Belajar dari Tarik-Ulur PON XX Papua

Jum'at, 05 Maret 2021 - 19:36 WIB
loading...
A A A
Kelima, pengamanan event dengan screening dan deteksi sudah terbiasa dilakukan dengan pengukuran suhu. Persyaratan PCR dan rapid antigen bukan merupakan hal yang asing.

Keenam, salah satu faktor pemberat alasan penundaan PON adalah belum ditemukannnya vaksin pada setahun yang lalu. Tapi kini vaksin dengan berbagai versi sudah berhasil ditemukan, bahkan terus selalu diperbaiki tingkat keamanan, keampuhan, dan keawetannya. Kabar terbaru yang sangat menggembirakan lagi adalah pemerintah memberikan kebijakan baru untuk memprioritaskan atlet menerima vaksin. Prioritas vaksin bagi atlet menjadi energi tambahan yang besar bagi optimisme penyelenggaraan PON pada 2021 ini.

Tak Sekadar Pesta Olahraga
Pandemi Covid-19 merupakan krisis multidimensional tanpa terkecuali mengimbas ke persoalan me-manage penyelenggaraan event olahraga, khususnya PON XX. Krisis dalam kacamata bijak dapat diumpamakan sebagai “timbangan”. Satu sisi sebagai sebuah ancaman, tetapi sisi yang lainnya adalah peluang. Adaptasi harus dilakukan untuk merespons keduanya. Sikap waspada seperlunya hadir untuk membangun kewaspadaan, sedangkan emosi positif diperlukan untuk melihat peluang dengan spirit yang kuat. Olahraga adalah sumber spirit yang menjadi “bandul emas” yang diharapkan menambah bobot timbangan emosi positif. Menjalani masa krisis dengan lebih memberi bobot spirit hidup positif, tanpa kehilangan kewaspadaan. PON adalah sebuah reservoir besar bagi fungsi pengolah spirit tersebut.

Pertama, kesuksesan penyelenggaraan PON I di Solo pada tahun 1948, menjadi tonggak sejarah eksistensi kegagahan sebagai sebuah bangsa. Sebuah event pemersatu bangsa yang gemilang, karena berhasil diselenggarakan dalam kondisi yang sangat serba sulit secara politik, keamanan, ekonomi, dan sosial. Pelajaran besar yang merupakan pembuktian awal bahwa PON terlahir dan memiliki nilai nation and character building.

Kedua, panggung spirit PON memiliki fungsi sebagai reaktor energi kebangkitan bangsa secara lengkap. Indikator sukses penyelenggaraan PON dikenal dengan Tri Sukses, yakni: sukses prestasi, sukses penyelenggaraan, dan sukses ekonomi kerakyatan. Terdapat mega-refleksi empat-tahunan terhadap ketiga indikator sukses kebangsaan tersebut, pada saat duta seluruh daerah berada di tempat yang sama. PON sekaligus menjadi pemantik kesadaran kolektif tentang sport science, sport tourism, dan sport industry.

Ketiga, PON merupakan pengikatan silaturahmi nasional dalam panggung keolahragaan yang memiliki nilai strategis bagi promosi keunikan dan keunggulan daerah. Pada awalnya PON didesain tetap diselenggarakan di Jakarta sebagai ibukota negara. Namun, kemudian daerah diberi kesempatan untuk menjadi tuan rumah.

Sangat menarik terkait tarik ulur penyelenggaraan PON XX Papua. Penundaan yang awalnya karena Covid-19, ternyata berbuntut pada banyak munculnya persoalan lain di kemudian hari. Terdapat pesan pembelajaran di balik tarik-ulur penyelenggaraan PON. Hasil belajar yang bukan untuk memberhasilkan PON Papua semata, tetapi juga memberikan warisan pembelajaran yang berguna bagi generasi penerus. PON ternyata bukan sekadar pesta olahraga, tetapi sebagai panggung lengkap literasi bangsa secara komprehensif.

Filosofi tarik-ulur itu ibarat proses “menerbangkan” sebuah layang-layang ke angkasa. Dipersyarati kemampuan lengkap, terutama akurasi tentang kapan menarik dan kapan mengulurnya. Adaptasi terhadap kekuatan angin dan juga arahnya menjadi keniscayaan. Ketika benang yang kuat telah yakin dipersiapkan, layang-layang telah siap untuk dimanuverkan di angkasa, dan adaptasi arah dan angin sudah berhasil dilakukan, maka tinggal keberanian yang gagah diperlukan untuk memanuverkan layang-layang “merah-putih” terbang gemilang di langit bumi pertiwi.
(bmm)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1398 seconds (0.1#10.140)