Kemenkes: Penurunan Kasus Covid-19 Baru Kita Rasakan 45 Hari Belakangan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ), Siti Nadia Tarmizi mengatakan penurunan kasus COVID-19 baru bisa dirasakan dampaknya pada 45 hari belakangan ini.
"Kalau kita berbicara mengenai pengurangan kasus ya, kita baru bisa merasakan dampak daripada mungkin penurunan kasus, dari catatan yang ada, ini baru kurang lebih 45 hari belakangan ya," kata Nadia dalam Evaluasi Pelaksanaan PPKM Tahap 2 di Provinsi Jawa-Bali dari Media Center Graha BNPB Jakarta, Senin (8/2/2021).
Salah satu dampak yang bisa dirasakan, kata Nadia, adalah menurunnya tingkat kematian akibat COVID-19. "Karena kita melihat bahwa jumlah kasus untuk kematian itu biasanya kita mendapatkan data itu antara 200 sampai dengan 350, sekarang kasus kematian itu sudah kurang lebih 150-an," katanya.
Meskipun, kata Nadia, secara umum jumlah kasus COVID-19 masih belum menunjukkan penurunan secara signifikan. "Tapi kalau kita melihat secara umum jumlah kasus yang positif COVID-19 itu kayaknya belum belum lihat secara signifikan penurunannya," ujarnya.
Nadia mengatakan, dalam menghadapi lonjakan kasus COVID-19, pihaknya telah meminta pemerintah daerah untuk menambah kapasitas ruang isolasi di rumah sakit rujukan.
"Tentunya kemarin, pada waktu kita menghadapi lonjakan kasus ya, kita memang minta untuk pemerintah daerah yaitu provinsi dan kabupaten/kota untuk menambah perawatan ya, baik tempat tidur perawatan untuk isolasi maupun tempat tidur perawatan untuk ICU," katanya.
Bahkan, kata Nadia, penambahan tempat tidur isolasi ini tercatat hingga lebih 13.000 tempat tidur perawatan dan 2.000 tempat tidur untuk ruang ICU. "Dan ini sudah terjadi peningkatan kalau kita bandingkan di tanggal 25 Januari itu sudah ada penambahan kurang lebih 13.000 tempat tidur perawatan. Dan yang terbanyak adalah tempat tidur untuk isolasi sementara untuk tempat tidur ICU adalah berkisar sampai dengan 2.000 penambahannya kemarin," katanya.
"Kalau kita berbicara mengenai pengurangan kasus ya, kita baru bisa merasakan dampak daripada mungkin penurunan kasus, dari catatan yang ada, ini baru kurang lebih 45 hari belakangan ya," kata Nadia dalam Evaluasi Pelaksanaan PPKM Tahap 2 di Provinsi Jawa-Bali dari Media Center Graha BNPB Jakarta, Senin (8/2/2021).
Salah satu dampak yang bisa dirasakan, kata Nadia, adalah menurunnya tingkat kematian akibat COVID-19. "Karena kita melihat bahwa jumlah kasus untuk kematian itu biasanya kita mendapatkan data itu antara 200 sampai dengan 350, sekarang kasus kematian itu sudah kurang lebih 150-an," katanya.
Meskipun, kata Nadia, secara umum jumlah kasus COVID-19 masih belum menunjukkan penurunan secara signifikan. "Tapi kalau kita melihat secara umum jumlah kasus yang positif COVID-19 itu kayaknya belum belum lihat secara signifikan penurunannya," ujarnya.
Nadia mengatakan, dalam menghadapi lonjakan kasus COVID-19, pihaknya telah meminta pemerintah daerah untuk menambah kapasitas ruang isolasi di rumah sakit rujukan.
"Tentunya kemarin, pada waktu kita menghadapi lonjakan kasus ya, kita memang minta untuk pemerintah daerah yaitu provinsi dan kabupaten/kota untuk menambah perawatan ya, baik tempat tidur perawatan untuk isolasi maupun tempat tidur perawatan untuk ICU," katanya.
Bahkan, kata Nadia, penambahan tempat tidur isolasi ini tercatat hingga lebih 13.000 tempat tidur perawatan dan 2.000 tempat tidur untuk ruang ICU. "Dan ini sudah terjadi peningkatan kalau kita bandingkan di tanggal 25 Januari itu sudah ada penambahan kurang lebih 13.000 tempat tidur perawatan. Dan yang terbanyak adalah tempat tidur untuk isolasi sementara untuk tempat tidur ICU adalah berkisar sampai dengan 2.000 penambahannya kemarin," katanya.
(abd)