Lawan Konten Radikal, Tokoh Moderat Disarankan Banyak Tampil Beri Pencerahan

Minggu, 07 Maret 2021 - 08:11 WIB
loading...
A A A
Menurut dia, jangan sampai kita malah kalah dari kelompok mereka yang gencar sekali melakukan propagada dengan konten hoaksnya. Menurut Adnan, untuk mengatasi hal tersebut tokoh-tokoh moderat juga harus sering tampil untuk bicara memberikan pencerahan dan pemahaman yang benar.

”Ini yang kadang menjadi kelemahan kita, mereka-mereka yang moderat dan tokoh pemuda atau tokoh masyarakat ini seperti banyak diam,” ujar pria yang juga Direktur Panata Dipantara yang bergerak dalam bidang kajian Kontra Narasi dan Idiologi dari paham Radikal Terorisme ini

Mantan peneliti di Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) ini juga berpendapat generasi milenial sebagai generasi penerus perlu bimbingan, pendampingan dan arahan yang sistematis agar mereka bisa berpikir positif dan inovatif. Penguatan paham kebangsaan dan keagamaan yang moderat juga perlu diintensifkan.

”Karena generasi milenial ini harus memperkuat jati diri ke Indonesiaan, bahwa Indonesia ini memiliki peradaban sangat maju. Sehingga ada kebanggaan nasional terhadap negara kita dan terhadap bangsa kita ini,” tuturnya.

Apalagi, lanjut dia, sebagai negara besar, Indonesia juga punya sejarah yang besar dimana kita memiliki toleransi yang sangat besar dan bisa mengelola perbedaan serta bisa mengelola berbagai macam tantangan.

Dia berpendapat bahwa hal dapat disebut sebagai kebanggaan nasional juga. Sehingga para generasi muda tidak usah lagi punya imajinasi liar seperti misalnya ingin mnedirikan negara Islam.

”Hal itu sudah terbukti gagal di banyak negara. Dan agak sulit untuk membuktikan bahwa negara Islam yang dipaksakan itu akan menghasilkan kesejahteran. Beri pemahaman dan contoh bagaimana negara yang hancur seperti di Timur Tengah itu telah gagal dalam mengelola generasi mudanya karena negaranya terus berkonflik,” tutur pria yang pernah menempuh pendidikan Master bidang Hubungan Internasional di Jerman

Adnan meminta agar sumber-sumber sejarah yang otentik seperti karya-karya ulama, tokoh nasional ataupun tokoh bangsa ketika mereka menyosialisasikan berdirinya negara Indonesia ini harus di reproduksi ulang.

Dengan disosialisasikan dalam bentuk yang baru diharapkan hal ini bisa menyentuh generasi milenial. Tetapi kontennya adalah tentang nasionalisme Indonesia, nasionalisme Islam, tentang Pancasila, tentang NKRI.

”Mungkin harus dikemas dalam bentuk baru, karena generasi milenial ini menyukai bentuk-bentuk yang lebih aktual atau lebih moden. Ini supaya anak-anak milenial itu tidak punya keinginan mengakses konten-konten radikal yang mana mereka itu tidak tahu kalau bisa terpengaruh paham radikal itu,” ujarnya mengakhiri.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2457 seconds (0.1#10.140)