Temuan Drone Bawah Laut Ancaman Serius Pertahanan RI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penemuan drone bawah laut atau seaglider di wilayah Selayar, Sulawesi Selatan harus menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Pertahanan, dan TNI. Apalagi temuan ini merupakan yang kali ketiga.
Perlunya perhatian serius tersebut di antaranya disampaikan anggota Komisi I DPR dari Fraksi Kebangkitan Bangsa Abdul Kadir Karding dan anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKS Sukamta. Sejumlah pengamat militer dan intelijen seperti Susaningtyas Kertopati dan Riefqi Muna juga menekankan hal sama.
(Baca Juga : Temuan Drone Bawah Laut, Indonesia Disarankan Temui PBB )
Dalam pandangannya mereka, fakta adanya temuan seaglider tersebut mengindikasikan adanya kepentingan militer negara asing di wilayah Indonesia dan di sisi lain sistem pertahanan yang dimiliki TNI kebobolan sehingga alutsista asing bisa leluasa memasuki wilayah Indonesia.
(Baca juga: Seaglider Mampu Jalankan Misi Ribuan Kilometer dan Berbulan-bulan di Laut )
Sebagai informasi, seaglider terakhir yang membuat geger ditemukan seorang nelayan di perairan Selayar, Sulawesi Selatan, pada Sabtu 26 Desember lalu. Pihak TNI menyebut piranti itu ditujukan untuk kepentingan survei bawah laut atau oseanografi. Dugaan yang mengemuka, seaglider milik China.
‘’Penemuan drone bawah laut di wilayah Selayar, Sulawesi Selatan harus menjadi catatan penting kita sebagai bangsa terutama untuk pertahanan dan keamanan kita,’’ ujar Abdul Kadir Karding.
Karding menilai penemuan itu mengindikasikan posisi pertahanan keamanan Indonesia belum mampu deteksi terhadap upaya pihak lain untuk menjebol pertahanan negeri ini. Karena itu dia menekankan pentingnya pemerintah memperkuat dan mempercanggih sistem pertahanan yang mampu mendeteksi sekecil apa pun infiltrasi pihak asing.
Dia juga menggarisbawahi, jika benar glider berasal dari China, maka Menteri Pertahanan atau TNI AL kita melakukan klarifikasi itu kepada mereka.Klarifikai diperlukian agar negara mengetahui motif sesungguhnya. ‘’Di luar itu, harus ada upaya penyelidikan lebih lanjut di internal pertahanan kita untuk melakukan penyelidikan ini bahwa sesungguhnya apakah ini sengaja dipasang oleh negara lain atau ada faktor-faktor lain,’’ tandasnya.
(Baca juga: Soal Penemuan Seaglider Asing di Selayar, KSAL: Patut Diwaspadai )
Perlunya perhatian serius tersebut di antaranya disampaikan anggota Komisi I DPR dari Fraksi Kebangkitan Bangsa Abdul Kadir Karding dan anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKS Sukamta. Sejumlah pengamat militer dan intelijen seperti Susaningtyas Kertopati dan Riefqi Muna juga menekankan hal sama.
(Baca Juga : Temuan Drone Bawah Laut, Indonesia Disarankan Temui PBB )
Dalam pandangannya mereka, fakta adanya temuan seaglider tersebut mengindikasikan adanya kepentingan militer negara asing di wilayah Indonesia dan di sisi lain sistem pertahanan yang dimiliki TNI kebobolan sehingga alutsista asing bisa leluasa memasuki wilayah Indonesia.
(Baca juga: Seaglider Mampu Jalankan Misi Ribuan Kilometer dan Berbulan-bulan di Laut )
Sebagai informasi, seaglider terakhir yang membuat geger ditemukan seorang nelayan di perairan Selayar, Sulawesi Selatan, pada Sabtu 26 Desember lalu. Pihak TNI menyebut piranti itu ditujukan untuk kepentingan survei bawah laut atau oseanografi. Dugaan yang mengemuka, seaglider milik China.
‘’Penemuan drone bawah laut di wilayah Selayar, Sulawesi Selatan harus menjadi catatan penting kita sebagai bangsa terutama untuk pertahanan dan keamanan kita,’’ ujar Abdul Kadir Karding.
Karding menilai penemuan itu mengindikasikan posisi pertahanan keamanan Indonesia belum mampu deteksi terhadap upaya pihak lain untuk menjebol pertahanan negeri ini. Karena itu dia menekankan pentingnya pemerintah memperkuat dan mempercanggih sistem pertahanan yang mampu mendeteksi sekecil apa pun infiltrasi pihak asing.
Dia juga menggarisbawahi, jika benar glider berasal dari China, maka Menteri Pertahanan atau TNI AL kita melakukan klarifikasi itu kepada mereka.Klarifikai diperlukian agar negara mengetahui motif sesungguhnya. ‘’Di luar itu, harus ada upaya penyelidikan lebih lanjut di internal pertahanan kita untuk melakukan penyelidikan ini bahwa sesungguhnya apakah ini sengaja dipasang oleh negara lain atau ada faktor-faktor lain,’’ tandasnya.
(Baca juga: Soal Penemuan Seaglider Asing di Selayar, KSAL: Patut Diwaspadai )