Gerakan Jateng di Rumah Saja, Satgas: PKM Prinsipnya Setiap Hari

Senin, 08 Februari 2021 - 14:38 WIB
loading...
Gerakan Jateng di Rumah Saja, Satgas: PKM Prinsipnya Setiap Hari
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan, PPKM prinsipnya setiap hari. FOTO/DOK.BNPB
A A A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah baru saja melaksanakan gerakan Jateng di Rumah Saja pada Sabtu dan Minggu sebagai upaya menekan Covid-19 dalam periode pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat ( PPKM ) Jawa-Bali.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan bahwa pengendalian COVID-19 setiap daerah tidak bisa disamakan. Meskipun demikian, Wiku mengatakan PPKM prinsipnya setiap hari.

"Jadi kalau kita lihat PPKM, PPKM ini kan sebenarnya pada prinsipnya membatasi kegiatan masyarakat. Kapan dilakukan pembatasan kegiatan masyarakat, sebenarnya pada prinsipnya adalah setiap saat, setiap hari," kata Wiku dalam Evaluasi Pelaksanaan PPKM Tahap 2 di Provinsi Jawa-Bali di Media Center Graha BNPB Jakarta, Senin (8/2/2021).



Namun beberapa wilayah, kata Wiku, pimpinan daerah juga merasa bahwa pasti mereka mencari jalan kapan yang memang bisa punya kontribusi besar. "Sebagai contoh Sabtu dan Minggu mungkin itu dilihatnya sebagai orang-orang yang mungkin melakukan hiburan, wisata, dan itulah yang dikontrol," katanya.

"Karena potensi penularan di Sabtu dan Minggu itu tinggi. Maka dari itu mobilitas penduduk yang pada saat itu dibatasi. Ini adalah salah satu intervensi yang dilakukan oleh pimpinan daerah dalam mengendalikan," kata Wiku.

Namun, Wiku menegaskan, pengendalian COVID-19 di setiap daerah memiliki karakteristik masalahnya sendiri-sendiri. "Perlu diingat bahwa pengendalian COVID ini, nggak bisa seluruhnya disamakan secara nasional. Karena setiap daerah memiliki karakteristik masalahnya sendiri-sendiri. Dan cara menyelesaikannya juga lain-lain," katanya.

"Maka dari itu ada daerah yang membatasinya, salah satunya dengan menambahkan aktivitas di akhir Minggu lebih ketat," kata Wiku.



Ia mengungkapkan sebenarnya risiko penularannya di setiap daerah itu juga bervariasi. "Dan dengan cara PPKM berskala mikro, maka pimpinan daerah di level Desa dan Kelurahan bahkan nanti sampai ke RT RW mereka jadi mampu untuk menilai kondisi daerahnya masing-masing dengan jumlah kasus yang ada dan seterusnya," katanya.

(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2237 seconds (0.1#10.140)