Jelang Pilkada, SMRC: Umumnya Warga Kurang Ketat Jalankan Prokes

Minggu, 06 Desember 2020 - 18:57 WIB
loading...
Jelang Pilkada, SMRC:...
Dari hasil survei yang dilakukan SMRC jelang pilkada serentak 2020, terlihat masih banyak masyarakat yang tak ketat dalam menjalankan protokol kesehatan. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Dari hasil survei yang dilakukan SMRC jelang pilkada serentak 2020, terlihat masih banyak masyarakat yang tak ketat dalam menjalankan protokol kesehatan ( Prokes ). Direktur Riset SMRC Deni Irvani menyebut bahwa riset terkait perilaku warga dalam menjalankan protokol kesehatan dilakukan sudah berkali-kali.

(Baca juga: Jokowi Tunjuk Menko PMK Jadi Plt Mensos)

Dimana riset terakhir dilakukan pada periode 4 sampai 7 November. Pada periode itu menunjukan bahwa mayoritas warga masih sering melakukan kegiatan kerumunan yang dihadiri lebih dari 5 orang.

(Baca juga: DPR Ingatkan Kesuksesan Pilkada Bergantung Penerapan Protokol Corona)

Sekitar 26% warga menyatakan berada di kerumunan setiap hari, 42% beberapa hari dalam seminggu, dan 14% sekali seminggu. Hanya sekitar 18% yang menyatakan tidak pernah berada di kerumunan.

"Kenyataannya jauh dari ideal. Warga yang berada di kerumunan itu jumlahnya mayoritas. Yang mengatakan setiap hari atau beberapa hari dalam seminggu berada di kerumunan kalau dijumlahkan mencapai 68%,” katanya katanya saat merilis hasil survei SMRC, Minggu (6/12/2020).

Kemudian warga juga umumnya masih bekerja di di luar rumah. Dalam survei pada 4 sampai 7 November 2020, sekitar 42% warga menyatakan keluar rumah untuk bekerja setiap hari, 22% beberapa hari dalam seminggu, dan 7% sekali seminggu. Hanya sekitar 28% yang menyatakan tidak pernah keluar rumah untuk bekerja.

Tidak hanya itu, umumnya warga juga masih melakukan ibadah di luar rumah. Dia menyebut sekitar 25% warga menyatakan keluar rumah untuk beribadah setiap hari, 35% beberapa hari dalam seminggu, dan 22% sekali seminggu. Lalu hanya 18% yang menyatakan tidak pernah keluar rumah untuk beribadah.

"Jadi mayoritas warga berada di kerumunan, bekerja di luar rumah, dan beribadah di luar rumah," ungkapnya.

Lebih lanjut terkait kepatuhan mengenakan masker, Deni menyebut juga belum maksimal. Dimana hanya separuh warga yang selalu menggunakan masker jika keluar rumah. Dalam survei pada 4 sampai 7 November sekitar 47% warga menyatakan selalu mengenakan masker jika keluar rumah, 40% sering mengenakan, 11% jarang, dan 1% tidak pernah.

Lalu warga yang selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir juga tidak dominan. Dimana hanya sekitar 43% warga menyatakan selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, 48% sering, 9% jarang.

Hal serupa juga terlihat dari kepatuhan dalam menjaga jarak, Di mana hanya 35% warga menyatakan selalu menjaga jarak fisik dengan orang lain dalam pergaulan sehari-hari atau di tempat kerja. Sementara 44% sering menjaga jarak, 18% jarang, dan 3% tidak pernah.

"Jadi warga pada umumnya kurang ketat atau tidak peduli dengan protokol kesehatan," ungkapnya.

Menurutnya ketidakpatuhan warga ini dan didorong adanya momen pilkada berpotensi menaikan kasus positif covid. Deni pun menekankan pentingnya penegakan hukum bagi pelanggar protokol kesehatan.

"Karena itu penegakan hukum bagi protokol kesehatan harus lebih kencang dari berbagai stakeholder pilkada terutama KPU, Bawaslu, dan pemerintah daerah," pungkasnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1048 seconds (0.1#10.140)