Partai Ummat Dinilai Bertolak Belakang dengan Ide Amien Rais saat Reformasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Amien Rais telah mendeklarasikan partai barunya, yakni Partai Ummat . Partai tersebut didirikan setelah dirinya keluar dari partai yang telah dilahirkan dan dibesarkannya, Partai Amanat Nasional (PAN).
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago memiliki catatan mengenai kiprah Amien Rais dalam dunia politik sejak era Reformasi.
Menurut Pangi, gerakan Reformasi telah melambungkan nama Amien Rais pada puncak popularitas yang sangat menyakinkan. Gelar Bapak Reformasi sedikit demi sedikit dinilainya telah membuat Amien terkesan jumawa. Saat itu ajakan bergabung ke kubu partai Islam dan aliansi pembentukan partai Islam baru ditolak mentah-mentah.
"Pernyataan kontroversial yang penuh percaya diri meski sedikit menyayat hati ummat Islam beliau ungkapkan, baju partai Islam terlalu kecil buat beliau," kata Pangi dalam keterangan tertulisnya kepada SINDOnews, Jumat (7/5/2021)
Kepercayaan diri yang tinggi dan euforia sebagai tokoh reformasi, kata dia, membuat Amien Rais merasa di atas awan. Posisi presiden lebih beliau incar dengan kendaraan politik yang lebih inklusif dengan segmen pemilih yang lebih luas daripada hanya terpaku pada pemilih muslim semata.
"Partai Amanat Nasional (PAN) lahir sebagai manifestasi dari ide ini. Tapi faktanya politik tidak semanis seperti yang diimpikan, PAN tidak mampu menjadi partai besar, sebesar idenya bahkan impiannya menjadi presiden harus kandas di tengah jalan," tuturnya.
Namun kini setelah 23 tahun berlalu, kata Pangi, Amien Rais datang dengan partai baru yang terpaksa harus didirikan setelah konflik internal di tubuh PAN tidak bisa dicarikan jalan keluarnya.
"Tokoh reformasi ini tersingkir/diusir dari rumah yang pernah beliau didirikan sendiri dan kini punya narasi cita-cita baru mendeklarasikan partai baru yang dulu dianggap sebagai baju yang kekecilan itu tadi," kata Pangi.
Dia menilai Partai Ummat yang telah dideklarasikan jelas bertolak belakang dengan PAN dan ide politik Amien Rais diawal reformasi dulu. Partai baru ini segmentasinya sangat jelas.
"Bahasa sederhana saya segmen kolom kecil, untuk mewakili kepentingan kelompok muslim dan jargon-jargon politiknya sangat eksklusif menyasar basis pemilih muslim yang mazhab politiknya berseberangan dengan pemerintah (anti tesis)," tandasnya.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago memiliki catatan mengenai kiprah Amien Rais dalam dunia politik sejak era Reformasi.
Menurut Pangi, gerakan Reformasi telah melambungkan nama Amien Rais pada puncak popularitas yang sangat menyakinkan. Gelar Bapak Reformasi sedikit demi sedikit dinilainya telah membuat Amien terkesan jumawa. Saat itu ajakan bergabung ke kubu partai Islam dan aliansi pembentukan partai Islam baru ditolak mentah-mentah.
"Pernyataan kontroversial yang penuh percaya diri meski sedikit menyayat hati ummat Islam beliau ungkapkan, baju partai Islam terlalu kecil buat beliau," kata Pangi dalam keterangan tertulisnya kepada SINDOnews, Jumat (7/5/2021)
Kepercayaan diri yang tinggi dan euforia sebagai tokoh reformasi, kata dia, membuat Amien Rais merasa di atas awan. Posisi presiden lebih beliau incar dengan kendaraan politik yang lebih inklusif dengan segmen pemilih yang lebih luas daripada hanya terpaku pada pemilih muslim semata.
"Partai Amanat Nasional (PAN) lahir sebagai manifestasi dari ide ini. Tapi faktanya politik tidak semanis seperti yang diimpikan, PAN tidak mampu menjadi partai besar, sebesar idenya bahkan impiannya menjadi presiden harus kandas di tengah jalan," tuturnya.
Namun kini setelah 23 tahun berlalu, kata Pangi, Amien Rais datang dengan partai baru yang terpaksa harus didirikan setelah konflik internal di tubuh PAN tidak bisa dicarikan jalan keluarnya.
"Tokoh reformasi ini tersingkir/diusir dari rumah yang pernah beliau didirikan sendiri dan kini punya narasi cita-cita baru mendeklarasikan partai baru yang dulu dianggap sebagai baju yang kekecilan itu tadi," kata Pangi.
Dia menilai Partai Ummat yang telah dideklarasikan jelas bertolak belakang dengan PAN dan ide politik Amien Rais diawal reformasi dulu. Partai baru ini segmentasinya sangat jelas.
"Bahasa sederhana saya segmen kolom kecil, untuk mewakili kepentingan kelompok muslim dan jargon-jargon politiknya sangat eksklusif menyasar basis pemilih muslim yang mazhab politiknya berseberangan dengan pemerintah (anti tesis)," tandasnya.