Indonesia Membutuhkan Generasi Muda yang Berideologi Pancasila dan Berjiwa Kesatria

Rabu, 02 Desember 2020 - 09:11 WIB
loading...
Indonesia Membutuhkan...
Mukti Arja Berlian. FOTO/DOK.PRIBADI
A A A
Mukti Arja Berlian
Pengamat Politik

"PERJUANGANKU lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri". (Ir Soekarno, Presiden RI ke I)

Generasi Muda adalah generasi penerus bangsa, sebagai agent of change atau agen perubahan. Artinya bahwa pemuda sebenarnya memiliki peranan untuk menjadi pusat dari kemajuan bangsa itu sendiri.

Sedih melihat kondisi negara yang kita cintai ini menjadi carut-marut. Permasalahan radikalisme merajalela, keterlibatan mantan pemimpin negara di dalam dunia politik bahkan sampai terjadi anarkis. Kalau ingin bermain politik, bermainlah politik yang santun dan tidak menghalalkan segala cara, karena ini merusak karakter generasi muda anak bangsa. Merusak karakter generasi muda anak bangsa berarti sama dengan merusak bangsanya sendiri, merusak kehidupan yang akan datang, dan negara ini akan hancur dan hilang dihempas kebodohan kita sendiri.

Bersikap santun itu sudah menjadi bagian dari ciri khas/(trade mark) kehidupan bangsa Indonesia. Ini sudah mendunia, bahkan negara lain selalu mengatakan Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan mempunyai masyarakat yang ramah dan bersahabat. Sikap inilah yang harus terus kita tanamkan ke anak cucu kita, jangan justru kita ingin seperti negara asing/lain, sehingga kita mengubah budaya khas Indonesia dengan budaya asing yang tidak sesuai karakter masyarakat Indonesia. Jangan jadikan Negara kita negara Arab, negara China, negara India dst. Karena Indonesia adalah negara yang besar, negara yang mempunyai karakter dan budaya yang hebat dari pada negara lain.

Dan saat ini generasi muda kita diberi contoh yang tidak baik dan tidak sesuai dengan karakter anak bangsa. Yang selama ini kita anggap sebagai negarawan yang menjadi panutan generasi muda kita saat ini. Sosok mantan pimpinan negara dan pengusaha serta menjadi ketua umum salah satu misi Kemanusiaan Dunia saat ini termonitor atau ditengarai ikut terlibat dalam politik sampai ke ranah radikalisme. Inilah yang harus kita waspada dan pandai dalam menyikapi hal-hal yang menyebabkan pecahnya persatuan dan kesatuan bangsa.

Awalnya semua masyarakat tidak mencurigai kiprahnya yang tampak seorang yang bisa menjadi contoh dan tauladan. Dalam masa setelah selesai menjabat ternyata ada kepentingan untuk melawan pemerintahan saat ini.

Mungkin kasus seperti ini wajar, apalagi di dunia politik yang semua harus terwujud untuk golongannya. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut bukan berarti menghalalkan dengan segala cara, bahkan menggadaikan martabat dan ideologi yang berdampak ke generasi berikutnya/orang lain.

Generasi muda itu generasi yang ke depan menjadi bukti otentik suatu bangsa itu bermartabat atau tidak, menjadi bukti sejarah yang tidak akan bisa tergantikan oleh apapun. Karena menciptakan generasi muda merupakan pekerjaan yang tidak mudah, bahkan membutuhkan effort yang sangat besar.

Karakter generasi muda di suatu negara saat ini merupakan wujud dari kondisi negara. Suatu negara yang maju secara tidak langsung selalu memperhatikan generasi mudanya. Dengan cara memperhatikan pola didik dan pola asuh terhadap generasi muda tersebut. Bahkan pemerintahan saat ini memprioritaskan pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berlandaskan Pancasila. Semua dilakukan agar muncul penguatan Pancasila di tengah masyarakat.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Ketika Gen Z Memilih...
Ketika Gen Z Memilih Kabur Aja Dulu
Anggota MPR Ida Fauziyah...
Anggota MPR Ida Fauziyah Ajak Masyarakat Amalkan Nilai-nilai Pancasila
Pengamalan Pancasila...
Pengamalan Pancasila Sejalan dengan Semangat Bulan Ramadan
Kongres: Jembatan Hati...
Kongres: Jembatan Hati Kader Muslimat
Remang-remang Danantara
Remang-remang Danantara
Megawati Temui Pangeran...
Megawati Temui Pangeran Khaled, PDIP Gagas Pancasila Summit di UEA
Klaim Asuransi dari...
Klaim Asuransi dari Langit
HTI dalam Bayang-Bayang...
HTI dalam Bayang-Bayang Hukum
MNEK 2025: Diplomasi...
MNEK 2025: Diplomasi Maritim, Soft Power, dan Stabilitas Kawasan
Rekomendasi
MNC Sekuritas dan Sucor...
MNC Sekuritas dan Sucor Asset Management Gelar Edukasi Pasar Modal Syariah di UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon
Ini 5 Fakultas/Sekolah...
Ini 5 Fakultas/Sekolah ITB dengan Keketatan Tertinggi pada SNBT 2025, Tertarik?
Bacaan Zikir Wanita...
Bacaan Zikir Wanita Haid di Bulan Ramadan
Berita Terkini
Eksepsi Ditolak, Tom...
Eksepsi Ditolak, Tom Lembong: Kami Hormati Putusan Majelis Hakim
11 menit yang lalu
Presiden Bakal Umumkan...
Presiden Bakal Umumkan Tunjangan Guru ASN Langsung ke Rekening
1 jam yang lalu
Menkomdigi Sebut Status...
Menkomdigi Sebut Status Seskab Berlandaskan Kewenangan Konstitusional
2 jam yang lalu
Ahok Penuhi Panggilan...
Ahok Penuhi Panggilan Kejagung: Apa yang Saya Tahu Akan Saya Sampaikan!
2 jam yang lalu
Daftar Lengkap 10 Kapolda...
Daftar Lengkap 10 Kapolda Baru pada Mutasi Polri Maret 2025, Ini Nama-namanya
3 jam yang lalu
Mutasi Polri Maret 2025:...
Mutasi Polri Maret 2025: Irjen Rusdi Hartono Jabat Kapolda Sulsel, Brigjen Mardiyono Kapolda Bengkulu
3 jam yang lalu
Infografis
Pemain Termahal di Asia...
Pemain Termahal di Asia Tenggara 2025, Indonesia Mendominasi
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved