Dalam Expo ini, sekitar 1.500 perusahaan dalam dan luar negeri turut berpartisipasi. Terdapat pula 5.400 stand di Nanning, Guangxi Zhuang, China Selatan pada expo yang digelar di area seluas 104.000 meter persegi ini. Perdana Menteri Kamboja, Samdech Techo Hun Sen dalam video pada upacara pembukaan mengatakan China adalah salah satu negara yang berada di garda terdepan dalam pengembangan, investasi, dan pemanfaatan teknologi digital di dunia.
"Dalam hal ini, peningkatan kerja sama di bidang teknologi digital, di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalan, akan menjadi agenda penting di masa depan," ungkapnya dilansir dari Xinhua News, Kamis (3/12/2020).
Kegiatan ini lebih difokuskan pada kerja sama ekonomi digital yang berkembang pesat serta implementasi pakta perdagangan besar yang ditandatangani baru-baru ini dengan tujuan untuk memperdalam kerja sama di bidang perdagangan, ekonomi digital, iptek, kesehatan, dan bidang lainnya. Expo ini juga menjadi tuan rumah bagi 11 forum tingkat tinggi dan lebih dari 160 kegiatan promosi ekonomi dan perdagangan.
Baca Juga:
Sementara itu, Presiden China, Xi Jinping menyerukan penumbuhan komunitas yang lebih dekat dengan masa depan bersama bagi China dan ASEAN saat menyampaikan pidatonya melalui video pada upacara pembukaan.

Menurut Sekretaris Jenderal ASEAN, Lim Jock Hoi, ekonomi digital ASEAN diperkirakan akan meningkat sebesar 1,3 persen dari PDB kelompok tersebut pada tahun 2015 menjadi 8,5 persen pada tahun 2025. Ia juga menyebut China memimpin pengembangan infrastruktur digital dan merupakan mitra penting bagi ASEAN dalam mempromosikan ekonomi digital di wilayah tersebut.
Expo tahun ini juga menyoroti Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP), pakta perdagangan terbesar di dunia yang ditandatangani pada awal bulan ini oleh 15 negara Asia-Pasifik, termasuk 10 negara anggota ASEAN dan China. Ini disebut menjadi langkah besar untuk integrasi ekonomi regional, multilateralisme, dan perdagangan bebas.