Dilirik Partai Politik, Mungkinkah Raffi Ahmad Maju Pilgub DKI Jakarta?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Meski akan digelar pada 2024, Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta sudah menjadi sorotan publik. Itu tidak lain karena masa jabatan Anies Baswedan akan berakhir pada tahun depan.
Sejumlah sosok dari mulai pejabat publik hingga kalangan selebritas disebut-sebut berpeluang maju pada perhelatan tersebut.Salah satunya adalah artis Raffi Ahmad .
Suami aktris Nagita Slavina ini dikabarkan dijagokan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi kandidat Pilkada DKI Jakarta mendatang. Nama Raffi Ahmad pun muncul di survei pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta versi Lembaga riset politik Median.
Dari survei Median yang diumumkan pada Senin 15 Februari 2021 itu, Raffi Ahmad memperoleh suara 1% dari 11 kandidat yang muncul. Lalu, bagaimana peluang Raffi Ahmad untuk Pilkada DKI Jakarta mendatang?
“Kalau dari sisi popularitas Raffi Ahmad memang punya kemungkinan masuk dalam radar Pilkada DKI Jakarta. Dia populer karena artis hiburan,” ujar Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam kepada SINDOnews, Rabu 10 Maret 2021.
Masalahnya, kata Arif, populer saja belum tentu dipilih, sehingga popularitas tak selalu berbanding lurus dengan elektabilitas. “Kalau hanya mengandalkan keartisan dan populernya saja tentu masih sangat berat, kecuali kemudian menyiapkan infrastruktur politik lainnya untuk menopang maju dalam Pilkada DKI Jakarta,” ujar Arif.
Dia pun memberikan contoh misalnya Artis atau Pelawak Mandra gagal masuk parlemen senayan ketika maju menjadi Caleg. Sehingga, jika Anies Baswedan kembali maju di Pilkada DKI Jakarta mendatang, Raffi Ahmad dinilai akan sangat sulit mengalahkannya.
“Kalau kemudian Raffi Ahmad maju dan berhadapan dengan Anies, saya prediksi masih menang Anies Baswedan. Selain memiliki elektabilitas tinggi juga merupakan petahana selain memiliki kedekatan dengan beberapa parpol yang siap mengusung,” pungkas Arif.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menilai peluang Raffi Ahmad untuk Pilkada DKI Jakarta mendatang belum cukup memadai. “Peluangnya masih fifty-fifty. Bisa dicalonkan oleh partai. Bisa juga tidak. Saat ini namanya dikapitalisasi oleh partai untuk mendongkrat elektabilitas partai tersebut,” kata Ujang kepada SINDOnews secara terpisah.
Ujang berpendapat, artis maju di Pilkada lebih sebagai vote getter.“Biasanya hanya jadi calon wakil. Dan banyak juga artis yang bertimbangan di Pilkada,”kata Ujang.
Direktur Eksekutif Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Kunto Adi Wibowo menilai Raffi Ahmad punya popularitas yang baik alias dikenal banyak orang. “Dia punya komunitas fans yang sangat besar. Menurut saya, itu modal yang cukup baik untuk mengangkat dia ke kursi DKI 1 maupun kursi DKI 2,” kata Kunto kepada SINDOnews secara terpisah.
Namun, kata Kunto, pemilih juga melihat faktor-faktor lain selain popularitas. “Dia (Raffi) good looking, ya populer, dia mungkin bisa lebih berkomunikasi dengan konstituen atau pemilih, itu modal dari arti atau mereka yang populer di dunia hiburan,” kata Kunto.
Cuma, lanjut dia, pemilih biasanya melihat bagaimana rekam jejak seorang tokoh di dunia pemerintahan ataupun politik. “Biasanya, entertainer dinilai rendah,” ungkap Kunto.
Dia pun kemudian memberikan contoh beberapa artis atau mantan artis yang hanya mampu menjadi wakil gubernur, seperti Rano Karno, Deddy Mizwar dan Dede Yusuf. Mereka tidak mampu menjadi gubernur ketika
menjadi kandidat Pilkada.
“Tapi kalau dia nomor 1 (Gubernur) dan semua urusan serta policy di tangan dia, tampaknya publik masih ragu, itu bisa dilihat dari track record artis-artis mantan artis yang mencalonkan diri,” katanya.
Sejumlah sosok dari mulai pejabat publik hingga kalangan selebritas disebut-sebut berpeluang maju pada perhelatan tersebut.Salah satunya adalah artis Raffi Ahmad .
Suami aktris Nagita Slavina ini dikabarkan dijagokan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi kandidat Pilkada DKI Jakarta mendatang. Nama Raffi Ahmad pun muncul di survei pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta versi Lembaga riset politik Median.
Dari survei Median yang diumumkan pada Senin 15 Februari 2021 itu, Raffi Ahmad memperoleh suara 1% dari 11 kandidat yang muncul. Lalu, bagaimana peluang Raffi Ahmad untuk Pilkada DKI Jakarta mendatang?
“Kalau dari sisi popularitas Raffi Ahmad memang punya kemungkinan masuk dalam radar Pilkada DKI Jakarta. Dia populer karena artis hiburan,” ujar Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam kepada SINDOnews, Rabu 10 Maret 2021.
Masalahnya, kata Arif, populer saja belum tentu dipilih, sehingga popularitas tak selalu berbanding lurus dengan elektabilitas. “Kalau hanya mengandalkan keartisan dan populernya saja tentu masih sangat berat, kecuali kemudian menyiapkan infrastruktur politik lainnya untuk menopang maju dalam Pilkada DKI Jakarta,” ujar Arif.
Dia pun memberikan contoh misalnya Artis atau Pelawak Mandra gagal masuk parlemen senayan ketika maju menjadi Caleg. Sehingga, jika Anies Baswedan kembali maju di Pilkada DKI Jakarta mendatang, Raffi Ahmad dinilai akan sangat sulit mengalahkannya.
“Kalau kemudian Raffi Ahmad maju dan berhadapan dengan Anies, saya prediksi masih menang Anies Baswedan. Selain memiliki elektabilitas tinggi juga merupakan petahana selain memiliki kedekatan dengan beberapa parpol yang siap mengusung,” pungkas Arif.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menilai peluang Raffi Ahmad untuk Pilkada DKI Jakarta mendatang belum cukup memadai. “Peluangnya masih fifty-fifty. Bisa dicalonkan oleh partai. Bisa juga tidak. Saat ini namanya dikapitalisasi oleh partai untuk mendongkrat elektabilitas partai tersebut,” kata Ujang kepada SINDOnews secara terpisah.
Ujang berpendapat, artis maju di Pilkada lebih sebagai vote getter.“Biasanya hanya jadi calon wakil. Dan banyak juga artis yang bertimbangan di Pilkada,”kata Ujang.
Direktur Eksekutif Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Kunto Adi Wibowo menilai Raffi Ahmad punya popularitas yang baik alias dikenal banyak orang. “Dia punya komunitas fans yang sangat besar. Menurut saya, itu modal yang cukup baik untuk mengangkat dia ke kursi DKI 1 maupun kursi DKI 2,” kata Kunto kepada SINDOnews secara terpisah.
Namun, kata Kunto, pemilih juga melihat faktor-faktor lain selain popularitas. “Dia (Raffi) good looking, ya populer, dia mungkin bisa lebih berkomunikasi dengan konstituen atau pemilih, itu modal dari arti atau mereka yang populer di dunia hiburan,” kata Kunto.
Cuma, lanjut dia, pemilih biasanya melihat bagaimana rekam jejak seorang tokoh di dunia pemerintahan ataupun politik. “Biasanya, entertainer dinilai rendah,” ungkap Kunto.
Dia pun kemudian memberikan contoh beberapa artis atau mantan artis yang hanya mampu menjadi wakil gubernur, seperti Rano Karno, Deddy Mizwar dan Dede Yusuf. Mereka tidak mampu menjadi gubernur ketika
menjadi kandidat Pilkada.
“Tapi kalau dia nomor 1 (Gubernur) dan semua urusan serta policy di tangan dia, tampaknya publik masih ragu, itu bisa dilihat dari track record artis-artis mantan artis yang mencalonkan diri,” katanya.
(dam)