Respons Meningkatnya Pasien COVID-19, PB HMI Adakan Rapid Test Secara Gratis

Sabtu, 18 April 2020 - 16:58 WIB
loading...
Respons Meningkatnya...
PB HMI melalui LKMI menginisiasi pelaksanaan rapid test dan berobat gratis bagi relawan Satgas COVID-19 dan masyarakat umum tidak mampu yang mengalami gejala Corona di Sekretariat PB HMI Jakarta. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) melalui Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) menginisiasi pelaksanaan rapid test dan berobat gratis bagi relawan Satgas COVID-19 dan masyarakat umum tidak mampu yang mengalami gejala Corona di sekretariat PB HMI Jakarta. Hal ini dilakukan merespons meningkatnya jumlah pasien positif terinfeksi virus corona (COVID-19) secara nasional.

“Data dan fakta perkembangan angka pasien positif COVID-19 yang masihmeningkat serta kesulitan dalam proses mendeteksi gejala pasien hari ini secara signifikan telah mengkhawatirkan situasi kebatinan setiap warga, dan PB HMI akan memulainya dari sana,” ujar Pj Ketua Umum PB HMI Arya Kharisma Hardy di Jakarta, Sabtu (18/04/2020).

Arya mengatakan dalam situasi darurat yang hampir tak terukur dan serba bias data ini, kontribusi aktif dari semua elemen bangsa sangatlah penting, karena hal ini akan menjadikan segalanya selalu dalam kendali kita sebagai sebuah bangsa. Menurutnya, Indonesia bahkan ditengarai hanya memiliki kapasitas ruang perawatan pasien positif dengan rasio 12:10.000 orang, dan biaya perawatan yang mencapai jutaan perhari, sebuah keterbatasan medis yang sangat mengkhawatirkan.

“Peralatan dan tenaga medis kita terbatas, ruang perawatan juga terbatas, rasionya 12:10.000 orang, akhirnya biaya perawatan menjadi mahal, mencapai jutaan perhari, ini merupakan situasi yang sangat mengkhawatirkan, maka penting hari ini bagi semua elemen bangsa untuk bergerak bersama-sama melawan COVID-19 ini,” tuturnya.

Menurut Arya, langkah-langkah sederhana seperti rapid test yang dilakukan secara rutin dan masif akan sangat efektif membantu pemerintah dalam mendeteksi dan mengukur seberapa jauh pandemik ini mengepidemi. Sehingga setiap instrumen pengendalian dan pemulihan dengan mudah bisa segera dihitung dan disiagakan. Harapannya, pada masa PSBB rapid test dapat dilakukan secara massif oleh semua pihak, supaya data sample yang diperoleh lebih besar dan terukur.

“Kegiatan-kegiatan sederhana seperti melakukan rapid test ini harapannya bisa membantu kerja-kerja pemerintah, terlebih lagi saat masa pemberlakuan PSBB ini merupakan kesempatan bagi pemerintah dan semua pihak untuk melakukan rapid test secara masif, supaya kita segera mendapat data sample yang lebih besar dan terukur, dan apapun nanti hasilnya pemerintah harus siap menerima realitas yang ada, karena bisa jadi jika rapid test ini dilakukan secara masif jumlah grafik pasien positif terinfeksi COVID-19 akan naik signifikan,” paparnya.

Sementara itu, Direktur Badan Koordinasi Nasional LKMI dr Fachrurrozy Basalamah (dr Ozy) pada kesempatan yang sama mengungkapkan bahwa, rapid test akan diutamakan bagi para relawan satgas COVID-19, tenaga medis dan masyarakat kurang mampu yang memiliki gejala COVID-19.

“LKMI telah menyediakan Hotline pendaftaran bagi relawan dan tenaga medis yang ingin diperiksa secara intensif. Termasuk Juga bagi masyarakat umum yang terbatas secara ekonomi akan turut kami test kesehatannya khususnya yang berdomisili di jakarta selatan,” ujar dr Ozy.

Lebih jauh dr Ozy menjelaskan bahwa, mekanisme rapid test ini akan dibuka disekretariat PB HMI dan membagi dalam 3 sesi waktu pemeriksaan, sehingga tidak terjadi penumpukan peserta dan tentu saja karena pertimbangan keterbatasan tenaga medis. Dalam situasi seperti ini dr Ozhy juga berharap agar masyarakat khususnya warga Ibu Kota Jakarta lebih tertib untuk menahan diri tidak keluar rumah, karena pandemik ini memiliki pola epidemic yang sangat sulit untuk dihindari.

“Namun, Akan menjadi sebuah upaya pencegahan dan kontribusi yang bijaksana jika setiap individu khususnya warga Ibu Kota Jakarta agar lebih tertib dan berusaha menahan diri untuk tidak keluar dari rumah dan tempat tinggal masibg-masing di masa-masa darurat ini, karena pandemik COVID-19 memiliki pola epidemi yang sangat sulit untuk dihindari, kendatipun kita memiliki antibody yang tangguh,” tutup dr Ozy.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1379 seconds (0.1#10.140)