” (hal. 26, Diplomasi Revolusi di Luar Negeri karya M Zein Hassan Lc Lt)

Nama Muhammad Ali Taher menggema kembali bersama Mufti Palestina Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, seiring meningkatkan kekerasan tentara zionis yahudi terhadap penduduk Palestina di Gaza dan Masjidil Aqsa pada Ramadhan 2021. Muhammad Ali Taher disebut sebagai saudagar kaya Palestina yang menyerahkan semua uangnya yang disimpan di bank Arabia untuk membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Muhammad Ali Taher, Raja Media Palestina yang Enggak Basa-Basi Bantu Perjuangan Kemerdekaan Indonesia


Soal bantuan uang dari Muhammad Ali Taher, disampaikan M Zein Hassan Lc Lt dalam buku Diplomasi Revolusi di Luar Negeri (Perjoangan Pemuda/Mahasiswa Indonesia di Timur Tengah) penerbit Bulan Bintang pada 1980. Ketika itu, M Zein Hassan Lc Lt, yang diamanahi sebagai ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia dan berperan layaknya duta besar, menceritakan bantuan yang diberikan Muhammad Ali Taher dipicu dari aksi tentara Belanda melancarkan agresi militer kedua pada 19 Desember 1948.

Serangan yang dipimpin Jenderal Simon Hendrik Spoor dalam Operatie Kraai (Operasi Gagak) mengakibatkan Ibu Kota Yogyakarta jatuh ke tangan tentara Belanda. Bahkan para pemimpin Republik Indonesia, mulai dari Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, hingga Menteri Luar Negeri Haji Agus Salim ditangkap kemudian diasingkan.

Namun, pada 1 Maret 1949, Tentara Nasional Indonesia kembali berhasil menguasai Ibu Kota Yogyakarta selama 6 jam. Fakta ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki kekuatan untuk melakukan perlawanan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Ditambah meninggalnya Jenderal Spoor secara mendadak pada 25 Mei 1949, yang diisukan “bunuh diri” semakin membuat tekad bangsa Indonesia membaja untuk mempertahankan kemerdekaan.

Melihat kegigihan perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan, Muhammad Ali Taher tergerak untuk membantu. M Zein Hassan Lc Lt menuturkan, Muhammad Ali Taher, pemimpin Palestina yang mencintai Indonesia sejak lama itu, tanpa basa-basi menarik dirinya ke Bank Arabia dan mengeluarkan semua uangnya yang disimpan kemudian memberikan kepadanya.

“Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia!” kata Muhammad Ali Taher seraya menyerahkan uangnya tanpa meminta tanda bukti penerimaan. (hal. 247, Diplomasi Revolusi di Luar Negeri karya M Zein Hassan Lc Lt).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1856 seconds (0.1#10.140)