Resmikan Bangunan di Ponpes Tajul Falah, Kapolri Didoakan Sejumlah Kiai
loading...
A
A
A
Terpisah, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lebak, KH. Pupu Mahfudin mengucapkan, terimakasihnya atas kehadiran Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo atas kehadirannya terkait peresmian bangunan baru di Pondok Pesantren Salafiyah Tajul Falah.
"Perhatian yang diberikan Pak Kapolri kepada pondok pesantren di wilayah Lebak, Banten, begitu besar," ucapnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengingatkan warga agar tak mudah dipecah belah. Sigit mengingatkan pentingnya kebersamaan dalam menjadikan Indonesia lebih unggul dibanding negara lain.
"Kita mudah dipecah belah sehingga kemudian kita sibuk berhadapan dengan saudara-saudara kita sendiri, ribut dengan saudara-saudara kita sendiri. Tujuan nasional kita mewujudkan masyarakat adil dan makmur itu adalah tugas kita bersama yang dulu itu diwariskan pendiri bangsa. Itu yang harus kita ingat," kata Sigit yang sebelum meresmikan bangunan baru mendapatkan sorban dari ulama Banten.
Ia mengatakan, bangsa Indonesia pernah dijajah 350 tahun lamanya karena mudah dipecah belah. Namun, ketika Indonesia bersatu menjadi satu kekuatan, Indonesia berhasil mengalahkan para penjajah.
"350 tahun kita dijajah oleh Belanda dan dilanjutkan Jepang saat itu. Karena apa? Karena kita mudah terpecah belah. Kenapa mudah? Karena Indonesia ini negara yang sangat majemuk, sangat beragam, banyak pulau, banyak suku, banyak agama, etnis, sehingga paling mudah untuk diadu," tutur Sigit.
Sigit melanjutkan, tantangan terkini bagi Indonesia adalah Covid-19. Untuk itu, Sigit menyerukan agar semua pihak bersatu agar segera keluar dari masalah pandemi Covid-19.
"Tantangan kita dulu menghadapi penjajah, kita mampu bersatu. Saat ini kita menghadapi Covid-19, kita harapkan kita mampu bersatu, jangan mau lagi dipecah belah," terangnya.
"Perhatian yang diberikan Pak Kapolri kepada pondok pesantren di wilayah Lebak, Banten, begitu besar," ucapnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengingatkan warga agar tak mudah dipecah belah. Sigit mengingatkan pentingnya kebersamaan dalam menjadikan Indonesia lebih unggul dibanding negara lain.
"Kita mudah dipecah belah sehingga kemudian kita sibuk berhadapan dengan saudara-saudara kita sendiri, ribut dengan saudara-saudara kita sendiri. Tujuan nasional kita mewujudkan masyarakat adil dan makmur itu adalah tugas kita bersama yang dulu itu diwariskan pendiri bangsa. Itu yang harus kita ingat," kata Sigit yang sebelum meresmikan bangunan baru mendapatkan sorban dari ulama Banten.
Ia mengatakan, bangsa Indonesia pernah dijajah 350 tahun lamanya karena mudah dipecah belah. Namun, ketika Indonesia bersatu menjadi satu kekuatan, Indonesia berhasil mengalahkan para penjajah.
"350 tahun kita dijajah oleh Belanda dan dilanjutkan Jepang saat itu. Karena apa? Karena kita mudah terpecah belah. Kenapa mudah? Karena Indonesia ini negara yang sangat majemuk, sangat beragam, banyak pulau, banyak suku, banyak agama, etnis, sehingga paling mudah untuk diadu," tutur Sigit.
Sigit melanjutkan, tantangan terkini bagi Indonesia adalah Covid-19. Untuk itu, Sigit menyerukan agar semua pihak bersatu agar segera keluar dari masalah pandemi Covid-19.
"Tantangan kita dulu menghadapi penjajah, kita mampu bersatu. Saat ini kita menghadapi Covid-19, kita harapkan kita mampu bersatu, jangan mau lagi dipecah belah," terangnya.
(maf)