Satgas Ungkap Masih Ada 15% Masyarakat Belum Percaya Bisa Tertular COVID-19

Sabtu, 19 Desember 2020 - 13:45 WIB
loading...
Satgas Ungkap Masih...
Ketua Satuan Tugas (Satgas) COVID-19, Doni Monardo justru mengungkapkam masih ada 15% masyarakat yang belum percaya bisa tertular COVID-19. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pandemi COVID-19 telah melanda hampir 10 bulan lamanya. Namun, Ketua Satuan Tugas ( Satgas) COVID-19 Doni Monardo justru mengungkapkam masih ada 15% masyarakat yang belum percaya bisa tertular COVID-19. Sehingga, hal ini perlu dilakukan pendekatan dengan melibatkan para tokoh melalui nilai-nilai kearifan lokal di setiap daerah.

“Pemerintah harus mendapatkan dukungan dari seluruh komponen masyarakat, termasuk tokoh-tokoh yang ada di daerah. Setiap persoalan yang ada dalam menghadapi dinamika yang ada di daerah tentu tidak terlepas dari peran tokoh-tokoh non formal. Kita ke depan harus bisa bekerja lebih keras, untuk bisa menjelaskan bahaya COVID-19 ini kepada publik kepada masyarakat. Karena 15% masyarakat kita masih ada yang belum percaya tentang COVID-19,” ujar Doni dalam siaran pers yang diterima Sindo Media, Sabtu (19/12/2020). (Baca juga: Vaksin COVID-19 Pfizer vs Moderna, Ini Perbandingannya)

Sehingga ke depan, lanjut Doni, seluruh komponen tersebut harus bekerja lebih keras untuk dapat menjelaskan tentang bahaya COVID-19 kepada publik. Apalagi, kata Doni, selama hampir 10 bulan pandemi berlangsung seharusnnya sudah banyak yang bisa dipelajari dan diambil hikmahnya.

“Muaranya, jika kelak kemudian hari terjadi pandemi serupa, akan mempermudah pemerintah pusat dan daerah untuk bekerja lebih baik karena didukung regulasi dan payung hukum dalam melaksanakan tanggungjawabnya,” jelasnya.

Yang tak kalah penting, kata Doni, adalah pelibatan unsur-unsur lain, seperti TNI/Polri. Menurutnya, hal itu harus diakomodir, mengingat penanganan pandemi diperlukan keterlibatan semua elemen bangsa, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, didukung komponen bangsa lain termasuk TNI/Polri dan tokoh-tokoh masyarakat di berbagai daerah.

Doni pun mencontohkan keberhasilan program Citarum Harum, yang melibatkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, tokoh agama, budayawan, akademisi, para pakar, relawan hingga ke ketua RT dan RW. “Apabila kerja sama seperti Citarum Harum diadopsi dalam penanganan COVID-19, niscaya kita lebih mudah dalam menyelesaikan persoalan pandemi,” katanya. (Baca juga:Terpapar COVID-19, Macron Salahkan Nasib Buruk)

Selain itu, Doni menegaskan bahwa pandemi COVID-19 merupakan persoalan kolektif sehingga antar elemen bangsa harus turun untuk menangani. “Pandemi COVID-19 merupakan persoalan kolektif, sehingga penanganannya pun harus saling bekerja sama antarelemen bangsa. Dalam urusan penanganan COVID-19, seluruh unsur harus terlibat,” tegas Doni.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1744 seconds (0.1#10.140)