Jokowi Nyatakan Indonesia Siap Jadi Hub-Produksi Vaksin COVID-19 di Asia Tenggara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan Indonesia siap menjadi hub-produksi vaksin COVID-19 di kawasan Asia Tenggara. Menurutnya, kesiapan ini karena saat ini Indonesia merupakan produsen vaksin terbesar Asia Tenggara.
Seperti diketahui PT Bio Farma memiliki kemampuan produksi vaksin COVID-19 hingga 25 juta dosis per bulan.
“Dan sebagai produsen vaksin terbesar di Asia Tenggara Indonesia siap untuk menjadi hub bagi peningkatan produksi vaksin di kawasan,” ujarnya dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kesehatan Global yang dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (22/5/2021).
Jokowi mengatakan bahwa hub ini diperlukan untuk menggenjot produksi vaksin COVID-19. Hal ini dilakukan untuk memastikan semua negara mendapatkan akses vaksin sehingga pandemi bisa diatasi.
“Dalam jangka menengah dan panjang kita harus melipatgandakan produksi vaksin untuk memenuhi kebutuhan global dan membangun ketahanan kesehatan. Untuk itu diperlukan peningkatan kapasitas produksi secara kolektif melalui alih teknologi dan investasi,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Jokowi menilai suplai vaksin untuk negara berpenghasilan rendah dan negara berkembang masih belum maksimal. Sementara negara kaya sudah menerima begitu banyak dosis vaksin.
“Di saat beberapa negara telah mulai memvaksinasi kelompok berisiko rendah yaitu anak-anak dan usia pria, hanya 0,3% suplai vaksin untuk negara berpenghasilan rendah. Kesenjangan itu sangat nyata, ketika 83% dosis vaksin global sudah diterima negara kaya. Sementara negara berkembang hanya terima 17% untuk 47% populasi dunia,” paparnya.
Seperti diketahui PT Bio Farma memiliki kemampuan produksi vaksin COVID-19 hingga 25 juta dosis per bulan.
“Dan sebagai produsen vaksin terbesar di Asia Tenggara Indonesia siap untuk menjadi hub bagi peningkatan produksi vaksin di kawasan,” ujarnya dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kesehatan Global yang dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (22/5/2021).
Jokowi mengatakan bahwa hub ini diperlukan untuk menggenjot produksi vaksin COVID-19. Hal ini dilakukan untuk memastikan semua negara mendapatkan akses vaksin sehingga pandemi bisa diatasi.
“Dalam jangka menengah dan panjang kita harus melipatgandakan produksi vaksin untuk memenuhi kebutuhan global dan membangun ketahanan kesehatan. Untuk itu diperlukan peningkatan kapasitas produksi secara kolektif melalui alih teknologi dan investasi,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Jokowi menilai suplai vaksin untuk negara berpenghasilan rendah dan negara berkembang masih belum maksimal. Sementara negara kaya sudah menerima begitu banyak dosis vaksin.
“Di saat beberapa negara telah mulai memvaksinasi kelompok berisiko rendah yaitu anak-anak dan usia pria, hanya 0,3% suplai vaksin untuk negara berpenghasilan rendah. Kesenjangan itu sangat nyata, ketika 83% dosis vaksin global sudah diterima negara kaya. Sementara negara berkembang hanya terima 17% untuk 47% populasi dunia,” paparnya.
(kri)