Tumbuh Bersama Negara ASEAN
loading...
A
A
A
Candra Fajri Ananda
Staf Khusus Menteri Keuangan RI
BARU saja telah berakhir, pertemuan The 10th ASEAN Finance Minister and Central Bank Governor Meeting (AFMGM) di Jakarta dengan tujuan mendorong seluruh anggota untuk berperan lebih untuk mewujudkan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dunia. Di bawah keketuaan Indonesia, ASEAN harus mampu merumuskan kebijakan dan strategi bersama untuk mampu menjawab tantangan serta membangun fundamental yang kuat untuk pembangunan yang berjangka panjang.
Jika kita melihat ke belakang, sejarah mencatat bahwa Assosiation of Southeast Asian Nations (ASEAN) dibentuk berdasarkan Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967 yang ditandatangani lima negara pendiri yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand (ASEAN 5).
Pembentukan perhimpunan ini pada hakikatnya merupakan suatu pernyataan politik untuk mengukuhkan kemerdekaan masing-masing negara anggota dari kepentingan super power, sekaligus melegitimasi kedaulatan negara-negara anggota dalam upaya mewujudkan stabilitas di wilayah Asia Tenggara. Stabilitas tersebut dapat diwujudkan melalui kerjasama ekonomi dan sosial budaya serta memajukan perdamaian tingkat regional.
Pada perkembangannya, peran ASEAN terus menunjukkan peningkatan besar, baik di kawasan maupun di luar kawasan. Capaian utama ASEAN adalah pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di kawasan selama lebih dari empat dekade.
Berawal dari hanya 5 anggota, kiniASEAN telah beranggotakan 10 negara dengan anggota Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja. Pada akhir KTT ASEAN 2022, Timor Leste disepakati secara prinsip menjadi anggota ASEAN kesebelas.
Peran Strategis ASEAN di Tingkat Global
Sejak ratusan tahun silam, Asia Tenggara telah menjadi kawasan perdagangan yang ramai karena posisi Asia Tenggara yang sangat strategis, terletak di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Banyak pelabuhan-pelabuhan besar berdiri dan menjadi tempat singgah para pedagang dari berbagai wilayah. Artinya, Asia Tenggara telah memiliki peran penting dalam perdagangan global sejak dahulu kala.
Pun kini, kawasan Asia Tenggara masih menjadi destinasi investasi dan wisata. Kekayaan sumber daya alam, potensi industri pariwisata, dan jumlah penduduk yang besar menjadi beberapa daya tariknya. Pada beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi negara-negara kawasan Asia Tenggara juga cukup baik.
Indonesia meyakini bahwa Asia Tenggara masih relevan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Keyakinan itu ditunjukkan Indonesia selaku pemegang Keketuaan ASEAN tahun 2023 dengan memilih tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth.
Kawasan ASEAN mempunyai modal cukup mumpuni untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Tingkat perdagangan ASEAN dengan negara-negara mitra hingga saat ini pun bertumbuh signifikan, mencapai 34% dalam dekade terakhir.
Staf Khusus Menteri Keuangan RI
BARU saja telah berakhir, pertemuan The 10th ASEAN Finance Minister and Central Bank Governor Meeting (AFMGM) di Jakarta dengan tujuan mendorong seluruh anggota untuk berperan lebih untuk mewujudkan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dunia. Di bawah keketuaan Indonesia, ASEAN harus mampu merumuskan kebijakan dan strategi bersama untuk mampu menjawab tantangan serta membangun fundamental yang kuat untuk pembangunan yang berjangka panjang.
Jika kita melihat ke belakang, sejarah mencatat bahwa Assosiation of Southeast Asian Nations (ASEAN) dibentuk berdasarkan Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967 yang ditandatangani lima negara pendiri yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand (ASEAN 5).
Pembentukan perhimpunan ini pada hakikatnya merupakan suatu pernyataan politik untuk mengukuhkan kemerdekaan masing-masing negara anggota dari kepentingan super power, sekaligus melegitimasi kedaulatan negara-negara anggota dalam upaya mewujudkan stabilitas di wilayah Asia Tenggara. Stabilitas tersebut dapat diwujudkan melalui kerjasama ekonomi dan sosial budaya serta memajukan perdamaian tingkat regional.
Pada perkembangannya, peran ASEAN terus menunjukkan peningkatan besar, baik di kawasan maupun di luar kawasan. Capaian utama ASEAN adalah pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di kawasan selama lebih dari empat dekade.
Berawal dari hanya 5 anggota, kiniASEAN telah beranggotakan 10 negara dengan anggota Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja. Pada akhir KTT ASEAN 2022, Timor Leste disepakati secara prinsip menjadi anggota ASEAN kesebelas.
Peran Strategis ASEAN di Tingkat Global
Sejak ratusan tahun silam, Asia Tenggara telah menjadi kawasan perdagangan yang ramai karena posisi Asia Tenggara yang sangat strategis, terletak di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Banyak pelabuhan-pelabuhan besar berdiri dan menjadi tempat singgah para pedagang dari berbagai wilayah. Artinya, Asia Tenggara telah memiliki peran penting dalam perdagangan global sejak dahulu kala.
Pun kini, kawasan Asia Tenggara masih menjadi destinasi investasi dan wisata. Kekayaan sumber daya alam, potensi industri pariwisata, dan jumlah penduduk yang besar menjadi beberapa daya tariknya. Pada beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi negara-negara kawasan Asia Tenggara juga cukup baik.
Indonesia meyakini bahwa Asia Tenggara masih relevan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Keyakinan itu ditunjukkan Indonesia selaku pemegang Keketuaan ASEAN tahun 2023 dengan memilih tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth.
Kawasan ASEAN mempunyai modal cukup mumpuni untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Tingkat perdagangan ASEAN dengan negara-negara mitra hingga saat ini pun bertumbuh signifikan, mencapai 34% dalam dekade terakhir.