HUT ke-63 Tahun, Ini 10 Bakti Pertamina untuk Negeri
loading...
A
A
A
Pertamina juga berkomitmen menjalankan Proyek Strategis Nasional: pengembangan kilang existing di Balikpapan, Balongan, Cilacap dan Dumai, Pembangungan kilang baru Tuban, industri petrokimia Balongan & TPPI, proyek Gas Processing Facility Jambaran Tiung Biru, dan pembangunan tangki penyimpanan BBM & LPG.
Pertamina Group juga telah mewujudkan 45% rata-rata tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dalam periode 2017-2019. Di samping itu, Pertamina melakukan sinergi dengan unsur pemerintah dan banyak BUMN serta swasta.
Bakti ketiga adalah adalah Pertamina adalah memantapkan langkah menjadi Global Energy Company. Pertamina menyempurnakan diri sebagai holding migas dan bertransformasi untuk bergerak lebih lincah, cepat, dan fokus mencapai visi ke depan.
Untuk mewujudkan itu, Pertamina sudah membentuk 5 subholding yakni Upstream, Gas, Refinery & Petrochemical, Commercial & Trading, dan Power & NRE, serta satu Shipping Company.
Pertamina juga konsisten mempersiapkan calon pemimpin masa depan melalui berbagai program strategis antara lain Trailblazer dan Catalyser yang telah mendapatkan pengakuan internasional dan Prime untuk mempersiapkan BOD serta beragam capability development programs antara lain GM Academy dan Megaproject Academy.
Bakti keempat adalah meningkatkan ketahanan energi. Pertamina terus berkomitmen menjamin ketahanan dan ketersediaan energi nasional. Saat ini, tingkat produksi migas domestik dan internasional Pertamina tercatat mencapai 862 MBOEPD.
Pertamina juga telah melakukan survei seismik 2D seluas 31.153 km2 atau menjadi yang terbesar di Asia Pasifik dan Australia dalam 10 tahun terakhir ini, sebagai upaya menemukan giant discovery migas di Indonesia. Tahun ini, Pertamina juga mendapat tambahan contingent resources migas baru sebesar 133 MMBOE dari pengeboran sumur eksplorasi Wolai-2 dan Akasia Prima-1 serta reassessment lapangan yang sudah ada.
Selain itu, Pertamina juga menambah kapasitas tangki timbun BBM dan Avtur sebesar 148 ribu KL di wilayah Indonesia timur. Selanjutnya, Proyek Langit Biru Cilacap beroperasi sejak Juli 2019, sehingga berhasil menurunkan impor Pertamax sebanyak 668.000 barel per bulan (setara USD 700 juta/tahun).
Kelima, adalah menjamin akses energi dan memprioritaskan pelayanan prima. Pertamina memastikan produk BBM dan gas dapat dinikmati rakyat Indonesia dengan pelayanan berkualitas. Dimulai dari pengelolaan stok nasional yang baik didukung pemanfaatan time to buy yang tepat dan efisien. Kemudian, memastikan rantai suplai berjalan lancar yang didukung 270 unit tanker, termasuk 2 unit kapal VLCC 300.000 DWT baru untuk mengangkut minyak mentah, 118 depot dan 7.000 mobil tangki.
Saat ini, Pertamina melakukan distribusi energi melalui lebih dari 7.000 SPBU dan 188 ribu pangkalan LPG. Untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan kemandirian desa, saat ini sebanyak 2.192 unit Pertashop telah beroperasi.
Pertamina Group juga telah mewujudkan 45% rata-rata tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dalam periode 2017-2019. Di samping itu, Pertamina melakukan sinergi dengan unsur pemerintah dan banyak BUMN serta swasta.
Bakti ketiga adalah adalah Pertamina adalah memantapkan langkah menjadi Global Energy Company. Pertamina menyempurnakan diri sebagai holding migas dan bertransformasi untuk bergerak lebih lincah, cepat, dan fokus mencapai visi ke depan.
Untuk mewujudkan itu, Pertamina sudah membentuk 5 subholding yakni Upstream, Gas, Refinery & Petrochemical, Commercial & Trading, dan Power & NRE, serta satu Shipping Company.
Pertamina juga konsisten mempersiapkan calon pemimpin masa depan melalui berbagai program strategis antara lain Trailblazer dan Catalyser yang telah mendapatkan pengakuan internasional dan Prime untuk mempersiapkan BOD serta beragam capability development programs antara lain GM Academy dan Megaproject Academy.
Bakti keempat adalah meningkatkan ketahanan energi. Pertamina terus berkomitmen menjamin ketahanan dan ketersediaan energi nasional. Saat ini, tingkat produksi migas domestik dan internasional Pertamina tercatat mencapai 862 MBOEPD.
Pertamina juga telah melakukan survei seismik 2D seluas 31.153 km2 atau menjadi yang terbesar di Asia Pasifik dan Australia dalam 10 tahun terakhir ini, sebagai upaya menemukan giant discovery migas di Indonesia. Tahun ini, Pertamina juga mendapat tambahan contingent resources migas baru sebesar 133 MMBOE dari pengeboran sumur eksplorasi Wolai-2 dan Akasia Prima-1 serta reassessment lapangan yang sudah ada.
Selain itu, Pertamina juga menambah kapasitas tangki timbun BBM dan Avtur sebesar 148 ribu KL di wilayah Indonesia timur. Selanjutnya, Proyek Langit Biru Cilacap beroperasi sejak Juli 2019, sehingga berhasil menurunkan impor Pertamax sebanyak 668.000 barel per bulan (setara USD 700 juta/tahun).
Kelima, adalah menjamin akses energi dan memprioritaskan pelayanan prima. Pertamina memastikan produk BBM dan gas dapat dinikmati rakyat Indonesia dengan pelayanan berkualitas. Dimulai dari pengelolaan stok nasional yang baik didukung pemanfaatan time to buy yang tepat dan efisien. Kemudian, memastikan rantai suplai berjalan lancar yang didukung 270 unit tanker, termasuk 2 unit kapal VLCC 300.000 DWT baru untuk mengangkut minyak mentah, 118 depot dan 7.000 mobil tangki.
Saat ini, Pertamina melakukan distribusi energi melalui lebih dari 7.000 SPBU dan 188 ribu pangkalan LPG. Untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan kemandirian desa, saat ini sebanyak 2.192 unit Pertashop telah beroperasi.