Kubu Moeldoko Bisa Pakai Nazaruddin untuk Singkirkan Dinasti Cikeas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pernyataan mantan kader Partai Demokrat I Gede Pasek Suardika yang menilai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bakal menjadi medan pertarungan kubu Moeldoko dengan kubu Cikeas alias Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ) atau Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyita perhatian. Adapun pernyataan Pasek tersebut diungkapkan di akun Twitter-nya, Kamis (11/3/20210).
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA), Fadhli Harahab berpendapat memang ada korelasi antara kemunculan mantan narapidana kasus korupsi Wisma Atlet Muhammad Nazaruddin dengan konflik Partai Demokrat. Terlebih, kata Fadhli, Nazaruddin berada di Kubu Moeldoko alias Kongres Luar Biasa (KLB) di Sibolangit, Deliserdang, Sumatera Utara.
"Bisa ditafsirkan bahwa kubu Moeldoko sedang dan akan memukul kubu Cikeas dengan menggunakan tangan Nazaruddin," kata Fadhli Harahab kepada SINDOnews, Sabtu (13/3/2021).
Baca juga: Gede Pasek: KPK Bakal Menjadi Medan Pertarungan Moeldoko vs Cikeas
Fadhli meyakini, kemunculan Nazaruddin di kubu Moeldoko bukan sekadar dijadikan senjata pamungkas untuk menggertak atau mengancam. "Tetapi juga bisa digunakan untuk menebas. Dan, kalau itu dilakukan oleh kubu Moeldoko, pastinya akan sangat mematikan apabila tebasannya didukung dengan pedang yang tajam," kata Fadhli.
Menurutnya, kemunculan Nazaruddin di kubu Moeldoko tinggal menunggu momentum. "Kapan saat yang tepat untuk memainkan perannya. Pertanyaannya apakah nyanyian Nazaruddin akan mempengaruhi keabsahan Demokrat kubu AHY? Tentu tidak ada relevansinya. Tetapi cukup mengganggu konsentrasi dan untuk melemahkan," ujarnya.
Sebab, kata dia, yang dirusak bukan berkas atau dokumen keabsahan Demokrat kubu AHY, tetapi mental dan reputasi. "Dan, jika ditarik lebih jauh lagi bukan tidak mungkin nyanyian Nazar bisa berlabuh di ranah hukum, KPK misalnya kejaksaan atau kepolisian," ujarnya.
Baca juga: Viral Nazaruddin dan Jhoni Allen Foto Bertiga, Siapa Orang Ketiga?
Sebelumnya, Pasek menilai bukan tanpa alasan kubu Moeldoko memasang Muhammad Nazaruddin, mantan bendahara umum Partai Demokrat yang merupakan mantan narapidana kasus korupsi Wisma Atlet. "Masak strategi Jenderal memakai figur yang antagonis menjaga citranya. Apalagi kasus2 yg dinyanyikan nazar blm kedaluwarsa," cuit Pasek di akun Twitter-nya, Kamis (11/3/2021).
Menurut Pasek, adanya Nazaruddin menunjukkan bahwa medan pertempuran melawan kubu Cikeas akan diarahkan kubu Moeldoko ke KPK. Dia meyakini kubu Moeldoko memang sedang menunggu kubu Cikeas menyerang sosok Nazaruddin secara terbuka.
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA), Fadhli Harahab berpendapat memang ada korelasi antara kemunculan mantan narapidana kasus korupsi Wisma Atlet Muhammad Nazaruddin dengan konflik Partai Demokrat. Terlebih, kata Fadhli, Nazaruddin berada di Kubu Moeldoko alias Kongres Luar Biasa (KLB) di Sibolangit, Deliserdang, Sumatera Utara.
"Bisa ditafsirkan bahwa kubu Moeldoko sedang dan akan memukul kubu Cikeas dengan menggunakan tangan Nazaruddin," kata Fadhli Harahab kepada SINDOnews, Sabtu (13/3/2021).
Baca juga: Gede Pasek: KPK Bakal Menjadi Medan Pertarungan Moeldoko vs Cikeas
Fadhli meyakini, kemunculan Nazaruddin di kubu Moeldoko bukan sekadar dijadikan senjata pamungkas untuk menggertak atau mengancam. "Tetapi juga bisa digunakan untuk menebas. Dan, kalau itu dilakukan oleh kubu Moeldoko, pastinya akan sangat mematikan apabila tebasannya didukung dengan pedang yang tajam," kata Fadhli.
Menurutnya, kemunculan Nazaruddin di kubu Moeldoko tinggal menunggu momentum. "Kapan saat yang tepat untuk memainkan perannya. Pertanyaannya apakah nyanyian Nazaruddin akan mempengaruhi keabsahan Demokrat kubu AHY? Tentu tidak ada relevansinya. Tetapi cukup mengganggu konsentrasi dan untuk melemahkan," ujarnya.
Sebab, kata dia, yang dirusak bukan berkas atau dokumen keabsahan Demokrat kubu AHY, tetapi mental dan reputasi. "Dan, jika ditarik lebih jauh lagi bukan tidak mungkin nyanyian Nazar bisa berlabuh di ranah hukum, KPK misalnya kejaksaan atau kepolisian," ujarnya.
Baca juga: Viral Nazaruddin dan Jhoni Allen Foto Bertiga, Siapa Orang Ketiga?
Sebelumnya, Pasek menilai bukan tanpa alasan kubu Moeldoko memasang Muhammad Nazaruddin, mantan bendahara umum Partai Demokrat yang merupakan mantan narapidana kasus korupsi Wisma Atlet. "Masak strategi Jenderal memakai figur yang antagonis menjaga citranya. Apalagi kasus2 yg dinyanyikan nazar blm kedaluwarsa," cuit Pasek di akun Twitter-nya, Kamis (11/3/2021).
Menurut Pasek, adanya Nazaruddin menunjukkan bahwa medan pertempuran melawan kubu Cikeas akan diarahkan kubu Moeldoko ke KPK. Dia meyakini kubu Moeldoko memang sedang menunggu kubu Cikeas menyerang sosok Nazaruddin secara terbuka.
(abd)