Munarman Blak-blakan tentang Tragedi KM 50 kepada Ahmad Dhani

Sabtu, 19 Desember 2020 - 20:51 WIB
loading...
Munarman Blak-blakan...
Pentolan grup band Dewa 19 yang juga Wasekjen Partai Gerindra, Ahmad Dhani melakukan wawancara eksklusif dengan Sekretaris Umum FPI, Munarman soal tragedi KM 50 yang menewaskan enam anggota Laskar FPI. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Pentolan grup band Dewa 19 yang juga Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Dhani melakukan wawancara eksklusif dengan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI), Munarman soal tragedi KM 50 yang menewaskan enam anggota Laskar FPI .

Wawancara tersebut diunggah Dhani dalam channel YouTube Gajahmaddhani. Dalam wawancara tersebut, Munarman memberikan sejumlah foto enam anggota laskar FPI yang meninggal setelah terjadi baku tembak di Tol Jakarta-Cikampek Kilometer 50. "Teman-teman foto-foto korban ada di sini," ujar Dhani mengawali pembicaraan dengan Munarman dikutip, Sabtu (19/12/2020). (Baca juga: Bule Datangi Kantor DPP FPI, Aziz Yanuar: Dia Ingin Tahu FPI secara Langsung)

Munarman menyebut foto-foto tersebut baru pertama kali dikeluarkan kepada Dhani. "Baru pertama. Belum ada yang keluar. Loe harus dapat privilege, eksklusif loe, bener," kata Munarman meyakinkan Dhani.

(Baca juga : Aa Gym: Cara Mengetahui Orang Jujur )

Dhani kemudian mengatakan bahwa kekuasaan hanya berputar. "Maka dari itu, ketika ada orang yang ngotot bela penguasa, itu menurut saya dungu. Mereka berpikir bahwa kekuasaan itu abadi. Mereka salah menggunakan kekuasaan. Tidak ada yang abadi di dunia ini kecuali perubahan," kata Dhani.

(Baca juga : 5 Atlet Dunia yang Kecanduan Seks, Bahkan Sampai Tinggal di Rumah Bordil )

"Senpi ada tidak?" tanya Dhani. Munarman menjawab, "Tidak ada."

"Sebetulnya soal senpi itu perkara mudah. Tinggal lihat registernya saja itu kan senjata mahal. Registernya itu, pelurunya setiap peluru ada catatan administrasinya. Bisa dicek peluru itu. Mudah kok asal tidak dihilangkan," kata Munarman.

Dhani kemudian bertanya, "Reka ulang seandainya pihak FPI bisa melakukan reka ulang, bisa nggak? Punya informasi nggak?"

"Punya," jawabnya. "Kita sudah kumpulkan saksi-saksi yang ada di KM 50. Dia sudah memberikan keterangan kepada Komnas HAM. Jangan lupa. Jadi kita cukup kuat informasi yang ada pada kita," kata Munarman.

Dhani kemudian bertanya, "Bang Munarman percaya pada Komnas HAM ya?" "Ini bukan soal percaya atau tidak percaya, tapi mekanisme hukumnya memang harus Komnas HAM karena kalau dia pelanggaran HAM berat atau pelanggaran HAM, itu kan domainnya Komnas HAM," jawab Munarman. (Baca juga: Kasus Habib Rizieq Ditangani Bareskrim, FPI: Mudah-mudahan Bersih dari Kepentingan Politik dan Jabatan)

"Mungkin nggak Komnas HAM diintervensi oleh kekuasaan?" tanya Dhani.

"Sekarang kita anggap ini (pelaku penembakan) kepolisian. Di kepolisian ini petugas yang tidak berseragam itu ada dua unit. Satuan Intelkam, sama Satuan Reserse. Kalau Intelkam dia betul-betul surveillance, pendekatannya saya tidak mendekati secara fisik, dan kedua melakukan pembicaraan atau penggalangan. Biasa kita dipanggil untuk bicara kan, apalagi dalam demo-demo. Kalau dai surveillance-nya oleh Satuan Reserse maka dia dalam rangka penegakan hukum. Kalau dalam rangka penegakan hukum, 'Saudara Ahmad Dhani kami minta untuk...' makanya kita masih menjadi misteri Ilahi," tutur Munarman.

(Baca juga : Di Muktamar PPP, Jokowi Minta Agar Medsos Diisi dengan Kesejukan )

"Jadi kita serba tidak jelas tujuannya apa, tapi tiba-tiba ini disebut petugas kepolisian. Sudah mulai penegakan hukum tak jelas dalam upaya mem-framing keenam syuhada ini yang melakukan penyerangan framing awalnya," sambungnya.

Dhani kemudian menegaskan, "Tapi kan tidak ada?"

Munarman menjawab, "Justru itu mereka mengira bisa mem-framing seperti itu, tapi setelah kita dengarkan tidak ada. Akhirnya mereka tidak pernah menunjukkan kartu identitas sebagai anggota polisi. Mereka tidak menunjukkan surat tugas. Mereka tidak menggunakan sirine. Mereka tidak menggunakan alat pengeras suara."

(Baca juga : Ansor Percayakan Penanganan Kasus 6 Laskar FPI ke Penegak Hukum )

Dhani bertanya lagi, "Artinya tak ada bunyi sirine mobil?" "Tidak ada," jawab Munarman.

"Tidak ada teriakan bahwa mereka polisi, tidak ada penunjukan identitas sebagai kartu, seperti kita lihat di film-film Amerika mereka (polisi) menunjukkan kartu.

Munarman mengatakan bahwa dua anggota DPR dari Partai Gerindra, Romo Syafi'i dan Fadli Zon ikut mengurus jenazah 6 Laskar FPI. "Cukup berbangga juga. Teman-teman, Partai Gerindra masih oke," kata Dhani. (Baca juga: Desakan Bentuk TPF Kasus Laskar FPI, Komisi III Tunggu Hasil Investigasi Polri)

Dari percakapan itu, Dhani mengaku tidak kuat. "Nggak kuat saya terus terang. Semoga ada titik terang dalam kasus ini. Semoga yang pasti 6 syuhada ini mati sahid, insyaallah. Dan sebenarnya kalau kita paham benar ilmu agama tidak perlu sedih," kata Dhani.

"FPI bangga punya syuhada ini, terutama untuk keluarga yang ditinggalkan, saya mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya. Tapi saya juga ingin mengucapkan betapa bangganya orangtua mereka ini memiliki anak-anak seperti mereka," pungkas suami Mulan Jameela ini.
(poe)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3894 seconds (0.1#10.140)