Resmikan Bangunan di Ponpes Tajul Falah, Kapolri Didoakan Sejumlah Kiai
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah Tajul Falah yang berdiri sejak 1940 di Desa Sipayung, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Banten, menjadi saksi sejarah dalam perjuangan bangsa ini menuju gerbang kemerdekaan.
Sebagai salah satu lembaga pendidikan agama tertua di Banten, ponpes yang awalnya berdiri dengan dinding bilik bambu tersebut, telah mencetak alumni sekitar 2.150 santri.
Gedung tiga lantai yang diperuntukan untuk asrama putri, kamar dan perpustakaan itu, diresmikan langsung Kapolri Pada 10 April 2021 di Pondok Pesantren Salafiyah Tajul Falah. Ucapan terima kasih hingga doa dari para alim ulama dan tokoh Banten pun langsung mengalir untuk Kapolri.
Pimpinan Ponpes Salafiyah Tajul Falah KH Muhamad Suryana mengucapakan rasa syukurnya atas kehadirian orang nomor satu di Korps Bhayangkara tersebut. Terlebih, bukan hanya hadir dalam peresmian saja, beliau memang dikenal dekat dengan ulama saat masih menjabat Kapolda Banten dan dikenal dermawan dalam membantu pendidikan.
"Saya berikut pengurus pondok, santri, hingga alumni mengucapkan terima kasih kepada Kapolri,atas tenaga, harta dan waktunya untuk membantu pembangunan pondok ini," kata KH Muhamad Suryana.
Tak hanya itu, peresmian pun diisi dengan santunan anak yatim serta bantuan sosial (baksos) kepada korban banjir 2020 silam, dan penyerahan kitab kuning tafsir munir dari kapolri ke Ponpes Salafiyah Tajul Falah.
Dalam penyerahan tersebut, penerima kitab secara simbolis dari perwakilan alumni yakni, KH Sarhani merasa bersyukur mendapat kitab tersebut. Kitab itu merupakan karangan seorang imam besar Masjidil Kharam yakni Syekh Nawawi al Bantani. Terlebih, kitab tersebut memang sangat bermanfaat digunakan di bulan suci ramadhan.
Asnen salah seorang penerima bantuan pun mengaku, senang karena bisa menyambut Ramadhan dengan tenang. "Meski masih tinggal di tenda pengungsian, tapi kami sudah tidak takut lagi kelaparan," bebernya.
Penangung Jawab Pondok Pesantren Salafiyah Tajul Falah, H Ade Ruhandi atau akrab disapa Jaro Ade mengatakan, Kapolri begitu luar biasa perhatiannya kepada masyarakat. Terlebih, kapolri tidak pernah memilah-milah mana pendidikan umum dan pendidikan pesantren.
Sebagai salah satu lembaga pendidikan agama tertua di Banten, ponpes yang awalnya berdiri dengan dinding bilik bambu tersebut, telah mencetak alumni sekitar 2.150 santri.
Gedung tiga lantai yang diperuntukan untuk asrama putri, kamar dan perpustakaan itu, diresmikan langsung Kapolri Pada 10 April 2021 di Pondok Pesantren Salafiyah Tajul Falah. Ucapan terima kasih hingga doa dari para alim ulama dan tokoh Banten pun langsung mengalir untuk Kapolri.
Pimpinan Ponpes Salafiyah Tajul Falah KH Muhamad Suryana mengucapakan rasa syukurnya atas kehadirian orang nomor satu di Korps Bhayangkara tersebut. Terlebih, bukan hanya hadir dalam peresmian saja, beliau memang dikenal dekat dengan ulama saat masih menjabat Kapolda Banten dan dikenal dermawan dalam membantu pendidikan.
"Saya berikut pengurus pondok, santri, hingga alumni mengucapkan terima kasih kepada Kapolri,atas tenaga, harta dan waktunya untuk membantu pembangunan pondok ini," kata KH Muhamad Suryana.
Tak hanya itu, peresmian pun diisi dengan santunan anak yatim serta bantuan sosial (baksos) kepada korban banjir 2020 silam, dan penyerahan kitab kuning tafsir munir dari kapolri ke Ponpes Salafiyah Tajul Falah.
Dalam penyerahan tersebut, penerima kitab secara simbolis dari perwakilan alumni yakni, KH Sarhani merasa bersyukur mendapat kitab tersebut. Kitab itu merupakan karangan seorang imam besar Masjidil Kharam yakni Syekh Nawawi al Bantani. Terlebih, kitab tersebut memang sangat bermanfaat digunakan di bulan suci ramadhan.
Asnen salah seorang penerima bantuan pun mengaku, senang karena bisa menyambut Ramadhan dengan tenang. "Meski masih tinggal di tenda pengungsian, tapi kami sudah tidak takut lagi kelaparan," bebernya.
Penangung Jawab Pondok Pesantren Salafiyah Tajul Falah, H Ade Ruhandi atau akrab disapa Jaro Ade mengatakan, Kapolri begitu luar biasa perhatiannya kepada masyarakat. Terlebih, kapolri tidak pernah memilah-milah mana pendidikan umum dan pendidikan pesantren.