Faktor Ini Bikin Peluang Risma Maju Pilgub DKI Jakarta Terbuka Lebar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bukan hal baru jika nama Tri Rismaharini atau biasa disapa Risma disebut-sebut sebagai sosok yang berpeluang maju pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta mendatang.
Isu tersebut semakin menguat ketika dirinya blusukan di sejumlah lokasi di Jakarta setelah menjabat sebagai Menteri Sosial (Mensos). Jabatan barunya setelah memimpin Kota Surabaya selama dua periode.
Bahkan, nama wanita kelahiran Kediri, 20 November 1961 ini masuk survei bursa Pilkada DKI Jakarta. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Nusantara Strategic Network (NSN) pada 20-27 Februari 2021, Risma berada pada posisi paling atas sebagai sosok yang berpeluang menjadi calon gubernur DKI Jakarta.
Risma mengungguli Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan selisih elektabilitas sebesar 2,2% berdasarkan survei NSN yang dilakukan secara tatap muka kepada 400 responden mewakili seluruh wilayah di DKI Jakarta itu.
Elektabilitas Risma di survei itu sebesar 34,0 %, sedangkan Anies Baswedan di posisi kedua dengan 31,8 %. Sementara itu, elektabilitas Risma di survei Lembaga Median baru-baru ini sebesar 36 %. Lalu, bagaimana peluang Risma untuk Pilkada DKI Jakarta mendatang?
“Risma saya kira memiliki peluang besar karena ia memiliki panggung jabatan publik sebagai Mensos. Selain itu, juga berasal dari partai besar PDI Perjuangan,” ujar Pengamat Politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam kepada SINDOnews, Rabu 10 Maret 2021.
Kemudian, Bagaimana jika Risma "head to head" melawan Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta? Arif mengakui saat ini elektabilitas Risma masih di bawah Anies Baswedan.
“Kalau hari ini Pilkada masih peluang Anies Baswedan karena elektabilitasnya masih lebih tinggi. Namun jika Risma terus melakukan kerja-kerja politik yang efektif dan menunjukkan prestasi bukan tidak mungkin bisa menyalip elektabilitas Anies,” kata Arif.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Kunto Adi Wibowo menilai survei Lembaga Median baru-baru ini yang menyebut elektabilitas Risma sebesar 36 % masih perlu dibuktikan lagi. “Karena Risma kan posisinya Menteri Sosial, dan kita tidak tahu sejauhmana warga Jakarta sangat pingin punya gubernur seperti Risma,” tutur Kunto.
Karena, lanjut dia, permasalahan yang dihadapi Kota Surabaya dengan di DKI Jakarta jauh berbeda. “Tapi paling tidak Risma sudah punya modal yang memadai untuk bertarung di Pilkada DKI nanti 2024,” tuturnya.
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA), Fadhli Harahab pernah mengatakan peluang Risma menjadi penantang Anies di Pilkada DKI Jakarta bisa saja benar terjadi melihat gelagat politiknya.
"Kalau pilkada jadi digelar 2022, kemungkinan Bu Risma menjadi penantang Anies, kalau pun dia dicalonkan, cukup besar. Apalagi sebelumnya, Risma memang digadang-gadang bakal ditarik ke Jakarta, setelah sukses membangun Surabaya," ujar Fadhli kepada SINDOnews, Januari lalu.
Seperti diketahui, pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta berikutnya menjadi polemik. Pemerintah dan mayoritas fraksi di DPR tetap menginginkan Pilkada DKI digelar pada tahun 2014 seusai dengan perundang-undangan. Sementara dua fraksi, PKS dan Demokrat menginginkan dilaksanakan pada 2022. Sementara masa jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2022.
Lihat Juga: DPR Ramai-ramai Cecar Jaksa Agung soal Kasus Tom Lembong, Anies: Rakyat Indonesia Mengapresiasi
Isu tersebut semakin menguat ketika dirinya blusukan di sejumlah lokasi di Jakarta setelah menjabat sebagai Menteri Sosial (Mensos). Jabatan barunya setelah memimpin Kota Surabaya selama dua periode.
Bahkan, nama wanita kelahiran Kediri, 20 November 1961 ini masuk survei bursa Pilkada DKI Jakarta. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Nusantara Strategic Network (NSN) pada 20-27 Februari 2021, Risma berada pada posisi paling atas sebagai sosok yang berpeluang menjadi calon gubernur DKI Jakarta.
Risma mengungguli Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan selisih elektabilitas sebesar 2,2% berdasarkan survei NSN yang dilakukan secara tatap muka kepada 400 responden mewakili seluruh wilayah di DKI Jakarta itu.
Elektabilitas Risma di survei itu sebesar 34,0 %, sedangkan Anies Baswedan di posisi kedua dengan 31,8 %. Sementara itu, elektabilitas Risma di survei Lembaga Median baru-baru ini sebesar 36 %. Lalu, bagaimana peluang Risma untuk Pilkada DKI Jakarta mendatang?
“Risma saya kira memiliki peluang besar karena ia memiliki panggung jabatan publik sebagai Mensos. Selain itu, juga berasal dari partai besar PDI Perjuangan,” ujar Pengamat Politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam kepada SINDOnews, Rabu 10 Maret 2021.
Kemudian, Bagaimana jika Risma "head to head" melawan Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta? Arif mengakui saat ini elektabilitas Risma masih di bawah Anies Baswedan.
“Kalau hari ini Pilkada masih peluang Anies Baswedan karena elektabilitasnya masih lebih tinggi. Namun jika Risma terus melakukan kerja-kerja politik yang efektif dan menunjukkan prestasi bukan tidak mungkin bisa menyalip elektabilitas Anies,” kata Arif.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Kunto Adi Wibowo menilai survei Lembaga Median baru-baru ini yang menyebut elektabilitas Risma sebesar 36 % masih perlu dibuktikan lagi. “Karena Risma kan posisinya Menteri Sosial, dan kita tidak tahu sejauhmana warga Jakarta sangat pingin punya gubernur seperti Risma,” tutur Kunto.
Karena, lanjut dia, permasalahan yang dihadapi Kota Surabaya dengan di DKI Jakarta jauh berbeda. “Tapi paling tidak Risma sudah punya modal yang memadai untuk bertarung di Pilkada DKI nanti 2024,” tuturnya.
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA), Fadhli Harahab pernah mengatakan peluang Risma menjadi penantang Anies di Pilkada DKI Jakarta bisa saja benar terjadi melihat gelagat politiknya.
"Kalau pilkada jadi digelar 2022, kemungkinan Bu Risma menjadi penantang Anies, kalau pun dia dicalonkan, cukup besar. Apalagi sebelumnya, Risma memang digadang-gadang bakal ditarik ke Jakarta, setelah sukses membangun Surabaya," ujar Fadhli kepada SINDOnews, Januari lalu.
Seperti diketahui, pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta berikutnya menjadi polemik. Pemerintah dan mayoritas fraksi di DPR tetap menginginkan Pilkada DKI digelar pada tahun 2014 seusai dengan perundang-undangan. Sementara dua fraksi, PKS dan Demokrat menginginkan dilaksanakan pada 2022. Sementara masa jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2022.
Lihat Juga: DPR Ramai-ramai Cecar Jaksa Agung soal Kasus Tom Lembong, Anies: Rakyat Indonesia Mengapresiasi
(dam)