Habib Rizieq Dikejar-kejar Tes Swab, Rocky Gerung: Karena Bawa Virus Oposisi

Jum'at, 04 Desember 2020 - 06:17 WIB
loading...
Habib Rizieq Dikejar-kejar Tes Swab, Rocky Gerung: Karena Bawa Virus Oposisi
Rocky Gerung menyebut sikap pemerintah yang mengejar-kejar Habib Rizieq Shihab untuk tes swab bukan karena membawa Covid-19 tetapi karena membawa virus oposisi. Foto/youtube
A A A
JAKARTA - Pemerintah terlihat antusias mengejar Habib Rizieq Shihab sejak kepulangannya dari Arab Saudi. Dari tuduhan pelanggaran protokol kesehatan, pelanggaran pemasangan baliho, hingga upaya untuk membuka lagi kasus-kasus lamanya.

Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) tersebut juga di-uber-uber soal tes swab. Pemerintah berdalih ingin memastikan kondisi Habib Rizieq, terlebih ada kabar dia positif Covid-19. Sampai-sampai rumah sakit tempat Habib Rizieq dirawat dilaporkan pidana ke polisi.

(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)

Hal ini menjadi pertanyaan banyak orang. Pertama, karena ada hal yang lebih mendesak untuk ditangani pemerintah seperti gerakan separatis di Papua. Kedua, sejumlah menteri di kabinet Jokowi sendiri diduga juga menyembunyikan fakta alias tidak berterus terang telah terinfeksi Covid-19.

”Mungkin karena orang curiga Habib Rizieq itu pembawa virus oposisi. Jadi yang diuber itu virus oposisinya, bukan virus Covid-nya,” ujar aktivis dan pengamat politik Rocky Gerung dalam video di akun youtube Rocky Gerung Official, Kamis (31/12/2020) malam.

(Baca: Soal Edhy Prabowo, Rocky Gerung: Gerindra Kehilangan Momentum)

Pernyataan Rocky ini menjawab pertanyaan Hersuberno Arif soal sikap pemerintah terhadap Habib Rizieq, sementara di saat yang sama ada kabar sejumlah menteri juga tidak berterus terang telah terinfeksi Covid-19.

Menurut Rocky, kalau benar informasi yang menyebutkan ada sembilan menteri yang positif Covid-19, maka sebenarnya pemerintahan lumpuh. Sebab sesuai protokol setiap orang yang positif wajib dikarantina selama dua pekan.

”Kan nggak pernah diumumkan bahwa ada Sembilan menteri yang mengkarantina diri. Walaupun itu karantina mandiri tapi mesti diumumkan karena menyangkut efektivitas kabinet,” ujar Rocky.

Mantan dosen pengajar filsafat Universitas Indonesia itu mengatakan, pengumuman tersebut penting lantaran pemerintah adalah produsen kebijakan publik. Bagaimana bisa dilakukan efektif kalau sembilan menteri sedang karantina. ”Kan tidak cukup hanya Pak Luhut yang menggantikan at interim sembilan menteri tersebut,” kata Rocky.

(Baca: Rocky Gerung: TNI Bisa Bantu Turunkan Baliho kalau Satpol PP Nggak Bisa Manjat)

Tetapi Rocky berpendapat pemerintah menganggap situasi akan lebih berbahaya bila Habib Rizieq terkena Covid-19 ketimbang kondisi kabinet. Kenapa? Menurut Rocky karena yang akan menggantikan Habib Rizieq bukan satu melainkan banyak orang.

”Yang akan menggantikan Habib Rizieq ribuan orang, itu yang dikhawatirkan sebetulnya. Jadi, Covid ini seperti drakor juga, drama yang dikoordinasikan istana,” ujar dia.
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1495 seconds (0.1#10.140)