Identifikasi Korban Sriwijaya Air SJ 182 Terkendala DNA Jenazah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Proses identifikasi korban Sriwijaya Air SJ-182 melalui pencocokan data DNA oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) menemui kendala.
"Dengan berlalunya waktu tidak semua (bagian tubuh jenazah) bisa diperiksa. Kenapa? Karena DNA terurai, salah satunya karena pembusukan," kata Katim Rekonsiliasi Tim DVI Kombes Agung Widjajanto di RS Polri Kramat Jati, Rabu (20/1/2021).
(Baca: Tanda SOS Dekat Lokasi Kecelakaan Sriwijaya Air Murni Ulah Google)
Di katakan Agung, semakin lama waktu evakuasi jenazah setelah kematian maka kondisinya makin sulit untuk dilakukan pemeriksaan dan pengambilan sampel DNA. Sebab, lanjut dia bagian tubuh yang akan diidentifikasi sudah terkontaminasi bakteri dan tidak menutup kemungkinan mulai membusuk.
"Dengan proses yang lama, misalnya jaringan kulit akan mengalami pembusukan sehingga tidak bisa dilakukan pemeriksaan DNA," ujarnya.
(Baca: Cuaca Cukup Bagus, Tim SAR Gabungan Lanjutkan Pencarian Sriwijaya Air)
Agung menuturkan, cara terkahir untuk mengidentifikasi jenazah korban yakni dengan pencocokan sidik jari jenazah yang bisa diambil dari berbagai bagian tubuh jenazah lewat uji laboratorium. Termasuk, kata dia, tulang dan jaringan otot, proses pengembalian sampel DNA dari jenazah ini bergantung pada bagian tubuh jenazah yang berhasil dievakuasi Tim SAR.
"Tim DNA sudah memilah mana yang bisa diperiksa dan mana yang tidak. Sebagai contoh bila ditemukan rambut tidak bisa diperiksa, maka tidak akan diambil sampel. Namun sejauh ini hampir semua body part memenuhi syarat diambil sampel," tuturnya.
"Dengan berlalunya waktu tidak semua (bagian tubuh jenazah) bisa diperiksa. Kenapa? Karena DNA terurai, salah satunya karena pembusukan," kata Katim Rekonsiliasi Tim DVI Kombes Agung Widjajanto di RS Polri Kramat Jati, Rabu (20/1/2021).
(Baca: Tanda SOS Dekat Lokasi Kecelakaan Sriwijaya Air Murni Ulah Google)
Di katakan Agung, semakin lama waktu evakuasi jenazah setelah kematian maka kondisinya makin sulit untuk dilakukan pemeriksaan dan pengambilan sampel DNA. Sebab, lanjut dia bagian tubuh yang akan diidentifikasi sudah terkontaminasi bakteri dan tidak menutup kemungkinan mulai membusuk.
"Dengan proses yang lama, misalnya jaringan kulit akan mengalami pembusukan sehingga tidak bisa dilakukan pemeriksaan DNA," ujarnya.
(Baca: Cuaca Cukup Bagus, Tim SAR Gabungan Lanjutkan Pencarian Sriwijaya Air)
Agung menuturkan, cara terkahir untuk mengidentifikasi jenazah korban yakni dengan pencocokan sidik jari jenazah yang bisa diambil dari berbagai bagian tubuh jenazah lewat uji laboratorium. Termasuk, kata dia, tulang dan jaringan otot, proses pengembalian sampel DNA dari jenazah ini bergantung pada bagian tubuh jenazah yang berhasil dievakuasi Tim SAR.
"Tim DNA sudah memilah mana yang bisa diperiksa dan mana yang tidak. Sebagai contoh bila ditemukan rambut tidak bisa diperiksa, maka tidak akan diambil sampel. Namun sejauh ini hampir semua body part memenuhi syarat diambil sampel," tuturnya.
(muh)