Menkes Mengaku Tidak Tahu Tingkat Efikasi Vaksin Nusantara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Kesehatan ( Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengatakan saat ini belum mengetahui tingkat efikasi Vaksin Nusantara . Vaksin ini merupakan pengembangan dari mantan Menkes, Terawan Agus Putranto dengan metode dendritik dengan mengambil sel manusia.
“Jadi yang pertama Vaksin Nusantara. Jadi vaksin ini, kita enggak tahu sampai kapan dia bisa kasih efikasi. Nah kalau kayak polio itu seumur hidup, nah meningitis naik haji 2 tahun, ini (Vaksin Nusantara) ada bilang 3-6 bulan, eh nggak bisa gitu, saya bilang. Belum ada buktinya ilmiahnya,” ujar Budi dalam Manager Forum ke-55 secara virtual, Jumat (26/3/2021).
Bahkan, kata Budi, final report efikasi dari beberapa vaksin di dunia seperti Pfizer juga Moderna saja belum keluar. Sehingga, Vaksin Nusantara juga harus ada bukti ilmiahnya terlebih dahulu baru bisa mengeluarkan hasil efikasinya.
“Karena sampai itu termasuk Pfizer, Moderna, itu final report clinical trial belum keluar. Begitu keluar baru kita bisa jawab secara ilmiah saintifik berapa lama. Tapi sampai sekarang enggak ada."
"Nah, saya konservatif aja kan bilang 12 bulan deh, yang paling rendah kan meningitis, ini kira-kira 12 bulan. Itu yang kita pakai sebagai patokan kenapa Bapak Presiden mengarahkan 12 bulan itu vaksinasi sudah selesai,” sambung BGS.
Sementara itu, penelitian Vaksin Nusantara pun saat ini sudah dihentikan sementara. Hal ini setelah adanya surat yang disampaikan oleh peneliti vaksin Nusantara di RS Dr Kariadi meminta untuk menghentikan sementara penelitiannya.
Bahkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sampai saat ini masih belum memberikan izin untuk kelanjutan vaksin Nusantara. BPOM mengungkapkan bahwa beberapa aspek penelitian Vaksin Nusantara harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum dilanjutkan ke dalam uji klinis fase.
“Jadi yang pertama Vaksin Nusantara. Jadi vaksin ini, kita enggak tahu sampai kapan dia bisa kasih efikasi. Nah kalau kayak polio itu seumur hidup, nah meningitis naik haji 2 tahun, ini (Vaksin Nusantara) ada bilang 3-6 bulan, eh nggak bisa gitu, saya bilang. Belum ada buktinya ilmiahnya,” ujar Budi dalam Manager Forum ke-55 secara virtual, Jumat (26/3/2021).
Bahkan, kata Budi, final report efikasi dari beberapa vaksin di dunia seperti Pfizer juga Moderna saja belum keluar. Sehingga, Vaksin Nusantara juga harus ada bukti ilmiahnya terlebih dahulu baru bisa mengeluarkan hasil efikasinya.
“Karena sampai itu termasuk Pfizer, Moderna, itu final report clinical trial belum keluar. Begitu keluar baru kita bisa jawab secara ilmiah saintifik berapa lama. Tapi sampai sekarang enggak ada."
"Nah, saya konservatif aja kan bilang 12 bulan deh, yang paling rendah kan meningitis, ini kira-kira 12 bulan. Itu yang kita pakai sebagai patokan kenapa Bapak Presiden mengarahkan 12 bulan itu vaksinasi sudah selesai,” sambung BGS.
Sementara itu, penelitian Vaksin Nusantara pun saat ini sudah dihentikan sementara. Hal ini setelah adanya surat yang disampaikan oleh peneliti vaksin Nusantara di RS Dr Kariadi meminta untuk menghentikan sementara penelitiannya.
Bahkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sampai saat ini masih belum memberikan izin untuk kelanjutan vaksin Nusantara. BPOM mengungkapkan bahwa beberapa aspek penelitian Vaksin Nusantara harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum dilanjutkan ke dalam uji klinis fase.
(kri)