Moeldoko Mengaku Selalu Lantang Bicara Keberagaman

Selasa, 30 Maret 2021 - 09:50 WIB
loading...
Moeldoko Mengaku Selalu...
Moeldoko. Foto/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko berbicara tentang ancaman intoleransi dan radikalisme pada acara Dies Natalis Ikatan Alumni Universitas Terbuka (IKA-UT) pada Jumat 26 Maret 2021 lalu.

"Saya selalu lantang kalau sudah berbicara tentang ini, keberagaman," kata dia mengawali pembicaraannya sebagaimana dilihat di akun Instagram resminya, Selasa (30/3/2021).

Moeldoko yang juga Ketua Umum IKA-UT itu melihat ada kecenderungan intoleransi dan radikalisme muncul di Indonesia. Dia juga melihat semakin kuatnya tarikan ideologi. "Sekarang ini ada kecenderungan muncul intoleransi, muncul paham radikal, tarikan ideologi makin kuat, di mana-mana," jelasnya.



Mantan Panglima TNI itu berbicara Indonesia menuju usia 100 tahun pada 2045 mendatang. Menurutnya, hal itu lebih penting untuk dipikirkan ketimbang mengurusi urusan politik praktis lima tahunan.

"Tapi bagaimana kita yang saat ini diberikan kesempatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, untuk mengarahkan negara ini agar lurus ke depan tanpa dihambat oleh rintangan-rintangan ideologis, yang pada akhirnya menghambat tujuan kita bernegara menuju 2045," tuturnya.



Moeldoko mengajak seluruh pihak untuk membangun sebuah harmoni demi menjaga keberagaman. Jangan sampai bangsa ini tertarik pada intoleransi dan radikalisme yang saat ini gejalanya sudah mulai terlihat.

"Bagaimana bangsa yang besar seperti ini yang dikodratkan oleh Yang Maha Kuasa berbagai agama berbagai suku berbagai macam-macam, kita lama kelamaan menuju intoleransi, nggak boleh ini dibiarkan. Ruang intoleransi harus kita persempit bersama-sama bahkan kita harus tidak memberi ruang pada paham intoleransi dan radikalisme karena ini sungguh menghambat proses pembangunan bangsa," jelasnya.

Moeldoko mengatakan, jika tidak waspada, kita terjerembap lagi, mundur lagi bangsa ini. "Kita mesti melihat dengan jernih melihat apa yang terjadi di berbagai negara, apa yang terjadi di Irak, Libya, Syria, Yaman, dan berbagai negara lain," pungkasnya.
(zik)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1506 seconds (0.1#10.140)