Rocky Gerung: Ideologi Pancasila Dijadikan Alat Membujuk Orang Memusuhi Orang Lain
loading...
A
A
A
JAKARTA - Terlepas permintaan maaf yang sudah diterima KH Cholil Nafis, pengamat politik Rocky Gerung menilai apa yang dilakukan Komisaris Independen PT Pelni, Kristia Budhyarto menunjukkan kapasitas buzzer yang tidak naik kelas. Seharusnya, kata Rocky, lelaki yang dikenal lewat akun twitter Kang Dede itu meminta maaf kepada rakyat Indonesia.
”Pak Kiai ya mungkin bilang sudahlah, tapi rakyat sudah keburu nonton. Jadi, minta maaf saja dia tidak tahu caranya. Dipikir kalau sudah minta maaf secara personal orang akan melupakan kekeliruannya. Justru ini menunjukkan bahwa dia memang menyasar orang-orang tertentu,” tutur Rocky dalam video di akun youtube, dikutip Senin (12/4/2021).
Mantan pengajar filsafat Universitas Indonesia itu mencurigai sikap komisaris Pelni tersebut tak lepas dari tugas khusus yang diembannya sebagai penjaga ideologi di BUMN.
”Dan, mereka ini banyak, disebar hanya untuk memata-matai musuh negara di bidang ideologi. Hal yang sama juga disebar di kampus, di semua soal. Akhirnya ideologi Pancasila itu sekadar menjadi alat untuk membujuk orang supaya memusuhi orang lain,” kata Rocky.
Menurut dia, dengan mengucapkan kata radikal, makan terjadi permusuhan yang tak ada hubungannya dengan kedudukan sebagai komisaris. ”Padahal seorang komisaris harusnya memahami manajemen, mengerti cara membaca balance sheet, akuntansinya bagus. Tapi ini sekadar disuruh untuk memantau aktivitas rohani seseorang,” katanya
”Pak Kiai ya mungkin bilang sudahlah, tapi rakyat sudah keburu nonton. Jadi, minta maaf saja dia tidak tahu caranya. Dipikir kalau sudah minta maaf secara personal orang akan melupakan kekeliruannya. Justru ini menunjukkan bahwa dia memang menyasar orang-orang tertentu,” tutur Rocky dalam video di akun youtube, dikutip Senin (12/4/2021).
Mantan pengajar filsafat Universitas Indonesia itu mencurigai sikap komisaris Pelni tersebut tak lepas dari tugas khusus yang diembannya sebagai penjaga ideologi di BUMN.
”Dan, mereka ini banyak, disebar hanya untuk memata-matai musuh negara di bidang ideologi. Hal yang sama juga disebar di kampus, di semua soal. Akhirnya ideologi Pancasila itu sekadar menjadi alat untuk membujuk orang supaya memusuhi orang lain,” kata Rocky.
Menurut dia, dengan mengucapkan kata radikal, makan terjadi permusuhan yang tak ada hubungannya dengan kedudukan sebagai komisaris. ”Padahal seorang komisaris harusnya memahami manajemen, mengerti cara membaca balance sheet, akuntansinya bagus. Tapi ini sekadar disuruh untuk memantau aktivitas rohani seseorang,” katanya
(muh)