Pembantaian di Sigi, BPIP Sebut Terorisme Ingkari Nilai Ketuhanan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Teror pembakaran rumah ibadah dan tindak kekerasan hingga pembunuhan keji terhadap satu keluarga di Kabupaten Sigi , Sulawesi Tengah, Jumat, 27 November lalu, memantik kecaman banyak orang termasuk dari pemerintah.
Selain mengecam kejadian tersebut, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mendorong aparat kepolisian maupun TNI untuk mengusut tuntas pelaku yang diduga adalah kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.
"Terorisme tidak bisa dibiarkan berkembang di Bumi Indonesia karena terorisme mengancam keutuhan hidup berbangsa dan bernegara," tegas Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo kepada SINDOnews, Senin (30/11/2020). ( )
Pria yang akrab disapa Romo Benny itu juga menyatakan bahwa ideologi terorisme bertentangan nilai Ketuhanan seperti halnya yang diajarkan dalam setiap agama dan tertuang dalam Pancasila. Menurutnya, terorisme menghancurkan wajah Tuhan karena perilaku teroisme melukai wajah kemanusiaan dan mengingkari nilai Ketuhanan.
"Ideologi terorisme adalah kultur kematian karena para terorisme dalam cara berpikir, bertindak, dan berelasi, tidak lagi memiliki rasa kemanusiaan. Mereka hanya menggunakan nalar kematian," ujarnya.
Lantaran itu, ia mengajak semua elemen bangsa untuk menjadikan insiden tersebut sebagai momentum untuk bersatu padu dalam visi memutus tali kekerasan dan menghentikan ideologi terorisme. ( )
"Dibutuhkan visi bersama para elit politik, agamawan, tokoh masyarakat, dan publik untuk bersama satu visi untuk mengatasinya dan memperkecil ruang gerak untuk menyebarkan luaskan ideologi terorisme," kata Benny.
Selain mengecam kejadian tersebut, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mendorong aparat kepolisian maupun TNI untuk mengusut tuntas pelaku yang diduga adalah kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.
"Terorisme tidak bisa dibiarkan berkembang di Bumi Indonesia karena terorisme mengancam keutuhan hidup berbangsa dan bernegara," tegas Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo kepada SINDOnews, Senin (30/11/2020). ( )
Pria yang akrab disapa Romo Benny itu juga menyatakan bahwa ideologi terorisme bertentangan nilai Ketuhanan seperti halnya yang diajarkan dalam setiap agama dan tertuang dalam Pancasila. Menurutnya, terorisme menghancurkan wajah Tuhan karena perilaku teroisme melukai wajah kemanusiaan dan mengingkari nilai Ketuhanan.
"Ideologi terorisme adalah kultur kematian karena para terorisme dalam cara berpikir, bertindak, dan berelasi, tidak lagi memiliki rasa kemanusiaan. Mereka hanya menggunakan nalar kematian," ujarnya.
Lantaran itu, ia mengajak semua elemen bangsa untuk menjadikan insiden tersebut sebagai momentum untuk bersatu padu dalam visi memutus tali kekerasan dan menghentikan ideologi terorisme. ( )
"Dibutuhkan visi bersama para elit politik, agamawan, tokoh masyarakat, dan publik untuk bersama satu visi untuk mengatasinya dan memperkecil ruang gerak untuk menyebarkan luaskan ideologi terorisme," kata Benny.
(abd)