Merayakan (Kembali) Kebangkitan Film Indonesia dalam Fase New Normal
loading...
A
A
A
JAKARTA -
Sampai hari ini, jumlah pengunjung bioskop di Indonesia bisa dipastikan anjlok sejak pandemi Covid-19 melanda negeri ini.
Meski ada beberapa bioskop yang sudah kembali beroperasi, peraturan pembatasan jumlah penonton yang hanya 50 persen dari jumlah normal membuat pelaku industri perfilman tanah air, khususnya pengusaha bioskop, menjerit.
Menurut data Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), dari 407 gedung bioskop yang tersebar di seluruh Indonesia, kini hanya 55 persen yang beroperasi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menjelaskan, Presiden meminta pihaknya untuk membantu sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dalam melakukan transformasi digital sehingga dapat meningkatkan peluang usaha. Hal tersebut dikatakan Menparekraf Sandiaga Uno saat mendampingi Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Bali untuk meninjau pelaksanaan vaksinasi massal bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif pada pertengahan Maret ini.
"Harapan Presiden kepada kami berdua (Menparekraf dan Wamenparekraf) adalah bagaimana membantu sektor pariwisata dan ekonomi kreatif melakukan transformasi, di segi digitalisasi agar pandemi ini justru membawa perubahan menuju pariwisata dan ekonomi kreatif yang lebih berkualitas dan berkelanjutan," ujarnya.
Meski berhadapan dengan situasi yang sulit, insan perfilman Indonesia tidak serta-merta patah arang apalagi menyalahkan keadaan.
Kolaborasi antara sineas Indonesia dan distributor film, berhasil melahirkan inovasi kreatif berupa situs bioskop bernama bioskoponline.com. Ini merupakan layanan Transactional Video On Demand (TVOD) untuk karya-karya terbaik anak bangsa. Situs tersebut kini menjadi alternatif baru bagi masyarakat penggemar film Indonesia.
Sederhananya inovasi bioskop daring membawa angin segar bagi sineas, distributor, dan pecinta film Indonesia. Hal tersebut selaras dengan gerakan #BanggaBuatanIndonesia yang mengajak masyarakat untuk tetap beradaptasi, berinovasi, dan berkolaborasi dalam rangka membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.
Kemungkinan besar tren menonton secara daring akan berlanjut, mengingat kegiatan ini bisa membantu mencegah penyebaran virus Covid-19. Bahkan diperkirakan tren menonton film secara daring akan tetap diminati meski pandemi telah usai.
Layanan bioskop daring menawarkan potensi pasar yang besar, khususnya bagi industri film di tengah kondisi pandemi. Meski banyak situs ilegal yang menawarkan film secara gratis, keberadaan situs resmi tetap jadi pilihan utama. Karena situs legal menawarkan kenyamanan dengan menghindarkan penontonnya dari iklan, atau malware yang berisiko merusak perangkat elektronik. CM
Sampai hari ini, jumlah pengunjung bioskop di Indonesia bisa dipastikan anjlok sejak pandemi Covid-19 melanda negeri ini.
Meski ada beberapa bioskop yang sudah kembali beroperasi, peraturan pembatasan jumlah penonton yang hanya 50 persen dari jumlah normal membuat pelaku industri perfilman tanah air, khususnya pengusaha bioskop, menjerit.
Menurut data Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), dari 407 gedung bioskop yang tersebar di seluruh Indonesia, kini hanya 55 persen yang beroperasi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menjelaskan, Presiden meminta pihaknya untuk membantu sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dalam melakukan transformasi digital sehingga dapat meningkatkan peluang usaha. Hal tersebut dikatakan Menparekraf Sandiaga Uno saat mendampingi Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Bali untuk meninjau pelaksanaan vaksinasi massal bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif pada pertengahan Maret ini.
"Harapan Presiden kepada kami berdua (Menparekraf dan Wamenparekraf) adalah bagaimana membantu sektor pariwisata dan ekonomi kreatif melakukan transformasi, di segi digitalisasi agar pandemi ini justru membawa perubahan menuju pariwisata dan ekonomi kreatif yang lebih berkualitas dan berkelanjutan," ujarnya.
Meski berhadapan dengan situasi yang sulit, insan perfilman Indonesia tidak serta-merta patah arang apalagi menyalahkan keadaan.
Kolaborasi antara sineas Indonesia dan distributor film, berhasil melahirkan inovasi kreatif berupa situs bioskop bernama bioskoponline.com. Ini merupakan layanan Transactional Video On Demand (TVOD) untuk karya-karya terbaik anak bangsa. Situs tersebut kini menjadi alternatif baru bagi masyarakat penggemar film Indonesia.
Sederhananya inovasi bioskop daring membawa angin segar bagi sineas, distributor, dan pecinta film Indonesia. Hal tersebut selaras dengan gerakan #BanggaBuatanIndonesia yang mengajak masyarakat untuk tetap beradaptasi, berinovasi, dan berkolaborasi dalam rangka membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.
Kemungkinan besar tren menonton secara daring akan berlanjut, mengingat kegiatan ini bisa membantu mencegah penyebaran virus Covid-19. Bahkan diperkirakan tren menonton film secara daring akan tetap diminati meski pandemi telah usai.
Layanan bioskop daring menawarkan potensi pasar yang besar, khususnya bagi industri film di tengah kondisi pandemi. Meski banyak situs ilegal yang menawarkan film secara gratis, keberadaan situs resmi tetap jadi pilihan utama. Karena situs legal menawarkan kenyamanan dengan menghindarkan penontonnya dari iklan, atau malware yang berisiko merusak perangkat elektronik. CM
(atk)