Dua Aksi Teror dalam Seminggu, Kosgoro 57: Ada Pergeseran Tren Pelaku

Kamis, 01 April 2021 - 12:57 WIB
loading...
Dua Aksi Teror dalam Seminggu, Kosgoro 57: Ada Pergeseran Tren Pelaku
Ketua Umum PPK Kosgoro 57 Dave Akbarshah Fikarno. Foto/dpr.go.id
A A A
JAKARTA - Belum genap seminggu, Indonesia diguncang dua aksi teror . Teror pertama, bom di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu 28 Maret 2021, tiga hari kemudian, Rabu 31 Maret 2021 sore kemarin teror menyerang kepolisian dengan menyerang Mabes Polri, Jakarta.

Terkait hal ini, Ketua Umum PPK Kosgoro 57 Dave Akbarshah Fikarno berpandangan aksi terorisme beberapa hari ini tak bisa dianggap remeh. "Ini menunjukkan permasalahan ini sangat tidak sederhana," ujar Dave dalam keterangannya, Kamis (1/4/2021).

Menurut anggota Komisi I DPR ini berdasarkan dari usia pelaku dan sikapnya yang mempersoalkan ideologi bangsa Indonesia menjadi bukti terorisme punya doktrin yang terstruktur.

"Memang penegakan hukum perlu dilakukan dengan sangat tegas tetapi penangkapan dengan pressure kan tidak akan menghentikan, hanya bisa menurunkan aksi teror yang sudah ada sekarang, ini persoalannya harus dicaritahu daripada akar permasalahannya sendiri," papar Dave.


Politikus Partai Golkar ini pun sepakat aksi teror tidak berkaitan dengan agama manapun. Namun, kini ada pergeseran tren pelaku teror, dari yang dulu berasal dari keluarga yang bermasalah, kini lahir dari keluarga yang secara sosial mapan.

"Kalau dulu pelaku teror itu kan dari keluarga yang bermasalah. Sekarang ini terbukti tidak hanya dari golongan orang yang hidupnya itu tidak memiliki masa depan, ternyata ini juga banyak dari anak muda yang ternyata masih memiliki masa depan dan harapan yang indah, tetapi terjerumus dengan ideologi teroris ini," kata pria yang biasa disapa Dave Laksono itu.

Dave meminta pencegahan diperkuat dan diutamakan dalam penanggulangan terorisme. Ia menyarankan program deradikalisasi terus dievaluasi sesuai tantangan di lapangan. "Ya memang pendekatan deradikalisasi itu masih membutuhkan formulasi yang lebih tepat, masif, dan efektif," tandasnya.

(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1163 seconds (0.1#10.140)